HIDUP ADALAH GAMBARAN KEINDAHAN
Senja menggambarkan setiap keindahan di atas Langit, dan Sore adalah waktu di mana Senja mampu melakukannya. Sore adalah alasan Senja di Langit, seperti halnya sekarang ini. Langit Angkasa Wijaya adalah satu-satunya alasan kebahagiaan seorang Soreina Indriani, hanya saja kehadirannya tertutup oleh Senja Indah Puspita.
"Kamu sedang apa Re?" Senja menepuk pundak Sore yang sedang termenung memandangi langit.
"Tidak Senja, aku hanya merindukan langit." #Ups, keceplosan
"Cie yang lagi rindu Langit" Canda Senja kala itu.
"Iih, apa sih kamu Nja? Aku tuh engga rindu Langit yang itu, huh.. aku rindu langit berbintang"
"Senja merangkul Sore dan berkata Aku tahu semuanya Sore" dengan muka heran Sore menatap Senja.
"Kamu tahu apa? Jangan sok tahu deh"
"Aku tahu tatapanmu, aku tahu semua yang kamu rasa"
"Sejak kapan kamu jadi peramal? Kaya Dilan saja. Hehe" Mereka tertawa bersama.
Memang benar adanya, bahwa Senja tahu Sore itu mencintai Langit. Hanya saja Sore bukan tipe orang yang terbuka dengan perasaannya, Senja bukan tidak suka dengan Langit karena Sore, tapi memang cintanya hanya untuk Allah semata.
"Jangan tutupi perasaanmu lagi padaku, Re" Ujar Senja sambil menatap langit gelap.
"Sejak kapan perasaanku punya pintu, Nja?" Sore selalu bercanda, karena baginya hidup tanpa tawa itu rasanya hampa.
"Kamu mencintai Langit sejak dulu, kenapa kamu harus menahannya?" Senja to the point.
"Hehehe.. ngomong apa sih kamu ini?" Sore tetap mengelak.
Beberapa menit kemudian didalam keheningan malam,
"Nja, maafin aku yang sering tidak jujur sama kamu sebagai sahabat". Sore mulai memecah keheningan.
"Aku tidak pernah bisa marah Re, kamu tahu kan marah itu adalah sumber penyebab setiap masalah didalam hidup kita?"
"Aku tahu Senja, tapi...."
"Tapi apa? Kamu sahabatku, kamu salah satu orang yang aku sayang".
"Terima kasih Senja, berkat kamu dan Bunda aku bisa ada di sini untuk belajar banyak hal"
'Kamu benar, aku mencintai Langit". Kejujuran adalah kunci utama dalam hubungan, kata ini bukan hanya berlaku pada hubungan pacaran, tapi setiap hubungan apapun didalam kehidupan termasuk persahabatan.
"Melihat tatapanmu kepadanya sebuah keindahan cinta yang luar biasa Re, kamu mampu menutupinya dengan rapi. Bahkan saat Langit melakukan tatapan yang sama padaku, kamu tetap pada satu pandangan" Ternyata Senja sudah tahu bahwa Langit pun mencintainya.
"Jadi kamu tahu kalau Langit mencintaimu?" Sore kaget dan menatap Senja dengan penuh rasa penasaran.
"Apa sih yang aku ngga tahu? Kan aku peramal. Hehehe". Senja tertawa berusaha membuat Sore kembali relax.
"Ssenjaaa.... beneran ih"
"Iya aku tahu semuanya, dan aku pun sudah tahu kamu mengerti akan penyakitku
"Hah? Kamu sakit?"
"Ngga usah akting gitu deh, kamu tuh bukan Diana pungki Hehehe".
"Siapa Diana pungki?" Sore merasa heran, ke arah mana sebenarnya pembicaraan ini.
"Itu yang jadi pemeran jini oh jini, masa ngga tahu sih? Payah kamu".
Senja tertawa dan mencoba melawak, padahal itu tidak lucu dan Sore tahu saat Senja melakukannya maka ia ingin menutupi kesedihan dan kesakitannya. Sore terus memandang Senja yang sedang tertawa, hingga akhirnya Senja menangis.
"Kamu kenapa Nja?"
"Aku ngga kenapa-kenapa kok" Sambil mencoba menghapus air matanya. Senja dipeluk oleh Sore malam itu.
"Maafin aku Senja, aku tahu bagaimana selama ini kamu menghadapi cobaan ini sendiri"
"Sore, aku takut. Bukan aku takut meninggal, tapi ketakutanku adalah ketika nantinya waktu ku tiba maka aku belum siap dengan semuanya".
"Kamu bakalan sembuh Nja, kamu bisa terus sekolah dan bisa lulus lalu menikah dengan orang yang kamu cinta".
"Aku belum sanggup mencintai seseorang Re" Senja terus menangis dipelukan Sore.
Senja menyadari bahwa Imunnya sudah tidak stabil, setiap itu terjadi maka Senja akan down dan berpikir Kenapa aku tidak sama dengan orang lain? Sempat pada awal-awal masuk sekolah, Bunda ingin Senja di rumah jangan melakukan aktivitas yang berat, biarlah ia mendapatkan ijazah paket karena kondisinya.
Tapi Senja meyakinkan Bunda bahwa ia bisa, Bunda percaya bahwa Senja itu bisa lebih kuat dari pengidap lupus lainnya. Tetap hidup dan bersama orang-orang yang kita sayang adalah sebuah anugerah, hidup adalah sebuah gambaran bagaimana kita ditakdirkan untuk jadi apa dan berbuat seperti apa nantinya.
"Gimana kesan pertama masuk sekolah Re?" Tanya Senja.
"Ya, senang rasanya bisa bersekolah sama kamu Senja"
"Eh tahu ngga?"
"Enggak, Hehe" Sore memotong omongan Senja.
"Ih bentar dulu, kamu tahu si Abi tadi kan? Dia suka tahu sama aku"
"Oh si Abimayu? Terus kamu suka ngga sama dia? Lagian kamu tahu dari mana dia suka sama kamu? Ih kepedean ya kamu. Huh". Sore meledek Senja dan mereka tertawa dan saling memeluk satu sama lain.
Senja ingin sekali bisa bilang bahwa dia menyukai dan mencintai seseorang, namun hati itu harus dijaga dengan baik. Tidak mudah jatuh cinta dan menaruh perasaan kepada manusia, karena saat kita berharap kepada manusia jangan heran akan timbul kekecewaan.
"Senja, kamu nggak boleh takut jatuh cinta ya? Aku percaya kelak akan ada yang mencintaimu dan menerima segala kekuranganmu". Ujar Sore memberikan semangat.
"Iya Sore sayang, lagian kan kita masih sekolah. Ngga usah ngomongin jodoh ya? Hehe".
Sering sekali anak sekolah bahkan ditingkat sekolah dasar yang sudah pacaran dan saling memanggil mamah dan papah, Senja sangat heran dengan peristiwa itu. Senja meledek Sore yang dulu juga berlaku demikian saat sedang bermain bersama Langit, Bermain rumah-rumahan lalu Langit dan Sore menjadi ayah dan ibu, karena tubuh Senja yang munggil ia berperan sebagai anaknya. Lucunya masa kecil jika kita kembali mengingatnya, masa-masa di mana semuanya terasa wajar.
"Hidup itu indah ya Nja". Tiba-tiba Sore melow dan menatap bintang yang mulai bermunculan di langit.
"Hidup itu adalah gambaran keindahan yang Allah ciptakan Re, indah atau buruknya kehidupan itu dari bagaimana cara kita memandang dan menjalaninya".
"Jiiiahh, Senja mulai puitis nih. Kalau sudah begini, berat deh."
"Ih apaan sih kamu ini". Senja menyandarkan kepalanya ke bahu Sore. Mereka saling menatap ke atas Langit yang indah malam itu.
#Terima kasih sudah membaca... semoga suka, jangan lupa komen dan votenya ya? hehe..
KAMU SEDANG MEMBACA
SENJA DI LANGIT SORE
RomanceKetika persahabatan menimbulkan rasa nyaman, lalu menjadikannya tumbuh menjadi rasa yang di namakan cinta. Diantara 3 manusia yang tercipta berbeda, dengan nasib yang sama. Kisah dari Senja Indah Puspita, Langit Angkasa Wijaya dan Soreina Indriani...