Ada satu hari dimana aku sakit dengan demam yang cukup tinggi namun aku tak bisa mengajukan ijin sakit karena pada saat itu aku menjadi salah satu panitia untuk Acara Perayaan Sekolah. Dengan keadaan sakit aku memaksakan diri untuk masuk sekolah, aku tidak mau tugasku sebagai panitia digantikan orang lain dan membuat sebagian panitia kelimpungan.
Kelas-pun dikosongkan sampai hari H, karena acara kali ini benar-benar digarap oleh seluruh siswa.
Seketika aku melupakan sakit yang sedang dirasakan, sebagai salah satu orang yang diberikan kepercayaan untuk mendekorasi venue acara aku memastikan seluruhnya sempurna dengan itu aku memeriksa kembali apa saja yang kira-kira kurang dan yaa hasil dari kerja team ini, hanya beberapa persen lagi untuk menyempurnakan venue acara karena ada beberapa barang yang kekurangan bahan jadi beberapa orang dari tim dekor aku perintahkan untuk membeli dari kekurangan bahan tersebut, dan kita gunakan waktu untuk menunggu itu untuk istirahat, kita tim dekorasi meninggalkan venue.
Aku sendiri melangkahkan kaki menuju kelas, namun tiba-tiba kepalaku terasa begitu berat aku mencoba menahan tubuhku pada tembok dengan sebelah tanganku agar tidak limbung sampailah dikelas tanpa pikir panjang aku langsung duduk dibangku-ku dan melipat kedua tangan untuk dijadikan bantalan kepalaku.
10 menit berlalu~~~
Aku mendengar suara langkah kaki namun karena kepalaku terasa begitu berat, aku hanya diam dan mendengarkan langkah kaki itu yang semakin mendekat dan berhenti tepat disebelah bangku-ku.
"Joey?" suara Ad yang begitu berat, aku sangat mengenal suaranya.
"Hmmm.." gumamku seadanya, aku tak kuat hanya untuk mengangkat kepalaku.
"u okay?" Tanya Ad, aku hanya diam tak menjawab pertanyaan dari Ad.
Tiba-tiba aku merasakan tangan Adryan ditempelkan pada keningku, tangan Ad terasa begitu dingin aku sedikit meringis dan Adryan mencoba untuk mengangkat kepala-ku.
"Ya Tuhan Joey kamu pucet banget!" ucap Adryan cukup keras
aku hanya melihat samar-samar wajah Adryan yang panik dan aku mencoba tersenyum padanya untuk menenangkan kekhawatiran yang tergambar jelas di wajahnya.
Namun tanpa diduga Adryan mengangkat tubuhku layaknya bride dan Aku merasakan Adryan berjalan dengan cepat melewati lorong sekolah.
"Permisi... Permisi.." beberapa kali Aku mendengar Adryan menyuarakan kata tersebut. Namun kesadaranku sedikit-sedikit mulai memudar dan aku tidak ingat selanjutnya seperti apa.
-Author POV-
Adryan merasakan badan Joeya menjadi berat dan ia melihat Joeya yang berada digendongannya sudah hilang kesadaran alias pingsan, Adryan semakin dibuat panik ia mempercepat langkahnya.
Sesampainya di UKS, ia cukup berteriak minta tolong kepada Dokter yang bertugas menjaga UKS saat itu.
"Dok, tolongin temen saya!!! Dia pingsan." Ucapnya begitu panik, nafasnya tersenggal-senggal dan keringatnya bercucuran di area wajahnya.
ia menidurkan Joeya di bangsal, Dokter yang bertugas saat itu memeriksa keadaan Joeya.
Adryan melihat seluruh gerak gerik dari Dokter itu, lalu Dokter menyatakan bahwa Joeya harus diinfus, ia tak mengerti jadi ia hanya mengiyakan saja karena yang ada dibenaknya sekarang bagaimanapun caranya Joeya harus sadar.
Dokter Anispun menginfus Joeya dan ia menyatakan pada Adryan bahwa Joeya kekurangan cairan dan kelelahan.
Selesai dengan infus menginfus Dokter meninggalkan bangsal yang ditempati Joeya, Adryan mengikuti Dokter Anis.
![](https://img.wattpad.com/cover/212484175-288-k376894.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweetheart (END)
RomanceJoeya Resya yang bingung akan keberadaan baju olahraganya hingga ia harus bertanya pada sosok yang baru saja dikenalnya Adryan Putra dan dengan senang hati Adryan membantu untuk mencari baju olahraganya. Dari sanalah awal mula kisah mereka dimulai...