«Bab III»

679 86 2
                                    

   ¦Cotton Candy¦

   Setelah bergelung dengan pikirannya beberapa saat, Soobin memutuskan untuk menutup pintu mobilnya dan kembali memasuki minimarket. Tak lama, dan kini satu kantung plastik kecil berada di tangannya.

Ia berjalan mendekat pada pemuda itu lantas menyodorkan plastik itu padanya sembari berkata, “Untukmu.”

Pemuda itu mengalihkan pandangannya pada Soobin, ia mengangkat sebelah alisnya dengan maksud bertanya. Soobin berdecak sebal, for your information, Soobin paling tidak suka seseorang yang tak mengerti maksud tindakannya, at least mereka mengerti sedikit saja, Soobin sudah senang kok!

“Itu, lukamu.”

“Tak perlu.”

Soobin menatap tak percaya pemuda didepannya, hei! Niat ia kan baik! Ia berdecak sebal ingin marah, tetapi ia masih mengingat jika mereka tidak saling mengenal, ia tak ingin di cap aneh hanya karena dipertemuan pertama ia sudah marah-marah pada pemuda asing ini, jika memang seandainya mereka bertemu lagi.

Ah, tapi alangkah baiknya tidak ada pertemuan kedua, ketiga, dan selanjutanya!

Benar!

Kini ia justru menarik bangku terdekatnya, dan duduk berdekatan dengan pemuda asing itu. Tangannya dengan telaten mengeluarkan beberapa barang yang ia beli, dan kini ia mendekatkan wajahnya pada pemuda itu.

“Mau ngapain lo?” tanyanya sinis sembari menatap tajam Soobin.

“Ngamen! Ya lo pikir aja sendiri!”

“Gak punya otak.”

“Gak peduli.”

Kini tangan kiri Soobin yang bebas, menangkup wajah pemuda itu dengan pelan, sedangkan tangan kanannya mengobati luka lebam itu dengan perlahan.

Awalnya pemuda asing itu menolak, tapi kini ia hanya diam saja karena Soobin tetap bersikeras mengobatinya.

“Selesai.”

Gumam Soobin dengan puas diiringi senyum manis miliknya. Pemuda asing itu hanya diam tanpa ada niat untuk berterimakasih atau berkomentar.

“Nanti, diobatin lagi jangan lupa. Ya jangan setiap detik atau menit juga sih.” Soobin menyodorkan plastik itu lagi, dan respon yang ia dapat pun tetap sama. Tanpa mau menunggu lama, ia menarik tangan pemuda itu.

“Udah ya, bye gue pulang. Sama-sama.” ujarnya dan kini ia berjalan memasuki mobilnya dan meninggalkan minimarket.

“Aneh.”

◽️◽️◽️

   “Ya engga lah! Ada mah adek yang sama Papa!”

“Gak! Gue yg sama papa! Lo sama mama!”

“Dih kok nyolot? Ada mah ya kakak tuh ngalah sama adek! Gak mau tau, pokoknya papa pulang gue bakal bilang gue duduk sama papa! Bye!”

“DIH! DIH! SOOBIN! WOY ANJENG!”

Sebuah pagi yang cukup ramai bagi sepasang adik kakak dengan nama belakang Riansyah itu. Pasalnya setelah mengetahui bahwa sang papa yang akan pulang dan menghabiskan beberapa waktu yang cukup lama di rumah, keduanya sudah ribut memperebutkan tempat duduk dalam pesawat yang akan membawa keluarganya berlibur.

Papa Soobin dan Jihoon merupakan seorang nahkoda, tentunya kebersamaan yang mereka miliki sangatlah singkat, itu mengapa keduanya kerap kali bertengkar kala sang papa pulang. Mereka sama-sama ingin menghabiskan waktu bersama sang papa.

Cotton Candy {Yeonbin}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang