"Dia sangat manis"
"Ya ?"
"Pacarmu. Aku sudah biasa melihat yang pacaran disekolah ini, tapi mungkin karna kita dibesarkan beda budaya, aku belum pernah lihat disini yang serumah dengan pacarnya saat masih sekolah"sarkasnya yang meninggalkan Mino beserta tuduhan tak berdasar itu.
Tak mau ambil pusing, Mino segera menghubungi Pak Shin.
"Ahjussi, Irene dimana sekarang ?"
Langkah Suho terhenti, tepat saat nama kekasihnya disebut.
"Irene ?. Dia ada di taman belakang. Mino-ya, Irene benar-benar gadis yang baik, dia bahkan membantu ahjumma dirumah ini dari pagi"puji Pak Shin sambil melihat Irene dari teras belakang.
"Benarkah ?"Mino mengusap tengkuknya, agak aneh mendengar Irene ikut bantu-bantu dirumahnya.
"Kau ingin bicara dengannya ?"
"Tidak perlu"
"Bicaralah, dia sudah ada disampingku begitu tau kau yang telpon"pak Shin segera memberikan telpon nya pada Irene yang tampak tak sabar menunggu gilirannya bicara pada Mino.
"Mino-ya, kau sudah pakai salep lukanya ?"tanya Irene.
"Oh ?. Salep ? Akan ku pakai"singkat bahkan sempat disambut batuk kecil hasil rasa canggung mendengar suara gadis itu dari seberang sana.
"Irene-aa ?. Kau mendengar ku?. Kau dimana ?"Mino kaget begitu teleponnya diambil alih Suho, si Ketua Kelas yang barusan menyindirnya soal Irene.
Irene yang menyadari suara yang berbeda sontak terdiam dan kebingungan, disisi lain Mino kembali meraih kembali ponselnya lalu mematikan sambungan telepon itu seketika.
"Kau ada masalah apa sih denganku ?"
"Irene ?. Apa gadis yang bersamamu dari toko seragam itu Irene ?"
"Kenapa kau begitu penasaran ?. Itu bukan urusan mu"Mino meninggalkan Suho dilorong saat anak anak lain mulai tertarik dengan mereka.
"Seseorang yang kukenal menghilang tanpa sebab, namanya Irene"entah kenapa Suho dengan lantang mengatakannya dan itu cukup membuat beberapa siswa keluar kelas untuk melihat mereka.
"Apa Irene hanya satu didunia ini ?. Irene-ku belum tentu Irene yang kau kenal"balas Mino tak acuh dan langsung masuk ke kelas, sedangkan diujung lorong Suho dirangkul Chanyeol, sahabatnya yang paham betapa terpukulnya Suho kala itu.
Adu mulut antara Suho dan Mino pagi itu di cap sebagai deklarasi perang oleh seantero sekolah.
=0=
Irene, gadis itu berjongkok ditaman belakang. Memandangi pot tanaman hasil karyanya dan ahjumma. Usai bengong di meja makan seperti semalam, kini ia hanya diam sambil memainkan daun.
"Irene ?"
"Ya ?"gadis itu berbalik dengan senyum yang terukir jelas usai mendengar suara itu memanggilnya.
KLIK
'Apa-apaan ini ?, kenapa dia bisa secantik ini bahkan saat tak sengaja difoto'rutuknya begitu melihat hasil jepretan kamera itu.
"Kenapa kau mendadak memotret ku ?. Mana hasil fotonya ?. Aku mau lihat, mana ? mana ?"Irene segera berdiri dan mengintip kamera Mino.
"Ah tidak, aku tidak memotretmu. Aku memanggilmu supaya kau minggir, aku mau memotret bunganya"dalih Mino yang mulai memotret bunga sebagai pelengkap alibi.
Irene mengerucutkan bibirnya kecewa, ia lantas merapatkan kardigan cokelat miliknya dan mulai melangkah kedalam rumah, meninggalkan Mino dan bunga yang jadi objek potretnya malam itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
FALL [HIATUS]
FanfictionSong Mino hanya remaja laki-laki yang kembali ke tanah kelahirannya dan bermimpi hidup bebas layaknya remaja seusianya. Namun di hari pertamanya, ia terjebak dalam rumitnya kisah gadis cantik yang jatuh dari loteng rumahnya. Bae Irene, tuan putri ya...