NOIR || 20

22K 2.6K 963
                                    

Banyak yang bilang chapter 20 gak muncul, ini aku publish ulang ya.
.
.
Vomment kuy!

💜💜💜

.
.
.
.

"Auh brengsek banget lo, Jeno" Makinya pada diri sendiri, lalu Jeno memasukan benda itu kedalam laci nakas.

Ia lelah, terlalu banyak tugas hari ini, di tambah moodnya memburuk karena perkataan Hyunjin tadi pagi. Jeno pun keluar dari kamarnya, ia melihat Sena yang tengah mengobrol bersama Hyunjin di ruang tengah. Keduanya menoleh pada Jeno.

"Mau kemana?" Tanya Jaemin yang baru saja keluar dari kamarnya.

"Ke rumah Aeri" Sahut Jeno yang terang-terangan di depan Sena, membuat Sena mengerutkan dahinya.

"Aku larang" Ujar Sena.

"Aeri yang minta, dan kamu sendiri yang bilang gak bisa tinggalin Aeri sendiri"

"Apa peduli kamu? Lagian aku yang berhak ijinin kamu atau enggak"

Jeno mendengus kecil. "Aeri bisa mati kapan aja, malam itu Mingyu yang berusaha bunuh Aeri, dia sering ikuin Aeri" Ujar Jeno, lalu ia pergi dengan langkah lebar, membuat Sena terkejut.

"Siapa Mingyu?" Tanya Sena.

"Ah Mingyu, Kim Mingyu, lahir di anyang, 22 tahun. Gue sama Jisung pernah cari tau orang itu, di suruh Jeno" Ujar Jaemin.

"Ada info lain?" Tanya Sena lagi.

"Cuma itu yang gue dapet, dan gue yakin dia bukan orang sembarang, datanya aja susah di dapetin" Ujar Jaemin.

"Apa kita perlu urus Kim Mingyu? Dia bisa nyakitin Aeri kapan aja" Gumam Hyunjin yang membuat Sena menoleh.

"Apa yang bakal kamu lakuin?"

"Culik Mingyu, kita buat dia ngaku"

"Itu-

"Ingat Sena, apapun caranya, kita harus dapetin info sekecil apapun" Sela Hyunjin saat Sena hendak protes tak setuju. Sena hanya mendengus kecil dan tidak menyahut.

**

Jeno sampai di rumah Aeri, bahkan Aeri telah membukakan pintu dan kini keduanya duduk di ruang tengah sambil menonton televisi.

"Tadi tuh ada yang ngetuk pintu tiga kali" Ujar Aeri dengan santai, membuat Jeno menoleh dan mengerutian dahinya.

"Siapa?"

"Gak tau, gak gue liat"

"Yaudah bagus, jangan asal buka pintu. Ngomong-ngomong Sena kapan pulang?" Tanga Jeno memastikan.

"Biasa, besok pagi, dan jam 9nya kerja lagi sampe pulang pagi lagi"

Jeno mengangguk-angguk kecil, lalu Aeri menatap Jeno. "Kenapa? Lo mau nginep lagi?" Tanya Aeri, dan Jeno mengangguk lagi.

"Jangan mesum lagi" Aeri memperingati, dan Jeno tertawa.

"Gak janji"

"Awas aja, gue aduin kak Sena"

"Aduin aja, gue enggak takut" Sahut Jeno dengan santai, dan Aeri mendelik sebal.

Jeno menarik Aeri kedalam pelukannya, dan Aeri hanya pasrah, ia duduk dengan menyandarkan kepalanya di dada Jeno seraya asik memakan cemilannya.

NOIR || Neverending Story✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang