Jangan lupa Vomment 💜💜
.
.
.Jeno dan Sena sudah sampai di rumah lama Aeri. Keduanya keluar dari dalam mobil.
"Kak Jeno, Kak Sena.. Maafin Shan hiks"
"Jangan bilang gitu Shan, jangan" pinta Sena dengan memohon, setelah itu tidak ada sahutan dari Aeri, hanya suara benda terjatuh.
"Aeri! Aeri!" Panggil Jeno, namun Aeri tak menyahut, membuat keduanya semakin panik.
Sena dan Jeno sudah memasuki rumah tua itu, Jeno berusaha membuka pintu toilet, namun terkunci.
Dengan segera Jeno meraih kursi besi disana, lalu memukulkannya pada handel pintu hingga tercopot.
"Shan! Shannon!!" Panggil Sena setelah keduanya memasuki toilet. Nafas Sena terengah saat melihat tirai putih yang menutupi area Bathtub.
Jeno pun membuka tirai itu, dan keduanya panik saat melihat air Bathtub sudah penuh hingga membasahi lantai.
"Shannon hiks Shannon!" Jerit Sena, tubuhnya bergetar melihat bagaimana Aeri tenggelam dalam keadaan terikat, sementara Jeno sudah berusaha melepaskan iakatan pada tangan Aeri.
Disela tangisannya, Sena membantu membuka ikatan di kaki Aeri. Ia berdoa dalam hati semoga Aeri baik-baik saja setelah ini. Hatinya benar-benar sakit.
Setelah terlepas, Jeno membawa tubuh Aeri keluar dari dalam air, menepuk pipi Aeri yang terasa dingin dan pucat, namun Aeri tak kunjung membuka matanya.
"Aeri... gue mohon, bangun" lirih Jeno dengan suara gemetar.
"R-ri, jangan gini.. Ri.. bangun" Jeno terus memijat lengan Aeri dan juga menepuk pipi Aeri, matanya sudah memerah dan berkaca-kaca.
"Shan... astaga tuhan! Hks tolong Shannon" Sena terus menangis, sampai-sampai ia bingung harus melakukan apa, ia benar-benar panik.
Jeno memberi nafas buatan pada Aeri, hingga Aeri tiba-tiba terbatuk dan memuntahkan banyak air.
"Aeri.. sayang" lirih Jeno dengan tatapan sendunya. Aeri yang menyadari keberadaan Jeno tiba-tiba menangis sambil memeluk Jeno.
"Pergi hks! Mau pergi!! Sekarang!!!" Jerit Aeri dengan keras, tubuhnya gemetar hebat.
Jeno baru saja hendak menggendong Aeri, namun tiba-tiba tubuhnya terhentak keras hingga membentur dinding.
Sena menoleh pada orang yang telah menendang punggung Jeno, orang itu adalah Chanyeol dengan seriangian tajamnya.
"Park Chanyeol!" Bentak Sena sambil beranjak, tiba-tiba Chanyeol menendang tubuh Sena hingga terjatuh, ia pun mengeluarkan pisaunya hendak menyakiti Jeno, namun dengan sigap Jeno menghindari.
Terjadilah perkelahian antara Jeno dan Chanyeol. Chanyeol terus mengarahkan pisaunya pada Jeno, hingga Jeno berulang kali terkena torehan di pipi, telapak tangan, hingga lehernya.
Sementara itu Sena meraih tubuh Aeri.
"Kak hks, aku takut..."
Sena mengangguk lirih, ia beranjak, lalu menendang bahu Chanyeol dengan keras, membuat Chanyeol menoleh dan beralih melawannya. Sebab Jeno sudah kewalahan melawan Chanyeol.
Chanyeol mencekik leher Sena dan membenturkan tubuh Sena ke dinding.
Mata bulat yang biasa menatapnya ramah kini tergantikan dengan tatapan licik. Sena benar-benar tidak menyangka salah satu rekannya adalah pembunuh berantai yang selama ini ia cari.
KAMU SEDANG MEMBACA
NOIR || Neverending Story✔️
Fanfic[END] Shannon Jung, gadis berusia 17 tahun yang harus menghadapi Lee Jeno, laki-laki yang berkaitan dengan masa lalunya yang kelam. Saat 12 tahun yang lalu Shannon menyaksikan pembunuhan Ibunya oleh orang yang tidak di kenal. Hingga 12 hari kemudian...