1

11K 650 29
                                    

Happy reading...
.
.
.
.

Shanghai,China.

"Ayolah...Doy..."

Rengek seorang pemuda manis berambut dark brown kepada sahabatnya.

"Tidak Ten, kau tau kan kalau aku tidak suka tempat itu!"

Tolaknya dengan nada sedikit ketus, sungguh kesabarannya mulai hilang karena teman masa kecilnya itu sedari tadi terus merengek. Meminta ditemani pergi ke sebuah club terkenal di kota Shanghai, sedangkan dia sangat tidak menyukai tempat itu.

"Ayolah Doyoung sayang, kali ini saja...aku janji setelah ini. Aku tidak akan memintamu untuk menemani ku lagi."

Kali ini Ten membumbui rengekan-nya dengan wajah memelas mungkin, hingga membuat pertahanan Doyoung runtuh.

"Hah...baiklah, tapi setelah ini tepati janjimu."

"Iya, iya, aku janji makasih Doy."
Soraknya riang sambil memeluk Doyoung.
.
.
.
.

                           'Neo Club'

Setelah melalui perdebatan alot siapa yang akan mengemudi, kini keduanya
sudah sampai di club yang sangat terkenal di kota Shanghai.

Suara musik beat yang diputar dengan keras, orang-orang yang menggerakkan badan dengan sangat energik di area dance floor, bau alkohol dan bercampur asap rokok yang menyebar ke seluruh penjuru ruangan, serta pemandangan orang bercumbu tanpa rasa malu membuat Doyoung muak. Dengan muka tertekuk Doyoung membuang pandangannya ke arah tangga menuju lantai dua club ini.

Matanya menajam kala menangkap siluet seseorang yang sangat dikenal- nya sedang merangkul mesra seorang perempuan, menaiki tangga menuju ke lantai dua. Untuk membuktikan dugaannya benar atau tidak, Doyoung memutuskan untuk naik ke lantai dua meninggalkan Ten yang sudah sangat mabuk dan meracau tidak jelas di meja bartender.

"Sayang, kapan kau akan memutuskan
kekasih- ah, mainan mu yang bodoh itu?"

"Bersabarlah, kau tau aku masih memiliki waktu seminggu memacari dia. Setelah itu aku akan memutuskan-nya dan memenangkan taruhan itu."

"Aku sungguh tidak sabar menantikan hari itu."

"Yeah...aku pun juga tidak sabar, terlepas dari seorang Gay menjijikan yang sangat bodoh seperti dirinya."

Sakit, itulah yang Doyoung rasakan saat ini. Hatinya seperti ditusuk-tusuk oleh ribuan jarum ketika mendengar percakapan sepasang kekasih itu. Doyoung tidak menyangka ternyata kekasih yang dicintainya, memacari-nya hanya karena taruhan dan punya kekasih lain.
Betapa bodoh dirinya terbuai rayuan dan ucapan manis serta perjuangan pria itu, yang menurutnya sangat berkesan untuk mendapatkan cintanya.

Dengan santainya, Doyoung menghampiri sepasang kekasih itu yang kini tengah berciuman panas di ujung lorong lantai dua club ini.

BUGH...

Pukulan keras Doyoung layangkan pada pipi kekasihnya hingga membuat pria itu tersungkur, karena tidak siap menerima pukulan Doyoung yang tiba-tiba.

"Itu hadiah dariku, karena kau sudah berhasil mempermainkan ku dan ini----"

BUAGH...

Lagi, Doyoung melayangkan pukulan di perut pria itu dengan keras.

"----sebagai tanda salam perpisahan dariku, karena sekarang kita sudah tidak ada hubungan apa-apa."

Setelahnya Doyoung pergi meninggalkan sepasang kekasih yang masih shock itu, Doyoung merasa lega sudah melampiaskan rasa sakit dihatinya dengan memukul mantan kekasihnya. Dan pantang baginya untuk menangisi pria brengsek itu.

Saat akan berbelok untuk menuju tangga penghubung lantai satu, Doyoung melihat seorang pria dengan pakaian semi-formal nya berjalan tertatih sambil memegangi dinding. Karena merasa iba Doyoung mendekati pria itu, berniat menolongnya.

Pluk...

"Tuan, apa ada yang bisa saya bantu?"

Tangan Doyoung menepuk pundaknya, membuat pria itu menoleh kearah Doyoung dan menatapnya sayu. Bau alkohol tercium jelas di indera penciumannya, Doyoung yakin pria itu mabuk. Karena minimnya penerangan wajah pria dihadapannya ini tidak terlalu jelas terlihat, membuat Doyoung memicingkan matanya untuk melihat dengan jelas wajah pria asing yang lebih tinggi beberapa centi darinya itu.

SREK...

"Hey, tuan tolong lepaskan tangan saya!"

Tarikan kasar membuat Doyoung berjengit kaget, pria itu menyeret Doyoung yang terus berontak kedalam ruangan yang tidak jauh dari tangga menuju lantai satu.

Malam itu, Doyoung sangat menyesali niat baiknya untuk menolong orang. Yang justru membuat dirinya terjerumus dalam bahaya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
                            TBC

Halo...😀😂
Welcome to my first story, akhirnya setelah sekian lama gw baru berani buat bikin cerita sendiri.
Yah.... Walaupun masih absurd, gw harap kalian maklum.
Karena gw juga masih dalam tahap belajar nulis cerita, oke... Guys jangan lupa vote and comment ya...
See ya... di chapter selanjutnya 🤗😘

My Ceo, My Twin's Daddy [JaeDo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang