1.2

222 21 21
                                    

"Kita harus gimana? They're not an easy enemy. They're too tough. Apalagi bokap kita semuanya disana."

Seketika keadaan menjadi hening. Beberapa masih saja mematung dan beberapa memikirkan cara untuk mendapatkan apa yang mereka mau.

"Sampe kapan kita mau diem-dieman gini? Mau gini terus sampe besok?" Sarkas Eunwoo.

"Lo sabar dulu dong, Woo. Ini kita lagi mikirin cara buat nyamperin tu dua orang," jawab June sambil menatap Eunwoo sinis.

"Kita dari kemaren terus-terusan mbahas gini. Cara, cara, cara. Pada gak bosen apa? Capek gua gini terus. Kenapa sih, kita gak langsung pergi aja? Kenapa harus ribet-ribet mbahas mulu kek gini, hah?" Tambah Eunwoo yang kian memancing emosi yang lain.

"Lo kenapa sih, Woo? Lo punya masalah apa, hah? Kita gini-gini itu biar semuanya bisa berjalan sesuai yang kita mau. Lo gak usah jadi egois gini. Kalo lo gak mau ini, gak sepemikiran sama kita, lo boleh langsung pergi ke Hanbin sama Jennie. Silahkan, gua gak ngelarang." Chaeyeon dengan beraninya menegur pacarnya itu dengan tatapan tajam. Jarang sekali ia memakai 'lo gue' ketika berbicara dengan Eunwoo.

Tak hanya Eunwoo, yang lain pun terkejut oleh omongan Chaeyeon itu. "Chaey..."

"O.. oke, oke. Chaey, Chaey, aku... Aku minta maaf. Semuanya gue minta maaf. Gua salah karena gua egois. Gua... Gua cuma pengen cepet-cepet nyelamatin bokap gua." Air mata Eunwoo kian menetes perlahan.

"Gua gak tega liat bokap gua gak aman kaya gitu. Gua takut. Makanya gua gak bisa mikir dengan jernih. Semuanya, gua bener-bener minta maaf." Eunwoo sekarang tengah bersimpuh sambil masih meneteskan air mata.

Yang lain pun mendekati Eunwoo sambil ikut duduk di sebelahnya. "Gapapa, Woo. Gapapa, kita paham, kok. Kita juga sama-sama panik, sama-sama frustasi. Tapi kita juga harus bisa tenang dan bener-bener mikirin cara yang terbaik buat nyelamatin semuanya. Oke?"

Semuanya pun mengangguk. "Iya, Jae."

Jaehyun pun tersenyum cerah. "Jujur, gua bingung mau bikin plan apa. Soalnya kan, kita belum tau mereka berdua mau bikin challenge apa."

"Udah, ah. Gausah bikin plan-plan segala. Toh, kita bukan cenayang yang bisa tau apa yang bakal mereka lakuin. All we had to do is just doing everything together. Gaboleh ada yang kepisah. Karena semuanya bakal baik-baik aja kalo kita punya satu sama lain," ucap June dengan berani.

"Yaudah, yaudah."

"Jadi, kita mau pergi kapan?" Tanya Lisa tiba-tiba.

Yang lain pun tersenyum. "Right now."

"Wait, emang kita mau pergi kemana?" Tanya Bambam.

"Lah, si ogeb. Pergi keluar dari ruangan ini, lah. Kita mau sampe kapan disini terus?"

"Lah, terus kita dijatuhin kesini faedahnya apa? Cuma buat ndengerin mereka berdua ngoceh selama 30 menit? Dan kita keluar lagi?"

"Lah, iya ya, njay. Asem, capek gua."

"Yang masih mau ngeluh gua tinggal," ucap Jaehyun yang sudah mulai membuka pintu ruangan itu.

"EHH, TUNGGUIN!"










"Weh, gua takut, ya. Takutnya kek sebelumnya, njir. Yang kalo kita semua keluar dari ruangan ini, ntar ada apa-apa. Entah itu jatuh lah, dapet perangkap lah," tutur Yuju.

"Eh, iya juga, ya. Gimana ini?" Tanya Dokyeom.

"Yaudah lah, terima aja. Toh kita dibawa kesini emang buat ngejalanin ini semua," jawab Mingyu.

"Yaudah." Mereka semua pun akhirnya melangkahkan kakinya keluar dari ruangan itu. Tidak ada apa-apa yang terjadi, sampai...

"AAAAAAAAAAKKK!!!" Beberapa berteriak kala mereka melihat sekumpulan orang berbaju serba hitam mengerubungi mereka sambil membawa senjata.

"Anjir, Jae, itu pada bawa senjata semua. Kalah lah, kita. Gimana ini?" Bisik Jiho ketakutan.

"Kata siapa kita bakal kalah?" Tiba-tiba saja June menyahut. Ia lalu mengeluarkan beberapa benda dari dalam tasnya.

"ANJIR! Sejak kapan ada senjata disitu?" Tanya yang lain kala melihat June mengeluarkan banyak sekali senjata, seperti pistol dengan berbagai macam, alat setrum yang sebelumnya, dan lainnya.

"Jaehyun yang naroh ini disini. Katanya buat jaga-jaga. Ye, gak?"

Jaehyun pun tersenyum padanya. "Iya, dong. Gua gak inget malah naroh itu disitu."

"Yaudah, masing-masing ambil senjata itu. Kita lumpuhin mereka aja, jangan dibunuh. Paham?"

"Paham, Jae!"

June tiba-tiba mengeluarkan sesuatu lagi dari dalam tasnya. "Eh, Jae. Gimana kalo beberapa dari kita ngerangkai perangkap ini? Ini bisa muat banyak orang kek gini. Ntar kalo udah dilumpuhin, kita masukkin aja kesini biar gak berkeliaran."

"How genius! Yaudah, mending beberapa yang cewek ngerangkai ini, ya. Ini gampang banget, kok, ngerangkainya. Gimana?"

"Oke. Biar gua sama Mina yang bikin ni perangkap," usul Eunha.

"Lo berdua paham kan, caranya gimana?" Tanya Jungkook.

"YA, PAHAM, LAH."

"Hahahaha, iya, dah. Semangat, semuanya! And let's start the game now." Jaehyun dan yang lainnya pun dengan cepat berlari. Yang lain pun bergerak menuju orang-orang tadi dan langsung melawan mereka. Sementara Eunha dan Mina langsung pergi ke sudut untuk merangkai perangkap itu.











'Permainan' itu berlangsung sangat lama. Rupanya, orang-orangnya tadi tidak selemah yang mereka kira. Mereka lumayan terlatih hingga beberapa dari mereka terluka. Seperti Bambam yang tersayat mukanya, Jiho yang memiliki lebam di tangannya yang lumayan banyak, Lisa yang terkilir, Eunwoo yang sedikit tergores di bagian lengannya, dan masih banyak yang lain. Sementara Eunha dan Mina sudah mulai membantu yang lain ketika mereka sudah sedari tadi menyelesaikan perangkapnya. But, guess what? Usaha mereka tidak sia-sia. Jaehyun dan yang lainnya sungguh orang-orang yang terlatih dan sudah belajar bela diri dari lama. Mereka berhasil melakukannya dan telah memasukkan semuanya kedalam perangkap yang sudah terangkai itu. Yaa, walaupun banyak yang terluka dan cedera, but they did a great job, aren't they?











"Ada yang terluka?" Tanya Jaehyun pada teman-temannya ketika semuanya sudah selesai.

"Banyak," jawab yang lain sambil menunjukkan luka mereka.

"Anjir lah, banyak banget. Yaudah, kan di tas ada P3K, beberapa yang luka ringan diobatin dulu sementara. Yang cedera kek Lisa gitu diobatin sebisanya aja, ya. Maklum lah, terbatas."

"Abis ini kita kemana, Jae?" Tanya June.

"Gua juga gak tau pasti, sih. Toh gua juga gak tau seisi tempat ini," jawab Jaehyun.

"Santuy. Ntar palingan juga tu dua orang bakalan ngasih tau kemana kita bakal pergi selanjutnya," jawab Bambam tenang.

"Ih, pinter, tumben. Iya, ya. Tunggu aja ntar." Mereka semua pun menunggu instruksi selanjutnya sambil beristirahat di ruangan itu dulu. Beberapa bahkan sampai makan, atau sekedar mengobrol. Beberapa juga benar-benar beristirahat.










TBC
hai! ayo dong naikkin views nya:( vomment ya!

[✓]Amicus (97L)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang