Keanehan Adryan

14 1 0
                                        



Bel berbunyi menandakan waktu istihat tiba, tak seperti biasanya Aku pergi ke kantin seorang diri tanpa Adryan, terasa aneh karena biasanya Kami bersama-sama pergi ke kantin sembari bercanda gurau.

hal itu terjadi karena sejak pagi, Adryan terlihat murung seperti tak mau untuk diganggu sehingga aku hanya diam saja tanpa menanyakan perihal kenapa ia sangat terlihat murung. Beberapa kali juga Aku lihat ia menghebuskan nafas beratnya. Makanya aku memilih untuk pergi sendiri ke kantin.

Sampai di kantin aku memilih makanan yang aku mau sekaligus aku membelikan makanan untuk Adryan, setelah selesai aku kembali ke kelas dengan kantong kresek yang cukup penuh.

Di kelas aku menyimpan makanan yang aku beli untuk Adryan di meja-nya tanpa berkata apapun aku melangkah kan kaki ku ke meja milikku namun tanpa disangka tanganku ditahan oleh Adryan.

"Kenapa gak bilang kalo mau ke kantin?" Tanya Adryan sembari mengangkat kepalanya yang sejak tadi hanya dia tundukan diantara tumpukan tangannya.

"Gak kenapa-kenapa, aku fikir kamu lagi cape makanya aku gak mau ganggu kamu." Jawab ku seadanya. Lalu, Adryan menyuruhku untuk duduk dibangku milik teman sebangkunya.

Kami memakan makanan yang sudah aku beli tadi, kami hanya menikmati makanan tersebut tanpa ada perbincangan apapun, Keadaan kelas cukup ramai karena ini jam istirahat juga namun merasa kesepian karena Adryan tak kunjung mengeluarkan suaranya.

Makanan kami-pun habis lalu aku membersihkan sampah dari makanan kami saat akan beranjak

"Makasih yaa Joey." Suaranya, dan Aku hanya mengangguk serta tersenyum kaku. Adryan kembali lagi menidurkan kepalanya diantara kedua tangan yang bertumpuk di meja. Aku hanya menghela nafas saja lalu melangkahkan kaki kearah tempat sampah.

Aku menghambiskan waktu istirahatku bersama teman kelas yang lainnya tanpa Adryan, ia masih terlihat seperti tadi yaa murung. Aku mencoba untuk tak memusingkan apa yang sebenarnya terjadi pada Adryan.

Bel tanda berakhirnya istirahat berbunyi, kami semua kembali ke meja masing-masing. Namun Adryan melangkah kearah meja ku dan bernegosiasi pada Stella untuk bergantian tempat duduk agar ia bisa semeja dengan ku, sempat tak mau namun akhirnya Stella mengiyakan.

"Tapi pas jam ini aja ya! Gue males ama Budi yang kerjaannya molor."

"Hmmm." Lalu Adryan menduduki bangku disebelahku, lagi-lagi ia menghela nafas dan memiijit pelipisnya, aku hanya mengerutkan kening.

"Kamu sakit? Mau aku anterin ke UKS." Aku menawarkan diri. Adryan hanya menggelengkan kepalanya dan tersenyum

"Aku mau ngomong sesuatu, tapi nanti" tepat setelah berbicara begitu guru sosiologi memasuki kelas.

"Okeyyyy hari ini kita test lisan." Dan kita tenggelam dalam test dadakan Bu Liola.

~~~~

Kelas kami diakhiri dengan test dadakan Bu Liola.

"oh iya Ad, kamu mau ngomong apa tadi?" Aku kembali teringat obrolan yang tak sempat selesai tadi.

"Kemarin Alisa dateng kesini lagi trus dia ngomong untuk pikirin lagi perasaan aku ke dia padahal dia udah tau jelas kalo aku cuman anggap dia sebagai teman gak lebih." 

Ternyata wajah murungnya dari tadi gara-gara ini, dan aku sungguh mengapresiasi Alisa yang sudah jauh-jauh dari kota tempat tinggalnya datang ke kota kami hanya untuk mengungangkapkan perasaan pada Adryan.

Sekedar informasi Alisa adalah teman semasa kecil Adryan yang sejak SMA pindah kota dan dia sangat terobsesi pada Adryan.

"Ya kamu ungkapin lah perasaan kamu sebenarnya."

"Dia tetep gamau denger penjelasan Aku." Aku menghela nafas beratku karena aku ikutan bingung.

"Coba kalo gini, kamu setujuin aja ajakan dia buat pacaran setelah itu kamu rasain ya sekitar 1 bulan lah trus kalo kamu merasa nyaman sama dia yaa kamu terusin, kalo engga ada rasa nyaman sama sekali yaudah kamu putusin aja dia." 

Solusi ku terdengar main-main namun ini jalan yang paling ampuh untuk mereka berdua apalagi Ad yang terlihat sangat terganggu dengan Alisa yang tak berhenti mengurusi kehidupannya.

"harus jadian banget?" aku mengangguk.

"ya kalo kamu enggak mau, yaudah kamu putus semua jalur komunikasi yang berhubungan dengan dia." Final ku. Jawaban terakhirku cukup membuat air mukanya cerah.

Aku handphone ku berdering rupanya Bunda menjemputku dan dia sudah berada di depan sekolah.

"Aku gak bisa lama nih Ad, bunda udah di depan. Aku duluan ya."

"oya bunda jemput? mau aku anterin ke depan?"

"gausah aku sendiri aja, bye Ad." 

"btw Thanks ya buat sarannya."

Aku hanya mengangguk dan melangkahkan kaki cukup cepat menuju gerbang sekolah.

"Joey." Teriak bunda didalam mobil yang sudah stand by di depan gerbang sekolahku. Aku tersenyum dan melangkahkan kaki menuju mobil.

"Gimana kelasnya hari ini? Seru kah." Tanya nya begitu antusias.

" Seru tapi sedikit melelahkan karena tadi dijam akhir bu Liola ngasih test dadakan." Jelasku, kami pun menghabiskan waktu perjalanan dengan berbicara hal-hal apa yang sudah dilalui oleh kami.

Sampai di rumah Aku dan bunda sibuk dengan dunia kami. Sebenarnya hal ini terjadi setelah Ayah meninggal dunia, karena bunda saat ini harus menjadi sosok bunda sekaligus ayah untukku makanya kami seolah tak peduli satu sama lain bukan seperti itu tapi aku tidak mau mengganggu bunda yang sedang sibuk akan pekerjaannya.

Setelah membersihkan diri dan makan, aku kembali ke kamar untuk mengerjakan tugas.

Ketika sedang sibuk dengan tugasku, Handphone-ku berdering aku menatap aneh karena di jam hampir tengah malam Ad menelpon ku dan tanpa minta ijin terlebih dahulu, tanpa pikir panjang lagi aku mengangkat panggilan dari Ad.

"Joey!" suaranya terdengar begitu antusias

"Hmmm"

"kamu tau gak? Kalo Alisa sudah benar-benar menyerah sama aku!" Ia begitu senang sepertinya.

"Wow kok bisa?" tanyaku yang begitu penasaran karena semudah itu Alisa menyerah pada Ad? Setelah perjuangannya yang selama ini ia lakukan, sampai-sampai ia harus menempuh waktu berjam-jam untuk dapat bertemu Ad.

"Aku bilang kalo Aku mau fokus dengan sekolahku dan Aku gamau diganggu sama dia sekaligus percintaan yang selama ini dia impikan ke aku." Penjelasannya cukup membuat ku paham bahwa Alisa menyerah karena alasan yang basi, tak tahu kenapa aku ikut senang dengan hal itu karena Sahabatku Ad kembali ceria seperti sedia kala.

Kami pun menghabiskan waktu malam kami dengan obrolan-obrolan yang tak terlalu penting. Adryan kembali terdengar ceria, Aku langsung mengerti mengapa sejak pagi Adryan terlihat murung dan bersikap aneh yaa karena Alisa yang tak pernah berhenti mempertanyakan perasaan Adryan, sedangkan Adryan belum mau terlalu memusingkan soal percintaan.

Keanehan Adryan menjadi salah satu hal baru juga untukku.


To Be Continue~

Hallo semua setelah sekian purnama (cielah lebay) akhirnya cerita ini update juga.

buat yang nungguin cerita ini maaf karena lama menunggu update-annya dan terimakasih sudah menunggu update tiap part nya.

Aku harap kalian semua suka dan sekali lagi terimakasih sudah berkunjung dicerita aku ini.

Sampai Jumpa dipart selanjutnya.

JR


My Sweetheart (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang