[0] Prolog

4.6K 386 31
                                    

N: Maaf kalau agak beda dari yang sebelumnya, memang sedikit saya rubah.

Suara gemuruh terdengar lumayan kencang, sosok seorang laki-laki dengan surai red pinkish seolah menghantam tanah, mendarat.

Manik kekuningan serupa kristal dengan tulisan kanji miliknya menatap dua orang di hadapannya, satu dari mereka sedang dalam posisi terlentang di atas tanah, satunya lagi nampak sedang menekuk lutut. Seperti sudah merasa cukup beradu pandang, laki-laki itu langsung melayangkan tinju ke arah salah satu dari mereka yang tengah terlentang.

“Breath of Flame; Second Style, Ascending Blazing Sky!”

Sayangnya, tinju itu berhasil dicegah oleh orang yang ada di sampingnya, tangan laki-laki itu ditebas, menorehkan luka gores yang cukup panjang. Dengan cepat, si laki-laki melompat mundur, kemudian menyeringai sambil menjilat darah yang menetes dari lukanya, yang langsung beregenerasi dengan cepat, “Pedang yang bagus,”

Regenerasinya cepat sekali, sangat cepat jika dibandingkan dengan Oni biasa pada umumnya. Selain itu, ada tekanan kengerian yang sangat kuat darinya. Jadi, Uppermoon itu seperti ini, ya ..

“Aku tak mengerti kenapa kau malah mengincar orang yang sedang terluka,” ucap laki-laki yang tadi menebas tangannya, sedikit menyunggingkan senyum, “Aku hanya berpikir kalau dia mungkin akan menghalangi kita,” jawabnya.

“Apa ada yang perlu dibicarakan di antara kita? Kau tahu, ini pertama kalinya kita bertemu, dan aku sudah membencimu,” balas laki-laki dengan surai kekuningan dan ujung kemerahan itu, “Begitu ya?” si laki-laki yang nampaknya merupakan iblis itu menyeringai sama seperti sebelumnya, “Aku juga membenci manusia yang lemah. Saat aku melihatnya saja, aku merasa jijik,”

“Sepertinya penilaian kita terhadap sesuatu merupakan hal yang sangat berbeda,”

“Kau benar. Dan juga, aku punya tawaran yang bagus untukmu,” laki-laki itu berkacak pinggang, masih dengan seringaian nya, “Bagaimana kalau kau berubah menjadi Iblis juga?”

“Tidak, terima kasih,”

“Aku bisa merasakan kekuatanmu hanya dengan melihatmu. Semangat bertarung mu lumayan juga. Kau mulai dekat, semakin dekat ke alam yang tertinggi,”

“Aku adalah sang Pillar Api, Rengoku Kyōjūrō,” ucap laki-laki dengan surai kekuningan yang menyebut dirinya Rengoku itu, pandangannya berubah, menjadi berbeda dari yang sebelumnya, “Dan aku Akaza,” balas lawan bicaranya, “Kyōjūrō, akan kuberi tahu mengapa kau tidak dapat mencapai alam yang tertinggi,”

Laki-laki dengan surai red pinkish yang menyebut dirinya Akaza itu tadi mengarahkan jari telunjuknya ke arah Rengoku, “Karena kau akan menua, karena kau akan mati. Setelah menjadi iblis, setelah menjadi iblis, Kyōjūrō, kau bisa terus berlatih sampai seratus atau bahkan dua ratus tahun, dan menjadi lebih kuat,”

“Menua dan mati adalah kelebihan makhluk hidup berumur pendek yang disebut manusia,” balas Rengoku, “karena mereka menua, mereka mati. Mereka luar biasa, penuh kasih sayang. Yang mereka sebut dengan kekuatan, bukan hanya dari segi fisik saja. Dan juga, bocah ini tidaklah lemah, jangan hina dia. Akan kukatakan ini berkali-kali--kau dan aku memiliki perbedaan dalam menilai sesuatu. Sebesar apapun motivasi yang aku miliki, aku tidak akan pernah mau berubah menjadi iblis,”

“Begitu, ya,” sahut Akaza, mengulas seringai lebar di bibirnya sekali lagi, “Technique Deployment, Destructive Kill; Compass Needle!”

Sebuah kompas yang sangat besar muncul, seolah mengitari Akaza, “Kalau kau tidak mau menjadi Iblis, maka aku akan membunuhmu!” serunya.

Sweet Nightmare | AkazaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang