Berhubung sebentar lagi sekolah akan ulang tahun. Jadi para OSIS dan pembina kesiswaan mengadakan rapat dadakan.
Sebenarnya Yori ingin mengajak Yovan belajar bersama, ya walau kebanyakan modus. Karna ini hari senin, dan masih banyak waktu untuk dihabiskan dengan Yovan.
"Kenapa mukanya di tekuk?"
Yori terkesiap ketika seseorang duduk di sebelahnya.
"Eh gak papa kok." Yori membenarkan posisi duduknya. Ia sedang menunggu anggota OSIS lainnya untuk berkumpul, baru ada beberapa saja dan Yori memilih duduk di kursi pojokan.
"Gimana?" tanya Galaksi sambil tersenyum ramah.
"Gimana apanya?" Yori bingung sendiri.
"Sama Yovan, udah jadian?" Galaksi mendudukan dirinya di kursi sebelah Yori.
Yori menggelengkan kepalanya.
"Kok? Kenapa? Kalian keliatan deket banget loh." Yori hanya tersenyum mendengar penuturan Galaksi.
Baru saja Galaksi akan berbicara lagi, mereka di kagetkan oleh suara gebrakan meja. Reihan, Dias, Azizi dan yang lainnya sudah datang. Tadi, mereka ke kantor dulu untuk memanggil Pak Rama.
Ya, Pak Rama adalah guru bahasa inggris sekaligus pembina kesiswaan. Jadi sebetulnya menjadi OSIS bukanlah keinginan Yori dan Dias, tapi Kakek mereka yang menginginkannya.
Semuanya mulai duduk melingkar, anggota OSIS tidak terlalu banyak. Terlebih karna anggota kelas 12 sudah jarang kumpul.
"Saya tidak suka basa-basi ya, jadi to the point saja. Silahkan berpendapat, mulai dari kamu Reihan." Pak Rama menunjuk Reihan.
"Mmm.. Menurut saya, gimana kalo kita main drama aja pak?" usul Reihan.
Pak Rama mengangguk-ngangguk, "Yang lain?"
"Gimana kalo main drama, terus kita sekalian ngadain bazar gratis buat anak panti gitu pak?" Yori menambahkan.
"Boleh juga, saya juga tidak ingin yang terlalu ribet dan meriah. Justru itu mengundang keributan nantinya," kata Pak Rama.
"Dramanya cinderella aja gimana? Nanti gue pangerannya," kata Dias sambil menyisir rambutnya ke belakang menggunakan tangan.
Sontak perkataannya mendapat sorakan dan tawa dari semuanya.
"Kalo kamu pangeranya gak ada yang mau jadi putrinya," ujar Pak Rama sambil terkekeh.
"Ya ampun sama cucu sendiri gitu amat." Dan perkataannya membuat Yori membulatkan matanya, ia menatap Dias tajam. Sepertinya yang lain tidak sadar, untung saja.
"Cucu?" tanya Galaksi menatap Dias. Dias gelagapan sendiri, ia melirik Yori mencoba mengode agar membantunya.
"Memangnya kenapa?" tanya Pak Rama.
"Gimana drama putri salju aja?" kaya Yori tiba-tiba, berharap perkataannya berhasil mengganti topik.
"Itu bagus," ucap Pak Rama. Yori bernafas lega.
"Iya boleh juga, Putri Salju aja ya guys gimana?" ujar Reihan.
"Gue setuju," kata Gilang kelas 12, dan yang lainnya mengikuti.
"Tapi kan putri salju endingnya ada dua? Kita pilih yang mana?" kata Regina yang di samping Gilang.
"Yang sekiranya layak ditonton banyak orang," jawab Galaksi.
"Kalian diskusikan saja ya tokohnya siapa-siapa, saya ada urusan." kata Pak Rama setelah mengecek handphonenya dan langsung beranjak dari duduknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bye, Mr. Ice Cream! (SUDAH TERBIT)
Teen FictionMenjadi panitia MOS di hari pertama membuat Aurel Yori Andromeda- si pemilik otak cerdas dan super energic itu mengenal seorang Yovan. Lelaki berwajah dingin dan manis, sama dengan sikapnya. Hingga membuat Yori jatuh hati padanya, dan harus mempunya...