"Rasa aku ke kamu itu tulus, bahkan tidak dapat dikalkulasikan dengan rumus hebat apapun"
-Aurel Yori AndromedaYori dan Galaksi sudah dalam perjalanan pulang, tentu saja membawa piala serta piagam penghargaan mereka.Yori sendiri tak sabar sampai di sekolah, ia ingin melihat sambutan teman-temannya.
Ya, karena mereka kemarin menginap jadi pulang sekarang dan langsung ke sekolah. Itupun mereka boleh pulang duluan karna takut kelelahan, jika tidak maupun tidak apa-apa.
Begitu sampai di sekolah, mereka langsung disambut guru-guru disana. Terutama wali kelas Yori dan Galaksi.
"YORIIII SELAMAT YA!" siapa lagi yang suka teriak-teriak kalau bukan Azizi.
"Iya Zi, makasih." Yori membalas pelukan Azizi.
Kebetulan ini jam istirahat, jadi mereka bisa bertemu langsung tanpa menunggu.
"Sepupu gue emang the best dah! Woi liat nih sepupu gue nih!" bangga Dias. Ia memasangkan mahkota bunga palsu yang mereka buat kemarin.
"Sombong," sinis Azizi pada Dias.
"Eh ini apa?" Yori memegang kepalanya.
"Ya ampun kalian, makasih." Yori kembali memeluk Azizi, terharu.
"Apasih yang nggak buat Yori," ucap Rafa memberikan buket bunga pada Yori.
"Ada lagi? Ah kalian!"
"Eits, ada lagi," kata Azizi yang mengeluarkan pin bunganya lalu memasangkannya pada baju Yori.
"Makasih banyak loh, ini juga berkat dukungan kalian," kata Yori yang dibalas senyuman tulus sahabatnya.
Guru-guru juga sudah memberikan ucapan selamat pada Yori dan Galaksi.
"Eh, Gal lo juga selamat ya!" kata Dias sambil menepuk bahu kiri Galaksi cukup keras.
"Iya makasih."
"Lo ga iri kan ga kita kasih bunga? Atau mau?" tanya Dias.
"Hah? Ngga lah. Gue kan cowok, di kasih ucapan juga makasih," ucap Galaksi sambil tertawa. Mereka semua juga tertawa.
Yori melihat ke arah kelas 10 Ipa-1. Karna sekarang posisinya di pinggir lapangan yang tentu membuatnya bisa melihat ke arah kelas-kelas bawah.
"Cari siapa?" tanya Azizi yang mengikuti arah Yori melihat.
Terlihat Yovan sedang berdiri di ambang pintu sambil melipat kedua tangannya, melihat ke arah tangga. Dia memang pura-pura tidak lihat atau memang memalingkan muka?
"Bentar ya," kata Yori yang kemudian berlari kecil menghampiri Yovan.
"Eh kemana!"
Yori tak menghiraukan Azizi. Biar sajalah, dia juga pasti tahu.
"Hai Yovan!" sapa Yori setelah berada di dekatnya. Yovan memperhatikan Yori yang masih memakai mahkota bunganya, sedikit berbeda rasanya melihat Yori seperti itu. Apalagi seharusnya ia marah karna Yovan dulu sedikit 'kasar' padanya, tapi sekarang?
KAMU SEDANG MEMBACA
Bye, Mr. Ice Cream! (SUDAH TERBIT)
Teen FictionMenjadi panitia MOS di hari pertama membuat Aurel Yori Andromeda- si pemilik otak cerdas dan super energic itu mengenal seorang Yovan. Lelaki berwajah dingin dan manis, sama dengan sikapnya. Hingga membuat Yori jatuh hati padanya, dan harus mempunya...