#07#

114 21 13
                                    

"Chanyeol-aa, bisa bicara sebentar"pinta gadis itu yang lantas memimpin jalan kearah bangku tribun penonton dekat lapangan.

"Ada sesuatu yang ingin kau katakan ?"Chanyeol langsung membuka pembicaraan dari belakang.

"Aku akan bicara padamu lebih dulu sebelum pada Sehun dan Baekhyun. Sebaiknya, kita tak perlu ceritakan kisah Irene dan Suho lagi pada Irene"cetus gadis berambut panjang tergerai yang berdiri tepat dihadapan Chanyeol saat ini.

"Wae ?. Bukankah lebih baik diceritakan ?"

"Irene hanya akan merasa malu dan terluka jika tahu ia dulu sibuk mengejar Suho. Intinya, mari jangan bicarakan kisah lama"tutup Jisoo cepat, ia kemudian meninggalkan Chanyeol yang masih beradaptasi dengan kalimatnya barusan.

"Jisoo-ya..."sahutnya yang membuat gadis itu menghentikan langkahnya seketika dan langsung menyusulnya.

"Tentukan dari sekarang, menjadi baik atau berpura-pura baik ?"bisik pria yang akhirnya meninggalkan nya ditengah lapangan seorang diri.

=0=

Jam pelajaran pertama hari ini dimulai dengan olahraga, siswa dan siswi menuju ruang ganti masing-masing. Irene dan Jisoo berjalan beriringan hingga keruang ganti. Gadis itu membuka lokernya dan melihat isinya yang tertata rapi. Ruang ganti begitu berisik, namun tak seorangpun mengajak Irene bercengkrama sejak ia masuk sekolah. Jisoo pun mengganti bajunya dengan tenang, tak seperti siswi lain yang bergosip ria dengan teman akrabnya.

"Permisi...."cetus Irene yang menimbulkan keheningan seketika dan membuat semua tatapan tertuju padanya, termasuk Jisoo.

"Seperti yang kalian dengar, aku mengalami kecelakaan kecil yang membuatku lupa beberapa hal. Mungkin aneh karna kita sudah berteman sebelumnya, tapi aku melupakan kalian. Aku harap kita semua bisa lebih akrab kedepannya"pinta Irene dengan sopan dan sedikit gugup berkat ekspresi teman temannya itu.

"Irene-aa, kau tak akrab dengan mereka. The Pacific terbiasa menerima salam, bukan memberi salam seperti tadi"bisik Jisoo anggun dan membuat Irene menatapnya agak kesal.

"Jangan melakukan sesuatu diluar kebiasaan mu, Irene-aa. Itu sebabnya mereka tercengang sekarang"cetus Jisoo pelan sambil merapikan rambutnya di cermin.

Usai perbedaan pendapat diruang ganti, seluruh siswa dan siswi berkumpul di lapangan indoor termasuk Jisoo dan Irene yang sudah berganti seragam. Usai pemanasan, siswa dan siswi membentuk pasangan berdasarkan undian untuk bermain dodge ball.

Berbanding terbalik dengan pasangannya, Irene justru kegirangan ketika satu tim dengan Mino. Gadis itu mendatangi Mino dengan semangat, membiarkan rambut ekor kuda nya menjuntai. Sama seperti permainan biasanya, siswa harus melindungi siswi agar tidak terkena lemparan bola. Satu demi satu pasangan tersisih, ada yang karna kurang cekatan menghindar dan ada yang dari awal tidak suka pasangannya jadi tak kompak.

Meski Mino sebal kemana-mana bertemu dengan Irene, tapi ia tertawa bebas sepanjang permainan berkat kecekatan Irene dan tawa gadis itu yang cepat menular padanya. Setelah beberapa siswa tersisih, permainan kian sengit. Jika Mino dan Irene tertawa lepas berkat permainan ini, lain hal dengan Suho yang sedari tadi membidik bola kearah mereka namun gagal. Ia bahkan tak perduli Jisoo kerepotan sendirian melindungi diri dibalik tubuhnya.

Dikarenakan banyak peserta tersisih, Suho jadi lebih sering menerima bola. Meski Irene berlindung dibalik Mino yang setinggi tiang baginya, ia tetap bisa melihat bahwa Suho terus mengarahkan lemparan kearah Mino. Mungkin ini sudah kesekian kalinya Mino mengerang kesakitan berkat lemparan Suho.

"Suho-ya, kau kenapa ?!"pekik Irene yang menyembul dari balik tubuh Mino.

BUGH

"Aaaakhhh"Mino yang sigap menghalangi wajah Irene justru harus menerima lemparan keras yang mendarat diwajahnya.

FALL [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang