Hari-hari yang Aku lalui sangat amat terasa bahagia setelah Aku dan Adryan menjalin hubungan (Pacaran), setiap harinya selalu ada saja tingkah Adryan yang kadang membuat jantungku berdetak 2 kali lebih kencang.
Dimulai hari itu, hari dimana Aku menyatakan rasa cintaku pada Adryan, ia selalu mengantar jemputku menggunakan motornya.
Tok Tok Tok... pintu rumahku diketuk oleh seseorang yang tak lain tak bukan Adryan yang menjemputku di rumah untuk berangkat bersama ke sekolah.
"Tuh Pangerannya udah jemput." Sahut Bunda
"Ihhh Bunda! Aku berangkat dulu yaa." Pamitku pada Bunda.
Aku berjalan menuju pintu depan dengan kantong sekolah yang sudah ada digendonganku.
"Pagiiii Cinta!!!" Sapa Adryan ketika Aku membuka pintu.
"Pagi!" jawabku singkat
"Jutek amat Joey sama pacar sendiri."
"Lagian geli banget tau!"
Kami berjalan beriringan menuju motor Adryan.
"so sweet dikit lah Joey, Aku kan pacar Kamu." Rengek Adryan, semenjak hari jadi kita dia selalu mengerek dan mengeluh akan sikap dingin dan jutekku.
"emang harus banget ya, Ad? Kayak anak kecil tau!"
Adryan tidak menjawab, dia memasangkan helm padaku dan dia menaiki motor tanpa berbicara apapun, Aku mengikuti hal yang sama. Motor Ad-pun melaju meninggalkan pekarangan rumahku.
Diperjalanan Adryan hanya diam tak seperti biasanya yang selalu bercerita tentang hal-hal konyol atau apapun itu.
Aku memeluk tubuhnya semakin erat lalu berbisik
"Kamu marah?"
"...."
"Ad.."
"...." Masih belum juga menjawab
"Cintanya Aku marah?" sebenarnya Aku merasa mual ketika menyebutkan kalimat itu namun hanya itu cara untuk membuat Adryan luluh.
Dan benar saja di spion Aku lihat senyumannya merekah begitu saja. (sungguh kekanakan)
"Enggak kok sayang, Aku gak marah." Aku mengerlingkan mataku malas, sifat lebay Adryan memang luar biasa dan memang setelah Kita pacaran sifat asli Ad keluar begitu saja.
Aku melonggarkan pelukanku namun Ad menarik kembali tanganku.
"Jangan dilepas, biar gini aja." Rengeknya lagi
"emang gak engap Ad, ini kenceng banget lho Aku meluk."
"enggak kok.";
Ad pun kembali banyak berbicara, mood Adryan kadang membuatku pusing, ia akan marah karena apa yang ia minta tak terpenuhi lalu kemudian akan tersenyum merekah dan cerewet apabila yang diinginkannya terpenuhi. Tapi tak apa Aku tetap menyayangi dan mencintainya.
Sesampainya di sekolah, Kami sama-sama memasuki kelas. Adryan masih berbicara dan Aku hanya sesekali menyaut.
Stella tiba-tiba menarikku duduk lalu berbisik "Joey lu tau gak?"
"Apa?" Aku dibuat bingung dengan pertanyaan Stella
"Lu jangan kaget ya kalo si Alisa bakal pindah sekolah dan pindahnya kesini!"
"terus?"
"Yeeee gimana sih Lu gak nyadar atau goblok sih bisa aja kan dia pindah ke sekolah ini cuman pengen ngancurin hubungan lu sama Adryan?"
"haha Tell kamu tuh konyol banget, kenapa harus pindah sekolah demi untuk ancurin hubungan Aku dan Adryan? Emang gaada cara lain ya?"
"TERSERAH LU DEH JOEY, gue tau Alisa orangnya kayak gimana, dia orangnya nekad banget, dia akan lakuin semuanya demi untuk dapetin apa yang dia mau!" Stella tampak sangat frustasi.
Jujur Aku terkejut dengan pernyataan Stella namun Aku mencoba lebih tenang, karena Aku tau hal ini akan terjadi, Alisa akan melakukan apapun demi mendapatkan Adryan.
Aku hanya berharap kalo hubunganku dengan Adryan akan baik-baik saja dan Adryan akan tetap bertahan bersamaku.
Harapan itu yang pegang saat ini.
Hallo Semua, Akhirnyaaaaa Aku kembali lagi dengan Chapter baru.
Terimakasih yang masih setia menunggu kelanjutan cerita ini walaupun Authornya lamaaaaaa banget Update.
Aku harap kalian semua suka Chapter ini :)
-JR-

KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweetheart (END)
RomantizmJoeya Resya yang bingung akan keberadaan baju olahraganya hingga ia harus bertanya pada sosok yang baru saja dikenalnya Adryan Putra dan dengan senang hati Adryan membantu untuk mencari baju olahraganya. Dari sanalah awal mula kisah mereka dimulai...