#06#

95 22 7
                                    

"Haruskah disaat-saat seperti ini kita bicarakan hal itu ?!. Kamu rela langsung pulang hanya untuk berdebat untuk hal tidak penting ?!"suara bariton itu memenuhi ruangan yang hanya diisi mereka berdua.

"Tidak penting ?!. Ini hak ku !. Aku udah nggak tahan berbohong sama Irene !"

"Irene Eomma..."

"Aku muak dengan caramu menggambarkan tentangku didepan putri kita !. Kau membuatnya tetap mencintai ku !"

"Kamu ibunya. Salah ?"suara itu mulai memelas, ia mulai kehilangan kata-kata.

"Jangan kisah kan aku dengan sempurna !. Jangan gunakan anak polos itu untuk mengikatku !"pekik ibu yang begitu dielukan Irene sepanjang hidupnya.

"Kamu ibunya dan aku tahu kamu sangat mencintai Irene. Aku mohon, ayo bertahan sedikit lagi demi Irene"laki-laki paruh baya itu berlutut dan menggenggam tangan ibu dari anak kesayangannya.

"Pernahkah terpikir oleh mu, bahwa cinta yang kau punya hanya berakhir menyakiti ?"

Pipi gadis itu basah seketika dan tubuhnya terguncang, ia mendadak merasakan kehangatan pada sepasang tangannya.

"Irene-aa...Irene-aa..."

Usai berulang kali dipanggil, gadis itu akhirnya membuka matanya. Ia sontak bangkit dan memeluk wanita disisinya begitu erat dan kembali menangis tak henti hingga Ayahnya turut menenangkan gadis itu.

"Irene-aa, berhentilah menangis...ayo ceritakan kenapa ?"tanya pemilik pelukan terhangat itu.

"Hanya mimpi buruk, aku bahkan tak pernah terpikir itu terjadi pada kita. Mengerikan"balas Irene.

"Kita ?"sambut sang Ayah.

"Appa berlutut didepan Eomma dan memegang tangan Eomma erat"tutur Irene yang berusaha menahan air matanya yang berlomba-lomba keluar.

"Appa melamar Eomma untuk kedua kalinya ?"sambut ibunya yang diiringi tawa kecil menggelitik sambil memeluk gadis kecilnya.

"Aniyo. Eomma sangat kesakitan dan menangis. Appa memohon supaya Eomma bertahan untukku. Mimpi yang mengerikan, bukan ?. Jisoo bercerita padaku, bahwa keluarga kita sempurna"

Genggaman itu terlepas, dua orang dewasa itu hanya bisa bertukar tatap saat kenyataan bak mimpi buruk kembali pada mereka. Keheningan memenuhi ruangan sementara, hingga akhirnya mereka kembali ke panggung itu.

=0=

"Jisoo-ya. Kau tak ceritakan soal hubungan Suho dan Irene ?"cetus Baekhyun yang mampu membuat Jisoo mengatupkan bibirnya rapat.

'Haruskah....?' batin gadis yang bermimpi menjadi jaksa itu.

"Wae ?. Apa ada sesuatu antara aku dan Suho ?"Irene mencoba menerka-nerka lewat raut wajah temannya yang sontak menatapnya begitu ia bertanya barusan.

"Kau dan Suho..."

"Wohooo..."Baekhyun mendadak bersorak kegirangan usai mengecek ponselnya.

"Sesuatu yang bagus ?"tanya Suho yang begitu canggung dan asal mengintip ponsel Baekhyun usai mengelus dada karna Chanyeol menunda penjelasannya.

"Harga saham di SW Heavy Industry naik 7,13% berkat berita rencana pernikahan calon pewarisnya"jelas Baekhyun dengan bangga sesaat karna ia membeli cukup banyak semalam. Namun ia cepat menyadari bahwa semua orang tak terkejut dengan berita ini.

"Mwoya ?!. Kalian sudah tahu ?!"Baekhyun kelabakan usai bertingkah konyol.

"Rumornya sudah berhembus kencang, kau saja yang baru tahu karna baru pulang tour"ledek Chanyeol yang juga kini memeriksa pergerakan sahamnya di index KRX dan melupakan kalimatnya tadi secepat kilat.

FALL [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang