[6] Second Time

1.3K 197 3
                                    

Mimpi buruk ini adalah hadiah paling indah dalam hidupku.

___________________

Cahaya remang-remang rembulan menyinari suatu bangunan yang awalnya merupakan perguruan bela diri, kini menjadi rusak. Rumput-rumput liar tumbuh di sekitarnya, menambah kesan yang menunjukkan tempat itu sudah tidak lagi terawat. Dan, ya, kenyataannya memang begitu.

Seorang pemuda dengan surai red pinkish melangkah mendekati tempat itu, kemudian terdiam, terpaku saat dirinya berada tepat di depan pintu masuk dojo yang sudah rapuh dimakan usia tersebut.

Rasanya aku pernah tahu tempat ini. Kalau tidak salah, ini tempat tinggal ku saat masih menjadi manusia, atau, entahlah, semuanya berubah bersamaan dengan hilangnya ingatanku setelah menjadi Iblis.

Laki-laki itu mencoba menyentuh dinding bagian luarnya. Debu yang menempel begitu tebal, dan dia refleks membersihkan jari yang menjadi kotor.

"Ah, disana kau,"

Pemuda itu mengernyit heran saat mendengar suara seorang gadis di telinganya, kurang lebih dari kejauhan. Mungkin cuma imajinasi ku, batinnya, berusaha menghilangkan pikiran buruk, lagipula siapa yang mau datang ke tempat seperti ini?

Laki-laki itu kemudian memutuskan untuk tidak menggubris suara tersebut. Dia memandang dinding rapuh di hadapannya lagi. Tapi, suara itu kembali memanggilnya, "Akaza? Itu benar kau, bukan?"

Pemuda yang disebut Akaza itu kemudian menoleh, seolah suara itu sudah berhasil meyakinkan dirinya.

Asal suara itu adalah seorang gadis dengan surai perak kebiruan, netra sewarna darah, dan pakaian berupa hakama putih-merah. Dan gadis itu adalah ...

"Kau ... [Name]? Bagaimana bisa kau ada disini?"

Melihat Akaza yang nampak kebingungan, gadis yang disebut [Name] itu langsung mendekatinya dengan melangkah cepat, "Sekarang namaku Setsu. Kau bilang untuk mencari aku yang baru, kan?"

"Eh?" Akaza sedikit memiringkan kepala, menatap gadis itu agak kaget, "Kau benar-benar serius dengan itu?"

Setsu mendesah pelan seraya memalingkan wajah, "Aku pikir malah kau yang serius. Dan juga, kau harusnya tahu, aku ada disini bukan untuk masalah konyol seperti itu,"

Akaza menaikkan sebelah alis dan salah satu sudut bibirnya, dalam hatinya dia mungkin tertarik dengan perkataan Setsu, "Lalu? Untuk apa, dan mengapa?"

"Aku ingin meminta semua penjelasan darimu, tidak, setidaknya setelah pertarungan di antara kita,"

"Pertarungan? Itu yang kau inginkan?" Akaza menyeringai lebih lebar, "Sudah kuduga, kau memang menarik! Kau sangat pantas menjadi Iblis seperti itu, tidak ku sangka aku, dengan tanganku sendiri, bisa mengorek kemampuanmu yang luar biasa itu sebenarnya!"

"Dan apa yang kau lakukan itulah yang membuatku sangat membencimu," Setsu melayangkan tatapan sinis pada Akaza, yang malah membuat laki-laki itu menyeringai semakin lebar, "Aku pikir barusan kita tak membicarakan perasaanmu padaku, atau juga sebaliknya. Kita akan memulai pertarungan, bukan? Setsu, aku merasakan semangatmu yang membara. Apa ada lagi yang perlu kita bicarakan sebelum pertarungan?" seketika pandangan Akaza berubah dingin, "Katakan dan jelaskan secepat dan sejelas mungkin,"

Setsu menatap Akaza masih dengan tatapan dinginnya lamat-lamat, "Cuma ada satu hal. Aku harap kau bisa memahaminya dengan baik, bukan karena aku mengakui kecerdasan mu, tapi aku benci mengulang dua kali," ucapnya, memberi sedikit jeda, "aku ingin kita bertaruh untuk keinginan masing-masing dalam pertarungan ini,"

Sweet Nightmare | AkazaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang