3. Penutupan

418 69 11
                                    

Hari ini hari adalah hari penutupan MOS,semua siswa-siswi dibariskan di lapangan untuk upacara penutupan. Pukul satu siang sangat tidak memungkinkan untuk upacara, apalagi cuaca hari ini begitu cerah.

Yori yang kepanasan duduk di tepi lapangan pun terus menunduk karna silau nya matahari. Namun, sinar matahari yang menyorot Yori tiba-tiba meredup. Yori yang bingung pun langsung menaikkan kepalanya untuk melihat ke atas.

Pandangan Yori bertemu dengan seseorang, ia sedang berdiri dihadapan Yori seakan menghalangi sinar yang menyorot Yori. Ia Galaksi, teman masa MOS Yori yang juga anggota OSIS.

"Galaksi, gak usah." kata Yori yang langsung berdiri.

"Lo kepanasan kan? Gue kan tinggi jadi bisa ngalangin lo biar gak kepanasan," kata Galaksi yang masih berdiri didepan Yori.

"Kok kaya yang ngejek ya? Maksud lo gue pendek gitu?" canda Yori.

"Ada benernya juga sih," kata Galaksi sambil terkekeh kecil.

"Eh tapi gak pa-pa deh, sini." Yori memutar badan Galaksi jadi membelakanginya, lalu Yori juga melakukan hal yang sama. Jadi posisi mereka saling membelakangi dengan Yori yang bersender di punggung Galaksi.

"Ini mah licik, gue kepanasan," Galaksi yang mengeluh karna posisinya tidak adil.

"Sebentar doang." kata Yori sambil tertawa.

❄ ❄ ❄

Setelah upacara selesai, semua siswa-siswi dipulangkan, kecuali OSIS dan ekskul yang akan latihan untuk acara besok. Karna besok adalah acara demo ekskul, dimana para anggota ekskul menampilkan dan memperkenalkan eksulnya masing-masing dengan cara tertentu.

Yori termasuk anak 'super energic' yang membuat ia menyukai olahraga, sehingga saat masuk sampai sekarang, Yori mengikuti ekskul bela diri.

"Lo mau pulang kapan?" tanya Dias yang saat ini berada di samping Yori.

"Sekarang aja deh,"

"Lo ikut tampil besok?" tanya Dias.

"Gak ikut, gue bagian OSIS" jawab Yori.

Dias hanya mengangguk lalu pulang bersama Yori. Baru saja hendak berangkat menaiki sepedanya, Yori dan Dias berhenti ketika ada yang memanggil nama mereka.

"Siapa sih?" tanya Dias.Yori hanya menggelengkan kepalanya lalu melihat sekitar. Mata Yori terbelalak ketika melihat seseorang yang keluar dari mobil.

"Papa?" kata Yori yang langsung turun dari sepedanya.

"Yor, he is captain." kata Dias yang menepuk pelan pundak Yori. Yori yang langsung tersadar pun mengerjapkan matanya berkali-kali lalu tersenyum pedih.

Mana mungkin papanya kembali? Sudah tiga tahun lebih papanya tidak ditemukan, tapi Yori masih mengharapkan papanya datang? Harapan yang kemungkinan mustahil. Seseorang yang jatuh ke jurang dengan mobil yang terguling berkemungkinan sangat kecil untuk selamat.

Tapi Yori masih beruntung mempunyai paman yang sangat baik dan juga sangat mirip papanya. Papa Yori terlahir kembar dan hampir tidak ada perbedaannya dengan Kapten Sandi, adik papanya yang merupakan Ayah Dias.

"Sore Kapten!" Dias dengan semangat menghormat pada sang papa. Diikuti oleh Yori yang masih kaget dan sedih teringat papanya.

Bye, Mr. Ice Cream! (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang