24. Tentang kita

178 35 20
                                    

Yori tak berhenti tersenyum ketika ingat renang kemarin. Dan Yori juga masih ragu apa yang dikatakan Robi itu benar atau bohong. Tentang Yovan yang sudah menyukainya, dan alasan tentang ia kakak kelas.

Menurut Yori, cinta itu tidak memandang umur, bahkan Mama dan Papanya terpaut usia 3 tahun. Dan jika itu tulus, umur tidak menjadi penghalang.

"Yor!" ujar Maya menepuk punggung Yori pelan.

"Eh, apa May?" tepukan itu justru membuat Yori kaget, ia sedang berada di dunia lamunannya sendiri.

"Ngelamun terus, kesurupan lho." kata Maya lalu pergi setelah melepas jas lab-nya.

Saat ini kelas Ipa-2 sedang praktek di labolatorium ipa. Tapi pelajarannya sudah selesai, dan ini waktunya istirahat.

"Zi, udah?" Yori menghampiri Azizi yang sedang membereskan sisa alat-alat tadi.

"Iya udah, yuk!" kata Azizi sambil merangkul bahu Yori.

Mereka berjalan bersama anak perempuan lainnya. Walau obrolan mereka masing-masing berbeda.

Saat hendak menaiki tangga, Yori harus berhenti karna jalannya di halangi oleh para nenek lampir. Siapa lagi kalau bukan Hanum dan geng-nya.

"Duh kita ketemu siapa nih guys!" Hanum melipat tangannya di dada sambil tersenyum angkuh.

"Bikin males deh," ucap Rena.

"Ngapain kalian disini?" tanya Yori jutek.

"Santai dong," kata Vivi sambil melihat Yori dari atas sampai bawah.

"Heh yang mulai duluan elo ya!" kata Azizi maju, namun Yori memegang tangannya.

"Wih jagoan maju," Hanum tersenyum miring.

"Kalian ngapain disini?" tanya Yori lagi.

"Emang kenapa? Masalah? Ini bukan sekolah lo, jadi gak usah ngatur!" kata Hanum.

"Oke, kalo gitu gue sama Azizi mau lewat." Yori dan Azizi hendak berjalan tapi lagi-lagi dihalangi oleh antek-anteknya Hanum.

"Eits, denger-denger.. Ada yang berjuang nih buat dapetin cintanya adek kelas cogan," kata Hanum sambil tersenyum miring.

"Bukan urusan lo!" kata Yori tak suka.

"Suka gara-gara apanya nih? Karna pinter atau dia orang kaya?"

"TETTT!" kata Yori tepat di depan wajah Hanum.

"Semua perkataan lo salah,"

"Dan ini hak gue, jadi lo gak usah kepo apalagi sampe jadi cenayang!" ujar Yori lalu menarik tangan Azizi menaiki tangga.

Hanum menatapnya sinis.

Yori tiba-tiba berhenti berjalan, "Hanum? btw.. jerawat di muka lo udah kaya bulan purnama." kata Yori lalu terkekeh dan langsung meninggalkan keempatnya. Dia paling bisa menjatuhkan percaya diri seseorang.

Disana Hanum membuka mulutnya sedikit, "Berani ya dia."

❄ ❄ ❄

"Zi? Diem terus dari tadi, kenapa?" tanya Yori ketika mereka berjalan ke kantin setelah ke kelas tadi.

"Gapapa kok." Azizi tersenyum.

"Lo hari ini jadi sama Yovan?" tanya Azizi.

"Iya jadi,"

"Lo penasaran gak sih ada hubungan apa Galaksi sama Yovan?"

Bye, Mr. Ice Cream! (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang