-Sembilanbelas-

81 16 0
                                    

Sebenarnya ada Banyak hal sederhana yang Patut kita syukuri.
Apalagi Kak verrald suka sama verina, udah sujud Syukur banget deh. Hehe..

~verina rinzelly~
__________________

🎧One time -justin bieber-

HAPPY BIRTHDAY..

eh..

HAPPY READING
💜💜💜

"Bibi!! Ohh bibi.." verina baru saja kembali ke rumahnya, ia menelusuri setiap ruangan mencari pembantu yang sudah ia anggap ibu bahkan temannya sekaligus.

Verina mondar mandir sambil menyeret kopernya. "Bibi.. ohh bibii.. verina yang paling cantik sejagat donat udah pulang nihh, masa nggak di sambut sihh?"suara cempreng verina berhasil menembus seluruh ruangan.

Orang yang di cari akhirnya menampakan diri. Verina berlari antusias ke arah bi werry. "Aaa bibi..!" Verina memeluk erat sambil menyubit gemas pipi wanita paruh baya itu. "Astaga bibi makin tua makin gemess deh..."

"Ohh yaiyalah.. orang bibi ini kan TUPIDA! Tua tapi awet muda." Bi werry makin membanggakan dirinya sendiri. Verina memutar bola matanya malas. "Ohiya verina lupa, tos dulu dong." Verina dan bi werry melakukan tos yang sering mereka lakukan sejak verina kecil. Hal itu sudah menjadi kebiasaan saat mereka sedang akur seperti saat ini.

"Bibii verina kangen bangett.." verina kembali memeluk wanita itu. "Kangen bibi apa kangen masakannya hayo?" Tebak bi werry berhasil membuat verina menyengir lebar. "Kalo itu sih, Dua-duanya deh.. hihi."

Verina kembali melonggarkan lingkarannya. "Verina mau mandi dulu deh bi. Terus abis ini kita main game papji yah."

"Oh of course." Jawab bi werry se-selow mungkin.

"Bibi mah kebiasaan, jiwa ke anak mudanya kelewatan." Verina terkekeh geli lalu kembali ke kamarnya.

***

Langit akhirnya gelap, verina dan bi werry berada di ruang tengah sambil duduk di sofa depan TV keluarga. Keduanya nampak kompak dengan gaya mereka masing masing. Verina saat ini yang memakai piama dan rambut yang di kepang oleh bi werry. Dan bi werry yang memakai kacamata gaya.

Mereka menatap serius benda pipih yang terlentang horizontal karna sedang bermain game online.

"Bi ayo bii.. tinggal 5 musuh lagi." Semangat verina saat bermain duo antara ia dan bi werry. Tapi sayang, keduanya nyaris tertembak dan gagal meraih chiken dinner.

"Yahh.." hela verina kecewa ketika gamenya kembali ke loby. ia menyederkan punggungnya. "Gajadi chiken dinner dehh." Verina cemberut.

"Iya nih," tambah bibi tak semangat. "Eh tapi," ia kembali mengingat sesuatu agar verina tidak sedih lagi. "Siapa bilang nggak jadi chiken dinner?" Bi werry melipat kedua tangannya di atas dada lalu mengubah posisi kacamatanya berada di atas kepala. "Yuk kita chiken dinner.. bibi tadi udah masak ayam goreng yang banyak loh."

Verina menoleh antusias. "Bener juga ya, hayukk!"

Beberapa selang menit kemudian, seorang pria paruh baya berkacamata baru saja sampai dengan menenteng tas laptopnya. "Putri ayah udah pulang nih?" Verina menoleh ke arah suara sontak membulatkan matanya sempurna. Verina beranjak dari sofa. "Ayah?" Ia berlari ke arah devan dan memeluk pria itu erat. "Ayahh baru pulang verina kangen bangett.." devan terkekeh geli melihat tingkah putri semata wayangnya yang masih saja keanak-anakan.

LogaritmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang