Pada waktu yang bersamaan...
"AAAAKKK! DUK!" Ada empat orang yang jatuh di sebuah ruangan gelap pula. Semuanya kini telah tergeletak di ruangan pengap itu dan mengaduh kesakitan karena lantainya yang keras.
"AAAAAKKKKK!!!" Itu suara teriakan perempuan. 2 perempuan. Sepertinya mereka tengah ketakutan.
"EUNHA! MINA!" Teriak Jungkook dan Mingyu khawatir dan mencoba mendekati arah suara itu.
"EUNHA! KAMU DIMANA?!" Teriak Jungkook frustasi sambil meraba-raba sekitar. Tiba-tiba saja ada sebuah tangan yang menggapainya. Ia kaget, tapi akhirnya ia menggapainya juga.
"Kook, a.. aku takut... Gelap..." lirih Eunha sambil meringkuk ketakutan, dengan tangannya yang digenggam Jungkook.
Jungkook kini tengah mendekap erat Eunha. "Gapapa, gapapa. Ada aku disini. Eunha, sayang, dengerin. Hey, tatap aku kalo aku lagi ngomong."
Eunha pun menatap Jungkook dengan air mata yang masih berlinang. "Kamu jangan takut. Inget kan, Jaehyun bilang apa? Kita ada kalanya harus ngelawan rasa takut itu sendiri. Ini saatnya. Kamu phobia gelap, kan? Sekarang jangan takut. Karena apa? Karena ada aku yang bakal selalu ada di samping kamu. Kamu pegang tangan aku aja. Aku gak bakal biarin kamu sendirian. Janji." Jungkook pun mengacungkan kelingkingnya.
Eunha pun juga mengacungkan kelingkingnya dan menautkannya. "Janji."
Mereka berdua pun tersenyum bersama-sama yang diakhiri dengan pelukan teletabis.
Disisi lain...
"MINA! MINA! KAMU DIMANA!?" Mingyu juga tengah berteriak mencari Mina.
"MINGYU! ARAH JAM 4 KAMU!" Teriak Mina balik.
Mingyu pun melihat arah jam 4 nya dan ia menemukan Mina yang tengah meringkuk juga, tapi masih berusaha tersenyum kepada Mingyu. Walaupun nyatanya ia tengah menggigil ketakutan.
Mingyu pun berlari kearahnya, walaupun beberapa kali terjatuh karena memang gelap. "MINA!" Ia pun langsung memeluk Mina erat-erat.
Mina berusaha menenangkan Mingyu yang tengah mengkhawatirkan dirinya itu. "Mina.. Mina gapapa. Hehehhe. Cuma... Cuma kaget karena lampu tiba-tiba mati. Hahaha."
"Hey, kamu ngomong apa, sih? Aku yang harusnya nenangin kamu. Aku tau kamu phobia gelap, Min. Kamu kalo takut, bilang aja. Jangan pura-pura tegar didepan aku, aku gak suka. Kamu ketakutan, aku tau itu. Kalo kamu takut, keluarin aja semuanya. Mau kamu teriak, kek, nangis, kek. Keluarin semuanya biar kamu tenang, hm."
Mina pun akhirnya menunjukkan dirinya yang asli. Ia menangis keras di pelukan Mingyu dengan badannya yang bergetar. "Aku takut, Gyu. Aku takut banget. Ini gelap, aku gak suka."
"Gapapa, gapapa. Aku tau, kok. Tapi, kamu inget ini. Aku bakalan disini terus, sama kamu. Kamu jangan takut. Kamu disamping aku terus, ya? Biar gak kenapa-napa. Jangan sendirian. Aku disini."
"Makasih, Gyu." Mina pun semakin mengeratkan pelukannya sambil menangis sesenggukan.
"BANGSAT! INI RUANGAN APA, ANJER!? KOK GELAP BANGET!?" Teriak seorang perempuan saat yang lain tengah menenangkan satu sama lain.
"Itu suara Jiho bukan, sih? JIHO! ITU LO?" Teriak Jungkook.
"GAK, INI MILEA. YA, IYALAH JIHO. WOY, PADA KESINI, KEK! GUA SENDIRIAN, NIH. MANA LAKI GUA KAGA ADA. LO BEREMPAT ENAK, YA, BERDUAAN. GUA KAGET ANJING, TIBA-TIBA ADA DI RUANGAN GELAP GINI. KESINI LO PADA! ARAH JAM 12!" Perintah Jiho galak.
Semuanya pun bergegas berjalan perlahan menuju arah yang diberitahu Jiho. "Jadi cara keluar dari sini gimana, Ho?"
Jiho pun melotot pada Mingyu yang tiba-tiba bertanya. "To the point, ya. Hahahahahah, LO PIKIR GUA CENAYANG YANG TIBA-TIBA AJA TAU CARA KELUAR DARI SINI?! YA, MIKIR BARENG-BARENG, DONG, PANJUL! ITU TUJUAN GUA MANGGIL LO PADA. HIHHHH."
"E, buset. Teriak mulu. Dapet lu?"
"KALO IYA KENAPA!?"
"Hey, udah, udah. Kok malah adu bacot. Kita kumpul katanya mau cari cara keluar, kan? Malah tereak-tereak. Udah, sekarang kita fokus mikir cara keluar dari sini," lerai Eunha yang kini sudah mulai agak tenang.
"Senter ada, gak? Ada yang dibawain senter ama laki gua?"
"Ada, gua ada. Bentar. Nih," ucap Mingyu sambil menyerahkan senter kepada Jiho.
Jiho pun mulai menyinari sekeliling. "Hmmm. Barangkali ada pintu, yeqan. NAH! PINTU, NJAY!"
Semuanya pun auto melihat ke arah benda yang disenteri Jiho. "MANA? MANA?"
"Ituuu. Yang di pojok ruangan. Pintu kayu itu."
"Eh, yang cowok coba buka, dong. Barangkali gak kekunci," pinta Jiho kepada Mingyu dan Jungkook.
"Yeu, main nyuruh aja, Nyai."
"LO KATA GUA NIKITA MIRZANI, LO PANGGIL NYAI?! UDAH, BUKA AJA!" Mingyu dan Jungkook pun berdiri dan berjalan ke arah pintu tersebut. Sampai tiba-tiba...
"AAAAKKKKKKK!!!" Ruangan itu tiba-tiba bergetar kencang, membuat kelima orang itu berteriak kaget.
"AAAAAAKKKK!!! INI GIMANA!?" Perlahan, ruangan itu tiba-tiba menciut. Bergetar dan perlahan menciut. Jeritan mereka berlima kian semakin nyaring, dan badan mereka sempat bergetar, karena mereka semua mempunyai phobia akan ruangan sempit.
"YANG DIBAWAIN TAS SAMA JAEHYUN, COBA KELUARIN BARANG YANG BERGUNA! BARANG YANG BISA NGERUSAK DINDING INI. SEKARANG!" Jiho berteriak tegas kepada semuanya yang kini mulai mengobrak-abrik tas mereka.
"DINDING INI CUMAN TERBUAT DARI KAYU! APAPUN YANG BISA NGEHANCURIN KAYU KELUARIN!"
Jungkook tiba-tiba mengeluarkan sesuatu dari tas nya. "GUA DIBAWAIN GERGAJI MESIN!"
"BAGUS! CEPETAN HANCURIN KAYU INI!"
Jungkook pun mulai memotong dinding kayu itu sekuat tenaga. Tanpa disadari, Mingyu juga membantunya dengan gergaji mesin yang juga dibawakan oleh Jaehyun. Sementara itu, yang perempuan sedang meringkuk ketakutan dan saling memeluk satu sama lain
5 menit kemudian...
"GUYS, LOBANGNYA UDAH MULAI BESAR INI! KAYANYA KITA BISA KELUAR! AYO COBA!" Teriak Mingyu. Lubang yang sudah mereka buat memang lumayan besar untuk orang bisa keluar.
"YANG CEWEK! KELUAR DULU COBA!" Mina mencoba untuk keluar pertama, dan untungnya dia muat, sehingga ia berhasil keluar. Diikuti oleh Jiho, Eunha, Jungkook, dan akhirnya Mingyu.
"Hahhh, akhirnya keluar juga," ucap Jiho lega, yang diikuti oleh anggukan teman-temannya.
"Udah gemeter banget gua. Takutnya dindingnya bener-bener menciut terus jadi sempit banget sampe bisa ngepress banget. Hhhhh. Ngeri," tambah Mingyu.
"Yaudah. Yang penting semuanya udah keluar, udah selamat. Yok keluar," ajak Eunha. Mereka berlima pun berjalan menuju pintu itu. Walaupun ruangan itu menyusut, ajaibnya pintu itu tidak berubah sama sekali.
"Kook, buka," suruh Jiho. Jungkook pun mencoba membuka pintu itu yang beruntungnya tidak terkunci. Semuanya pun menjerit kesenangan.
"YEAY! AYO KELUAR!"
"Eh, cari yang lain dulu. Biar ngumpul dulu kita. Jangan berkelompok gini, gak lengkap rasanya."
"Oke, oke. Kuy."
TBC
gatau mau ngomong apa. vomment ya. views nya dibanyakin ayo!~

KAMU SEDANG MEMBACA
[✓]Amicus (97L)
Fiksi PenggemarAmicus: Latino for friends "Kita bisa ngelakuin ini kalo kita bersama."