7 Tahun berlalu, semua kejadian itu telah berlalu. 1 tahun awal Aku masih belum melerakan semuanya berakhir, namun setelah melewatinya Aku mengerti bila dilanjutkan hubunganku dengan Adryan semuanya akan tambah rumit. Bila kalian tanya bagaimana Aku melewati semuanya dengan keadaan Aku dan Adryan yang sekelas, Aku sendiri melewatinya dengan bersikap biasa saja walaupun hatiku masih terasa sakit melihat Adryan yang terhitung setiap hari, itulah kenapa 1 tahun awal Aku mengatakan Aku merasa semuanya berat dan tak merelakan semuanya berakhir.
Ketika mengingatnya sekarang Aku merasa hal itu menjadi lucu, yaa lucu karena Kami (Aku dan Alisa) sebegitunya memperebutkan seorang Adryan, bila difikir pada akhirnya Adryan tak menjadi teman hidupku juga.
Saat ini Aku menjadi salah satu karyawan perusahaan swasta sungguh tak terfikirkan olehku sebelumnya karena memang cita-citaku menjadi seorang seniman yang berkeliling dunia namun nasib membawaku menjadi orang kantoran yang 9 to 5 Aku habiskan di kantor.
Setelah lulus dari SMA Aku tak tahu menahu keberadaan Adryan ataupun Alisa, mereka seperti ditelan bumi social media nya pun tak aktif, Akupun tak memusingkan hal itu karena dengan begitu Aku bisa dengan cepat melupakan kepahitan itu semua.
"Joey, apakah semuanya sudah siap untuk rapat besok?" suara itu menarikku pada lamunanku tadi.
"iya sudah siap Pa."
"Oke good job, sekarang apakah ada jadwal tambahan untuk pertemuan?" tanya atasanku
"untuk hari ini jadwal bapak sudah terpenuhi dan tak ada jadwal tambahan untuk pertemuan."
"oke kalo memang tak ada jadwal tambahan, saya pulang terlebih dahulu yaa."
"Baik pa."
Sudah 5 bulan ini Aku menjadi sekertaris dari direktur perusahaan ini, semua jadwal dari atasanku Aku yang mengatur, terkadang ketika semua orang sudah pulang Aku masih harus tetap berada di kantor untuk menyusun jadwal pertemuan atau jadwal yang harus dilaksanakan oleh atasanku bila sudah pulang-pun masih harus berkutat pada pekerjaan.
Waktu telah menunjukan pukul 17.30 sore, Aku mengechek kembali jadwal untuk hari esok dan hanya pertemuan kerja sama, persiapan pun sudah Aku persiapkan tentunya jauh sebelum waktunya tiba dibantu dengan beberapa divisi.
Aku memutuskan untuk pulang, berjalan menyusuri lorong kantor yang sudah sepi hanya beberapa orang saja yang masih diberada di kantor, sesampainya di basement Aku langsung memasuki mobil, selama perjalanan hanya ada suara dari radio yang menemaniku Syukurnya sore ini tidak macet.
Sampai di rumah Aku disambut oleh Stella dengan perut besarnya, ya Stella sedang mengandung ia memutuskan untuk menikah dengan Acel si ketua kelas satu tahun yang lalu, mereka sebenarnya sudah menjadi kekasih sejak SMA namun mereka tak mau terlalu menonjolkan hubungan mereka.
"Joeyyyyy!!!!" pekiknya, setelah kejadian itu kami menjadi sangat dekat kemana-mana ia selalu mengkuti ku, Stella merasa kecewa dengan sikap pengecut Adryan dari hal itulah Stella menjauhi Adryan
"Buibu hamil tuh duduk harusnya di rumah jangan jalan-jalan mulu." Omelku
"Gue pengen menikmati masa-masa dimana bayi gue belum lahir!" dia berjalan mendahuluiku dengan perut besarnya, Aku membuntutinya takut-takut Stella terjatuh ia mendudukan dirinya di sofa milikku.
"Tell bentar ya Aku mau bersih-bersih dulu."
"Hmmm." Hanya itu tanggapannya, Aku berjalan kearah kamar dan membersihkan diri.
30 menit selesai Aku kembali menemui Stella, disana ada Bunda yang menemai Stella dengan camilan yang menemani mereka.
Suda menjadi hal biasa Stella mengunjungi rumahku dan menghabiskan waktu di rumahku sebenarnya usia kehamilannya sudah berada dibulan ke 9 namun semangatnya masih tinggi untuk sekedar berjalan-jalan dan menghabiskan waktu diluar.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweetheart (END)
RomansaJoeya Resya yang bingung akan keberadaan baju olahraganya hingga ia harus bertanya pada sosok yang baru saja dikenalnya Adryan Putra dan dengan senang hati Adryan membantu untuk mencari baju olahraganya. Dari sanalah awal mula kisah mereka dimulai...