#01#

294 29 11
                                    

Kedua orang tua Seulgi bekerja, Ayahnya pegawai sebuah Bank dan ibunya pemilik toko roti. Rumahnya yang sepi jadi alasan ketiga makhluk tersebut mengganti baju dan berdandan di kamarnya yang serba pink. Wendy dengan edgy-style, Seulgi dengan gayanya yang feminim, dan Irene dengan tampilan casual sederhana.

"Irene, kau yakin kau tidak akan ketahuan Ibu mu?. Ini pertama kalinya kan bolos les"tutur Wendy sambil mencari liptint miliknya.

"Tentu saja. Aku bilang untuk tidak dijemput di tempat les, aku bilang aku akan belajar ke kafe dengan Chan Yeol"

"Si Ranking 2 ?!"

"Si Judes ?!"

"Dia sekarang dalam genggaman ku, aku memintanya berbohong pada ibuku jika ibuku mendadak menelponnya"Irene memamerkan senyum liciknya sambil memutar kembali ingatan beberapa hari lalu, ketika ia memergoki Chan Yeol merokok diatap sekolah sendirian.

"Okey. Aku udah siap. Ayooo"Irene yang berdandan paling sederhana segera beranjak dan keluar kamar. Menunggu kedua sahabatnya yang repot minta ampun.

=0=

Ini pertama kalinya Irene bolos les, ia pulang sekolah sore hari dan segera mengganti pakaian untuk hang out dengan kedua sahabatnya. Sungguh ini momen langka. Jika Ibunya tahu apa yang ia lakukan sekarang, mungkin ia sudah menangis dipojok kamar sambil meratapi jadwal les yang ditambah dan uang jajan yang dipangkas bak rumput liar.

"Tteokbokki"

"Sosis"

"Ice cream"

Irene melahap semuanya sambil menikmati keramaian bersama kedua temannya. Membeli gelang untuk bertiga, mampir disebuah toko kosmetik untuk membeli liptint terbaru, dan menonton film di bioskop.

Ketiganya kemudian masuk kesebuah pusat perbelanjaan baru demi menuntaskan rasa penasaran Wendy dengan salah satu toko yang menjual baju baju bergaya edgy. Irene dan Seulgi ikut-ikutan mengitari toko, sambil menunggu Wendy memilih ukuran yang pas untuknya.

"Irene, apa kau tau bahwa semalam ada fenomena bintang jatuh ?"tanya Seulgi antusias.

"Eumm, tau. Bukankah sangat larut ?. Aku juga nggak lihat sih"jawab gadis dengan sweater merah jambu itu.

"Yahh, sama aja kalau gitu. Hmmm, aku terlambat membuat permohonan saat bintang jatuh"ceritanya diiringi ekspresi lesunya.

"Kita sudah SMA dan kau masih percaya hal itu ?. Aku sih tidak. Bintang jatuh bukan fenomena supranatural, hal itu bisa dijelaskan ahli astronomi. Jadi bagiku tak ada hubungannya dengan mengabulkan keinginan"celoteh Irene dengan keyakinannya yang teramat sangat.

"Tapi adik sepupuku terkabul loh, anjing kesayangannya sembuh setelah ia memohon saat bintang jatuh 3 tahun lalu"timpal Wendy.

"Kalau gitu aku akan minta pacar yang tampan dan kaya, supaya dia bisa membelikan aku apapun. Lalu, ia punya mobil mewah seperti itu"Irene tertawa kecil sambil menunjuk poster model dengan mobil mewah di kaca luar Mall.

"Aku ingin dia punya rumah mewah dengan taman yang luas"celoteh Irene untuk menggoda Seulgi yang masih percaya pada Bintang Jatuh.

"Kau mengejekku"balas Seulgi cemberut, gadis feminim ini memanyunkan bibirnya sambil menahan tawa ketika digoda oleh Irene dan Wendy yang mengapitnya.

Ketiganya akhirnya tertawa setelah melunakkan Seulgi, tak ada yang mengira bahwa itu tawa terakhir yang Seulgi dan Wendy lihat sebelum insiden naas itu terjadi.

"Aaaakkkkhhhh !!!!!"Irene menjerit ketika ia terperosok kedalam selokan di lokasi pintu keluar Mall.

Wendy dan Seulgi spontan menjerit ketakutan ketika Irene mendadak hilang begitu saja. Petugas keamanan segera mengecek lubang tempat Irene jatuh. Orang-orang mulai berkumpul dan dua sahabat ini hanya bisa menangis.

FALL [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang