NOIR || 05

26.2K 3.1K 584
                                    

Jangan lupa Vomment
❤❤❤

.
.
.

Dan keesokan malamnya, Jeno benar-benar membawa Aeri ke runah Ares. Ia tidak ada pilihan lain, pertama ia takut Sena benar-benar melaporkannya pada polisi soal pelecehan, kedua ini perintah mutlak dari ketua Ares, dan sekarang ia pasrah. Ia tidak peduli Aeri mati di rumah Ares, karena Hyunjin tidak akan pernah menyerah dengan tugasnya. Dan jika Sena menuntutnya soal kematian Aeri, setidaknya Sehun bisa membantu Ares karena itu bagian dari pekerjaan.

Kini Aeri terlihat terkejut melihat 5 orang laki-laki lain berada di rumah ini, terutama Hyunjin, ia benar-benar terkejut dan ketakutan melihat Hyunjin disana. Ia mengabaikan Jisung yang entah kenapa berada disana.

Aeri berdiri di belakang Jeno seraya mencengkram kuat jaket Jeno. "G-gue mau pulang" Lirih Aeri dengan suara terbata.

"Bagus, biar gue antar-

"Tetap disini, Aeri" Hyunjin menyela perkataan Jeno.

"Mau pulang, mau pulang" Bisik Aeri yang menahan tangisnya.

Jeno mendengus kecil, ia pun membalikan tubuhnya dan menyentuh bahu Aeri. "Mereka teman gue, lo gak perlu takut"

Aeri menggeleng "m-mau pulang, ada orang jahat"

Jeno baru ingat, Hyunjin pernah bercerita pada Ares bahwa Aeri mengenali wajahnya saat ia hendak membunuh Aeri malam itu.

"Gue bakal jagain lo disini, mereka enggak akan berani macem-macem. Ada Jisung juga disini"

Aeri mengangkat kepalanya dan menatap Jeno dengan sendu. "Tadi lo bolehin gue pulang"

"Enggak, jangan di bikin ribet. 3 hari disini setelah itu gue antar pulang" ujar Jeno, karena Hyunjin menginginkan Aeri disini.

Aeri mulai luluh mendengar bahwa Jeno akan melindunginya, ia hanya diam, tiba-tiba Jeno menggenggam tangannya. "Percaya sama gue"

Jeno pun menarik Aeri untuk naik ke lantai dua, lalu memasuki salah satu kamar disana yang sudah Jisung bereskan untuk Aeri.

Jeno memandang Aeri yang tengah menunduk di depannya, membuat Jeno jengkel dan kesal. "Lo bakal bai-baik aja, mereka baik"

Aeri tidak bisa mempercayai ucapan Jeno, terutama soal Hyunjin. Laki-laki itu masih orang jahat di pandangannya, namun Aeri terlalu takut untuk mengadu pada Jeno.

"Kalau begitu pulang sendiri, dan lo bakal mati di rumah, sendirian"

Aeri pun menatap Jeno "jangan ngomong gitu ish, gue takut"

"Yaudah. Ah ada satu hal yang gak boleh lo lakuin di rumah ini"

"Apa?"

"Trauma lo gak boleh kambuh"

Aeri mengerutkan dahinya "gue aja gak tau kapan trauma gue kambuh-

"Pokoknya gak boleh, gue bakal suruh Hyunjin buat nganterin lo pulang"

"Siapa Hyunjin?" Tanya Aeri.

"Yang bibirnya paling memble-

"G-gak, gue enggak mau. Bahkan Gue enggak mau ketemu dia" Ujar Aeri dengan panik.

"Kenapa?"

"G-gue enggak mau-

"Okay okay, lo tenang" Sela Jeno seraya memegang bahu Aeri.

"Gue enggak tau kenapa lo bisa setakut itu sama Hyunjin, gue harap lo enggak nunjukin rasa takut ini lagi di depan teman-teman gue"

"Gak bisa" Lirih Aeri, lalu Jeno mengusap bahu Aeri berniat untuk menenangkan gadis itu, sebab bahu Aeri gemetar kecil.

NOIR || Neverending Story✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang