Semuanya memang berjalan dengan lancar. Semuanya keluar dari ruangan laknat itu dengan selamat dan penuh kebahagiaan. Mereka juga siap untuk menghadapi yang berikutnya dan masing-masing juga ingin menemukan anggota yang lain, tanpa mengira ada bahaya yang akan datang. Bahaya? Ya. Karena sesaat setelah masing-masing dari kelompok itu keluar dari ruangan itu, mereka...
"AAAAAAAKKKKKKK!!!" Mereka semua terjatuh ke dalam sebuah ruangan lagi, tetapi yang kali ini agak lebih terang. Tentu saja, mereka tetap terjatuh dengan tidak elit.
"BANGSAT EMANG, YA! MAU SAMPE KAPAN KITA DILEMPAR-LEMPAR KE RUANGAN TERUS!?" Teriak Rose marah sambil berdiri.
"Anjing, badan gua keknya ada yang keseleo, deh," tutur Eunwoo.
"Eh, ayo semuanya bangun. Gapapa, kan?" Tanya Jaehyun khawatir.
"Gapapa dari mana, Jae. Tulang gua udah retak," balas June emosi.
"LAGIAN TU CEWEK MANA, SIH!? DIA BERANI NYELAKAIN KITA DARI TADI, TAPI KAGA MUNCUL-MUNCUL," teriak Bambam yang mulai melonjak emosinya.
"Bam, udah. Kita emang harus sabar, baru kita bisa ngabisin tu orang. Mungkin dia emang pengecut," ucap Lisa.
Kini semuanya tengah mengeluh tentang cewek itu, kondisi mereka, dan hal-hal lain. Beberapa juga tengah mengumpat. Hingga...
"HAHAHAHHAAHHAHAH!!! Welcome, everyone! Gimana tadi? Quite fun isn't it? Cause all of you quite enjoyed the games before, hahahahahha." Tiba-tiba, sebuah layar didepan mereka semua menyala, dan menunjukkan sosok dua orang. Satu perempuan dan satunya laki-laki. Dua-duanya tengah saling tertawa dan menatap Jaehyun dkk. sinis.
"LO SIAPA, HAH!? NGEJEBAK KITA KAYA GINI. MAKSUD LO APA!?" Teriak June marah sambil menatap mereka berdua tajam.
"Kita? Lo nanya kita siapa? Masa lo gak kenal gua sih, Jun? Lo Koo Junhoe, kan? Masa gak kenal gua?" Tanya yang laki-laki.
"GUA GAK KENAL LO! LO SIAPA!?"
"Hhhh, really? Semenjak lo keluar dari geng lo jadi amnesia, ya? Ini gua jingan, Kim Hanbin. Masih gak inget, hah? Yang sempet lo maki-maki dulu, dan tentang lo keluar dari geng secara tiba-tiba. Dan jadinya apa? Lo temenan sama temen-temen yang goblok kaya gini? Hahahhahaha, dasar."
"Kim... Hanbin...?"
"Iya, ini gua. Udah ah, reuninya. Biar adek gua ngenalin kita. Biar gak pada kepo."
"Eh, adek? Gua kira cewek."
"Sembarangan lo! Sejak kapan gua mau jadi cewek ni orang? Gua cuma adeknya dia. Nama gua Kim Jennie. Iya, kalo lo kira cuman gua yang neror lo semua, lo salah. Gua cuma disuruh nelpon kalian sama ngirimin sms ama surat. Selebihnya dia yang nyiapin." Semuanya pun hanya ber-oh ria.
"Sekarang gua tanya. Lo berdua itu hubungannya apa sama kita semua? Sampe lo neror gini. Kita ada salah apa sama lo berdua? Lo bilang kita mbunuh salah satu keluarga kalian. Tapi gua butuh jawaban kalian sekarang," ucap Jaehyun tegas.
"Ini bakal jadi cerita yang panjang, ya. Jaga-jaga kalo kalian ngantuk pas gua ceritain."
"ANJING, CEPETAN!"
"Ih, jangan ngegas, dong. Jadi gini. Jaehyun, lo mungkin tau semua kolega ayah lo, kan? Apalagi ayah lo ketua pimpinan. Sekiranya lo tau, ayah kita namanya Kim Jaejoong. Dia itu juga pengusaha, yang lumayan terkenal diluar sana. Sampe dia berfikir untuk ngajak ayah lo kerja bareng sama kaya ayah temen-temen lo ini. Tapi apa? Tapi ayah lo malah nolak ayah gua mentah-mentah. Sampe sekarang kita gak tau kenapa. Mungkin karena ayah kita beda level. Secara ayah lo semua pengusaha yang bener-bener sukses sampe ke luar negeri. Gua akuin itu. Tapi endingnya jadi buruk. Itu adalah kemungkinan terburuk yang udah kita berdua kira sebelumnya. Ayah gua jadi stress dan bekerja keras banget. Sampe apa? Sampe dia sakit keras. Dia segitu kepikirannya karena ditolak. DAN LO TAU?! AYAH GUA MENINGGAL GARA-GARA ITU! DIA GAK PERNAH SE-STRESS INI SEBELUMNYA SAMPE DIA MENINGGAL KEK GINI! KITA BERDUA BAHKAN BELUM SEMPET NGEBALES DIA. DAN KITA HARUS BALES DENDAM AYAH KITA. Dan kita bakal pastiin lo semua lenyap dari sini." Jennie kini tidak bisa menahan tangisnya, beda dengan Hanbin yang masih menatap mereka semua sinis, penuh dengan amarah.
Ke-14 orang itu kini terkejut dengan pengakuan kedua kakak beradik itu. Jaehyun lah yang paling terkejut. Ia tak menyangka kalau ditolak ayahnya akan jadi separah ini kejadiannya. Banyak sekali orang yang gagal bekerja sama dengan ayahnya, tetapi ia tidak pernah memikirkan akan terjadi skenario terburuk seperti ini. Ia kini harus meluruskan semuanya demi menjadikan masalah ini dapat terselesaikan.
"Bin, Jen, ini... Ini semua cuma kesalahpahaman aja. Kita... Kita kan bukan yang mbikin ayah kalian meninggal. Kenapa harus kita yang kalian siksa?" Tanya June pelan.
"Kesalahpahaman lo bilang? Bukan, Jun, bukan! Jelas-jelas ayah gua meninggal! Dan jangan salah kira. Lo semua kira cuman lo-lo doang yang gua siksa? Kaga. Let me show this to you." Hanbin pun memutar kameranya menghadap ke sisi belakangnya. Dan pemandangan itu membuat semua orang menganga, dan beberapa sampai hampir menangis. Karena apa? Karena dibelakang Hanbin dan Jennie terdapat ayah-ayah mereka tengah terikat di sebuah kursi dan tidak sadarkan diri. Beberapa pun menangis hingga berteriak.
"BAJINGAN!!! LO APAIN BOKAP GUA, HAH!? LO BOLEH SIKSA GUA, TAPI JANGAN BOKAP GUA, BANGSAT!"
"Ini belum seberapa. You'll see hell on the next challenges."
"Gua mohon sama lo berdua. Lo lepasin ayah kita semua, dan lo boleh siksa kita aja. Ayolah, gua mohon. Jangan sakitin bokap kita semua," ucap Jaehyun sambil berlutut dan menangis. Semuanya pun mengikuti Jaehyun agar permintaannya terkabulkan.
"Sorry, tapi kita gak bakalan bersikap semudah itu sama kalian semua. Lo semua nantiin aja apa yang udah gua siapin. Kalo kalian beruntung, well, lo semua bisa bawa bokap brengsek lo itu. HAHAHAHAHAHAHHA" Lalu, layar mati setelah itu. Menyisakan banyak pertanyaan di benak semua orang itu.
"Kita harus gimana? They're not an easy enemy. They're too tough. Apalagi bokap kita semuanya disana."
TBC
buahahahhahahah. boleh lahya nyelipin ship aing. udah ketauan tu siapa. kwkwkw. vommentnya ya, sama view nya jg wkwk
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓]Amicus (97L)
FanfictionAmicus: Latino for friends "Kita bisa ngelakuin ini kalo kita bersama."