0.3

448 33 0
                                    

"Jun, Kook, Kyeom, Bam, bangun. Udah siang, weh. Kebo banget si, ah," Eunwoo dengan niat membangunkan keempat kebo tersebut yang tengah tidur dengan tidak beraturan di sofa.

"Lima menit lagi, mak," ucap June, yang sepertinya masih belum sadar.

"Bangke, sejak kapan gua emak lo, njir? Bangun weh, hhhhh." Eunwoo mulai lelah, usahanya tidak berguna. Mereka tidak lekas bangun dari tadi.

"Ehh, Rose. Sini bentar, dong," panggil Eunwoo ke Rose yang sedang berjalan.

"Gua minta tolong, dong. Suara lo kan toa banget, tuh. Tolong bangunin mereka, dong. Gua udah bangunin berkali-kali kaga nyaut, anjir. Tolong, yak," pinta Eunwoo.

"Ohh, oke, oke. Gampang itu, mah," balas Rose.

"KOO JUNHOE, JEON JUNGKOOK, LEE DOKYEOM, KUNPIMOOK BHUWAKUL, BANGUN LO SEMUA! UDAH SIANG, BANGKE. SADAR, SADAR. RUMAH ORANG INI, JANGAN NGEBO MULU! HEH, BANGUNNNN!" teriak Rose dihadapan keempat orang itu. Alhasil, semuanya langsung bangun dan lekas menutup telinga mereka untuk keselamatan mereka.

"ROSE, BEB. JANGAN TERIAK-TERIAK, OKAY? KITA UDAH BANGUN, KOK. YA? HMM?" ucap June dengan suara keras.

"Nah, udah bangun? Sekarang lo pada mandi, bajunya katanya udah disiapin Jaehyun. Terus makan, si Mina masih untung udah nyiapin sarapan. Tugas lo, kata Jaehyun, mberesin piring sama tempat lo berempat tidur, paham? Cepetan," ucap Eunwoo.

"Siap."







"Gimana masakan Mina? Enak, gak?" Tanya Mina tiba-tiba.

"Enak kok, Min. Banget malah, heheheh," jawab June, yang memang suka sekali makan. Semuanya pun ikut mengangguk tanda menyetujui June.

"Hehehehe, makasih. Padahal Mina baru nyoba, loh," ucap Mina jujur.

"Hebat dong, berarti. Hehehehe."

"AAAAKKK!!!" Seseorang berteriak dari arah ruangan paling belakang.

"Lah? Itu suara Chaeyeon bukan, sih? Sampering weh, samperin," ucap Jaehyun panik. Semuanya pun bergegas menghampiri Chaeyeon.

"Chaey, Chaeyeon. Sayang, kamu kenapa, Chaey? Hmm?" Tanya Eunwoo yang pertama kali sampai disana dan Chaeyeon langsung menyambar ke pelukan Eunwoo.

"I....itu. Tadi, tadi pas gua buka pintu gudang ini, tiba-tiba aja ada pisau nodongin ke arah muka gua. Untung aja gua sempet ngehindar tadi," jelas Chaeyeon sambil sesenggukan.

"Ihhh, kok bisa gitu sih? Jae, lo nyimpen pisau di gudang?" Tanya Lisa.

"Gak, Lis. Sumpah, gua nyimpen semua pisau di dapur semua. Gudang tuh isinya cuma barang-barang lama sama peralatan bersih-bersih doang. Gua udah jujur loh. Plis, gua gak naroh apa-apa," ucap Jaehyun meyakinkan.

"Iya, gua tau gak mungkin lo sengaja ngelakuin itu. Gua tau," ucap Chaeyeon.

"Sebenernya siapa, anjir. Jujur, tadi malem gak ada yang kesini, kan?" Tanya Eunwoo serius. Semuanya pun otomatis menggeleng dengan muka yang serius pula.

"Iya, Woo. Gak mungkin ada yang sengaja ngelakuin ini semua. Yakali, kan," ucap Dokyeom meyakinkan.

"Iya, sih."

"Udah, udah. Ntar malah berantem. Anggep aja ini gak pernah terjadi, dan biarin ini jadi pengalaman aja. Chaey, lo bisa ngelupain ini, kan? Gua udah tenang gak ada teror-teror sialan itu lagi, dan udah berhenti dari dulu-dulu. Mungkin ada yang iseng, tapi kalo udah parah banget baru kita selidikin lebih jauh. Gimana, Jae?" Tanya Jungkook.

"Hmmm, yaudah, Kook. Chaey, lo gimana? Udah gapapa?" Tanya Jaehyun memastikan.

"Gua udah oke kok, Jae. Gapapa, kok," jawab Chaeyeon sambil tersenyum.

"Hmm, yaudah. Pisaunya mana? Biar gua buang," ucap June.

"Tuh, Jun. Pisaunya beda dari yang lain, ya. Lebih tajem tapi gagangnya dari kulit, anjay. Kek jaman dulu banget," komentar Eunha.

"Iya juga, ya."







Untuk menenangkan Chaeyeon kembali, Jaehyun mengajak teman-temannya untuk mengadakan sebuah acara kecil di halaman belakang rumahnya. Yaa, seperti bakar-bakar sate dan marshmallow, dan juga bernyanyi dan bermain musik sambil menikmati indahnya malam.

"Elah, yang cewek-cewek mana, sih? Lama amat dari tadi. Udah siap semua ini, hhhhhh," keluh Bambam sambil membawa kayu untuk api unggun.

"Kata Mina sih, masih dandan. Dia mah udah nyiapin bahan-bahan buat bakar-bakaran," ucap Mingyu.

"Yeu, Mina mah rajin. Yang lain, beuh. Dandan udah kek ngantri sembako, lelet," ucap Dokyeom menambahkan.

"Ekhem, siapa yang lelet?" Tanya keenam cewek tiba-tiba dibelakang Dokyeom sambil menyilangkan tangannya di dada.

"Ya, yang cewek-- ehhh, Juy, Ros, Lis, Na, Chaey, Ho, udah selese dandannya?" Ucap Dokyeom sambil tersenyum paksa.

"Udah kok, Dokyeom ganteng. Lama, yah? HAH?!" teriak Yuju pada akhirnya sambil melototi Dokyeom.

"Lama-- eh, cepet kok. Hehehehe." Dokyeom pun langsung melesat pergi dari hadapan keenam cewek horor tersebut.

"Hhh, bangke. Eh, Bam, udah siap semua?" Tanya Lisa kepada Bambam yang baru saja datang dengan kayu bakar.

"Hah? Udah, kok. Tinggal nunggu Mina selese nyiapin bahan-bahan makanannya. Lagian ini belum malem, kok. Santuy aja dulu," jawab Bambam sambil mengacak-acak rambut Lisa gemas.

"GUYS! MAKANANNYA UDAH SIAP, NIH!" Teriak Mina dan Mingyu sambil menunjukkan makanan-makanannya.

"Yeay! Kuy, mulai. Udah malem," ucap Jaehyun.

"Kuy!"








"Ada yang berniat nyanyi gak, nih?" Tanya Jaehyun ke teman-temannya.

"Itu, si Rose sama Junedi ae, kan suaranya emas tuh. Biar kane," usul Jiho.

"Yoi, yoi."

"Yaudah, tapi lagu apa?" Tanya Rose.

"Itu aja, you are the reason, yang romantis-romantis gitu, AHAQ," usul Yuju.

"Boleh, boleh, ntar gua yang main gitarnya. Kamu hafal, kan?" Tanya June ke Rose.

"Hafal, lah. Kuy."

"...That you are the reason...." Setelah lagunya selesai, tepuk tangan terdengar sangat ricuh untuk pasangan itu.

"Weishh, gila, gila. Keren banget, euy. Ngena gitu loh," ucap Jungkook kagum.

"Gua gitu dong, AHAQ," ucap June sombong.

"Apaan dah, Jun. Orang gua muji si Rose, yaaa malu yaa, hahahahahhahah."

"Hahahahahahhahahah." Kegembiraan menyelimuti ke-14 orang itu malam itu. Hanya tawa yang terdengar, bukan teriakan takut seperti tadi. Mereka berharap teriakan takut itu akan hilang selamanya, dan hanya akan ada senyuman dan tawa selamanya.












"Kapan kita bisa mulai?"

"Nanti aja. Ini masih awal-awal. Gua biarin mereka seneng-seneng dulu aja. Ntar baru deh, kita serang. Hahahahahhahah."

"Tapi, mereka sepertinya tidak takut akan jebakan tadi."

"Hei, itu hanya permulaan. Tentu saja mereka tidak takut dengan trik lemah seperti itu. Tunggu saja nanti. HAHAHAHAHAHAHHAHA."

















TBC
hy, vomment ya jgn lupa. makasi:*

[✓]Amicus (97L)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang