1.3

222 22 29
                                    

"HAHAHAHAHAHAH, pinter, deh. Gue emang niatnya mau ngasih tau step selanjutnya, kok." Tiba-tiba saja sebuah suara, yang diyakini sebagai suara Jennie, terdengar lantang dan mengagetkan ke-empat belas orang itu. Lantas saja, mereka semua berdiri dari duduknya dan mendengarkan Jennie dengan seksama.

"Emang abis ini kita mau dibawa kemana? Langsung ke intinya aja, lah. Gausah pake challenge-challenge segala, ya, lo," ucap June tegas.

"Wow, wow, sabar, dong. Karena kalian semua udah berhasil ke semua challenge, abang gua bilang lo semua bisa langsung njemput orang-orang tua ini. Udah pada bangun semua, tuh. Berisik lagi, ah. Ambil, tuh," Jennie dengan gampangnya membiarkan semuanya pergi ke ayahnya masing-masing.

Sontak semuanya terkejut. "Lo yakin? Lo sama Hanbin kan gak mungkin bakal segampang itu nyerahin apa yang kita mau, kan? Lo pasti nyiapin sesuatu."

"Ihhh, hahahahaha. Lo semua pinter banget, deh. Tau aja, hihihihihih. Yaa, gua gak bisa ngasih tau, dong, apa yang bakal disiapin buat lo pada. HAHAHAHHAHAHAH!"

"Udah cukup basa-basinya. Sekarang kita harus kemana?" Tanya Jaehyun tegas.

"Ihh, sabar, kek. Ini gua juga mau ngasih tau, kali. Jadi, lo semua harus naik tangga yang ada di balik pintu di ruangan kalian. Tapi, gua peringatin nihya, kalian harus hati-hati pas naik. Gua mah baik, ngasih tau. Terus abis itu, cari aja ruangan yang kalian liat disana. Udah, ya? Gua dimarahin Hanbin gegara ngasih taunya kebanyakan. Good luck, HAHAHAHAHHAHAH!" Setelah tawa itu, suara Jennie tidak muncul lagi.

"Kenapa, sih, tu cewek dari tadi ketawa mulu. Kenceng banget pula. Dih," cibir Lisa.

"Ceria kali orangnya. Suka menebar kebahagiaan dan senyuman," balas Dokyeom.

"Alah, sok puitis lo, Kyeom."

"Eh, jangan-jangan cantik tu orang. Suka ketawa, suka senyum, cantik dong?"

"GUA JAIT MULUT LO, YA, BAM!"

"Hehehehe, peace."

"Udahan kuy ngobrolnya. Udah mau malem ini. Biar gece, euy. Tapi kalo masih mau istirahat ya, gua biarin aja dulu. Toh tadi emang nguras tenaga banyak, kan?" ucap Jaehyun.

Semuanya pun langsung bangkit. "Ehh, ayo, deh. Langsung aja, yuk."

"Ehh, kalo masih mau pada istirahat gapapa, kok. Kita kan baru istirahat 15 menit," sergah Jaehyun tidak enak.

"Yaa, kita emang masih pada capek, sih. Ye, gak?" Tanya June yang dibalas dengan anggukan yang lain.

"Yaudah, deh. Kita istirahat sampe jam setengah tujuh, ya? Berarti 25 menit lagi. Deal?"

"Deal! Aduh, gua masih mau rebahan bentar."

"Hahahahah, rebahan mulu, lo mah."









Seperti yang dijanjikan sebelumnya, mereka kembali melanjutkan misi pada 25 menit setelahnya. Kini, mereka tengah menyiapkan semuanya didalam tas masing-masing yang dapat membantu mereka dalam tahap selanjutnya yang mungkin akan menjadi lebih sulit.

"Udah dimasukkin semua? Alat komunikasi, senjata, semuanya udah?" Tanya Jaehyun memastikan.

"Udah, mak," jawab yang lain acuh.

"Mak?"

"Iya, emak. Lo selalu ngecek semuanya, mastiin segala hal terus-terusan, kek emak kita aja, hahahahahah."

"Paan, dah. Hahahahahahahah."

"Iya, tuh. Garing asli."

"Lo ya, Jun. Bukannya jadi tim kita."

[✓]Amicus (97L)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang