🔫 Ch. IX : Penyelidikan Berlanjut

300 33 6
                                    

Di dalam pasar swalayan, Jungkook dan Xiao masih sibuk mengecek rekaman kamera cctv. Belum ada satu pun rekaman yang menunjukkan sosok pelaku, sejak bulan lalu. Rekaman yang terakhir juga tidak menampakkan sosok pelaku.

"Ini rekaman yang terakhir?" tanya Xiao kepada pegawai toko.

"Iya. Rekaman dua bulan lalu dan yang lama-lama, sudah diambil oleh manajer toko," terang si pegawai.

Akhirnya, Jungkook dan Xiao memutuskan untuk menyudahi tugas, dan melapor ke Senior Park dan Yook. Sebelum keluar, Jungkook membeli dua kaleng minuman soda dingin.

"Kopral Cheng, tangkap!" ujar Jungkook sambil melempar satu kaleng minuman.

Xiao berhasil menangkap dengan baik. "Thank you." Ia kemudian keluar, lalu duduk di kursi depan minimarket.

Jungkook yang berdiri di samping Xiao berkata, "Bukankah tugas ini terlalu mudah, ya? Bagaimana menurut Anda, Kopral Cheng?"

"Ya, untuk saat ini memang mudah. Namun, kita tidak tahu bagaimana ke depannya," jawab Xiao santai.

"Hm, Anda ada benarnya juga."

"Oh iya, Anda tidak perlu bicara formal kepada saya, Kopral Jeon. Anda lebih tua, kan? Dan panggil saja Xiao, jangan panggil Kopral Cheng."

"Oke. Kalau begitu kau juga bisa berbicara santai kepadaku. Jujur, aku agak kurang nyaman jika orang yang hanya berbeda setahun denganku, berbicara formal kepadaku," ungkap Jungkook.

"Baiklah, jika memang itu keinginan Anda, eh keinginanmu, Kop–"

"Panggil saja Jungkook," potong polisi berjaket bomber itu.

"Baik, Jungkook."

·•·

Di sisi lain, Eunwoo dan Tzuyu juga masih sibuk melakukan tugas yang diberikan. Eunwoo bertanya ke tiap-tiap penduduk yang berada di rumah, sedangkan Tzuyu bertanya kepada warga yang berlalu-lalang. Tak sedikit orang yang memuji paras mereka berdua, bahkan ada yang sampai meminta swafoto bersama.

Tzuyu kembali menghentikan salah seorang warga yang lewat. "Permisi, Nyonya. Apa Anda pernah melihat orang dengan pakaian seperti ini?" tanyanya sembari menunjukkan selembar kertas. Kertas itu menunjukkan sosok laki-laki berjaket tudung hitam, dengan wajah samar.

Nyonya itu hanya menggeleng, lalu melenggang pergi. Lagi-lagi nihil, belum ada satu pun petunjuk yang mengarah ke si pelaku. Beberapa saat kemudian, Eunwoo datang sambil berlari kecil.

"Bagaimana?" tanya Eunwoo.

Tzuyu menggeleng, kemudian menjawab, "Tidak ada satu pun warga yang melihat orang seperti ini."

Eunwoo berkacak pinggang. "Terus bagaimana? Apa kita sudahi saja?"

"Menurutku kita sudahi saja dulu, terus melapor ke kapten. Lagian sudah sore juga."

"Oke."

Baru saja mereka berjalan, tiba-tiba di pertigaan jalan, mereka berpapasan dengan seorang pria yang penampilannya mirip dengan si pelaku. Pria misterius itu tak sengaja melihat lembaran kertas yang dipegang Tzuyu. Lalu, tanpa aba-aba, pria misterius itu berlari kencang meninggalkan dua polisi itu.

"Sial, sepertinya itu si pelaku. Cepat hubungi rekan yang lain, biar aku yang mengejarnya," ujar Eunwoo. Sesaat kemudian, tinggal Tzuyu seorang yang berada di sana.

Love in CrimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang