Seminggu berlalu, sejak pertemuan Komandan Changwook dengan Jungkook dan kawan-kawan. Hari ini adalah awal mula dari investigasi kasus "Black Assassin". Sepuluh polisi berkumpul, yang tak lain adalah para polisi yang diberi amanat, untuk melakukan investigasi tersebut.
Mereka dikumpulkan di sebuah ruangan kedap suara, tempat untuk menginterogasi secara sembunyi-sembunyi. Changwook menjelaskan detail tugas dari masing-masing divisi. Divisi III akan menginvestigasi daerah sekitar Sungai Han. Lalu, untuk divisi IV, mereka akan menginvestigasi komplek elit dan daerah sekitarnya.
Setelah menjelaskan secara rinci, komandan itu pun mempersilakan masuk beberapa orang tak dikenal. Ia mulai memperkenalkannya satu per satu. Di ujung kiri, seorang laki-laki tampan, berjaket bomber. Ia adalah Jungkook, wajahnya ceria dan tampak antusias.
Changwook berkata, “Kalian tentunya sudah tidak asing dengan sosoknya. Dia adalah polisi yang menjadi buah bibir di kantor kita, dia Jeon Jungkook.”
Jungkook maju selangkah dan memperkenalkan diri. “Halo semuanya! Saya Jeon Jungkook, kopral polisi dari cabang Gangnam. Saya harap kita bisa akrab untuk ke depannya.” Ia membungkuk—memberi salam.
Di sebelah kanan Jungkook tampak seorang wanita cantik dan manis.
“Dia adalah Myoui Mina, polisi dari Jepang. Ia fasih berbahasa Korea dan Inggris,” kata Changwook, ia mempersilakan Mina untuk melangkah ke depan—memperkenalkan diri.
“Annyeonghaseyo, nama saya Myoui Mina, dan saya tinggal di Prefektur Hyogo. Saya orangnya sedikit pemalu. Jadi, mohon banyak-banyak bicara dengan saya, ya. Terima kasih dan salam kenal.”
Polisi pria menyoraki dengan antusias, mereka tampak begitu senang. Bagaimana tidak, Mina terlalu imut di mata mereka. Mereka tidak bisa menahan gejolak di dada mereka.
Terakhir, ada satu sosok wanita lagi. Wanita satu ini juga cantik, tetapi lebih tegas dan cenderung judes. Satu hal yang membuat para pria tidak bisa diam, yakni keseksian wanita tersebut. Tubuhnya sangat proporsional, bak model. Tinggi, berisi, tidak kurus dan tidak gemuk alias pas.
Changwook memperkenalkannya. “Polisi yang satu ini berasal dari Shenzen, Republik Rakyat Tiongkok. Namanya adalah Cheng Xiao. Silakan ke depan, Cheng Xiao.”
“Halo, saya Cheng Xiao. Saya lulusan terbaik dari akademi polisi Shenzen. Kelebihan saya adalah tubuh lentur yang saya miliki. Sekian, terima kasih.”
“Berapa nomor teleponmu?” celetuk Jaebeom, ponselnya siap mengetik. Jaehyun, Yugyeom, dan Sungjae ikut mengeluarkan ponsel mereka.
“Satu,” jawab Cheng Xiao singkat, ekspresinya datar.
Para polisi wanita tertawa cekikikan. Mereka mulai mengolok-olok Jaebeom dan pria lain yang menginginkan nomor Cheng Xiao.
“Bukan itu maksudku, nomor untuk dihubungi–” Ucapan Jaebeom terpotong, Komandan Changwook menyela. “Jangan ganggu anak baru Jaebeom. Kau bisa melakukannya nanti. Saat ini kita harus fokus pada tugas,” jelas Changwook.
“Baik, Komandan. Saya minta maaf.”
Mereka semua kembali fokus pada misi, menyelidiki siapa Black Assassin sebenarnya. Lima belas menit mereka berdiskusi. Lalu, terdengar suara ketukan pintu. Konsentrasi mereka sedikit terganggu kala itu, Changwook berjalan menuju pintu, lalu membukanya. Sudut bibirnya naik.
Seorang pria berdiri di hadapan komandan tersebut, napasnya ngos-ngosan, dan keringat membasahi sebagian tubuhnya.
“Sudah kuduga, kau pasti akan datang.”
“Saya akan ikut investigasi, tetapi dengan satu syarat,” ujar lelaki tersebut dengan terengah-engah.
“Apa itu, Kim Taehyung?” tanya Changwook penasaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love in Crime
AzioneAkan ada masanya di mana kau harus memilih sesuatu yang lebih penting. Saat kau dihadapkan di depan dua pilihan yang sulit, mana yang akan kau pilih? Menyelamatkan orang yang kau cintai? Atau mengejar pembunuh yang selama ini kau cari? Crime, Action...