"YUHUUU... KANZA PULAAANNGGG" suara toa itu menggelegar di ruang tamu membuat telinga si pendengar panas Saking parahnya nyaris tuli, oh tidak itu berlebihan.
"Ishh kamu itu anak Tarzan apa anak siapa sih" desis wanita paruh baya yang baru keluar dari dapur karena teriakan bak toa masjid milik putrinya "pening kepala mama tiap hari dengerin kamu treak treak" sambungnya dengan wajah kesal karena kelakuan putrinya yang setiap hari tidak jauh dari treak-treak.
"Hehehe maaf mah, sudah dari Sononya emang kayak gini, BTW!! Aku ini anaknya pak Hendra tetangga sebelah bukan anak Tarzan, itupun kalau mama gak mau ngakuin aku sebagai anaknya mama" ucapnya enteng bat, kayak gak ad beban sama sekali.
Oh iya perlu kalian ketahui pak Hendra adalah tetangga baru Kanza sejak 1 bln yang lalu. Beliau sangat menginginkan anak perempuan karena beliau mempunya 2 anak dan semuanya cowok jadi semenjak kenal Kanza beliau sedikit perhatian sama Kanza. Krn dia lucu katanya, yah tidak menutup kemungkinan kan pak Hendra mau menjadikan Kanza sebagai anak angkat nya jika Kanza minta, itulah alasan Kanza berbicara seperti itu kepada mamanya. Ok lanjut
"Ya udah mah Kanza ke kamar dulu bay bayyy" sambil mengecup pipi mamanya lalu dia melenggang pergi menuju kamarnya di lantai dua.
Tiya hanya tersenyum atas tingkah putrinya. Ia melenggang menuju dapur untuk melanjutkan ritualnya yang tertunda karena Kanza
***
Gadis semampai itu kini sedang berada di balkon kamarnya, duduk di sofa yang memang sudah di persiapkan di sana. Sambil menggenggam cincin kecil yang menghiasi kalung di lehernya. Menerawang jauh ke masa lampau yang membuatnya di selimuti rasa rindu dan marah yang bersamaan
Buliran bening menemani sore gadis itu entah sudah berapa jam dia termenung di sana, suasana sore yang mendung Seakan mendukung suasana hati Kanza.
"KAA ANGSSAAA" teriak se orang bocah kecil dengan logat candle nya
Kanza yang mendengar langsung terkesiap menghapus jejak air matanya dan mengubah raut wajah yang awalnya masam sekarang memasang wajah jutek,
"Apa treak-treak" tanya Kanza dengan nada sedikit jutek "Kakak kok malah sama Icha?" Nadanya sedikit serak karena menahan tangis
Melihat bendungan kecil di pelupuk mata sanga adik Kanza langsung panik dia bingung harus ngapain. Kalau sudah seperti ini pasti sebentar lagi akan ad-
"HUAAAA MAAAMAAAA" Kanza langsung menutup telinganya Karena teriakan Icha tidak baik untuk pendengarannya
Selang beberapa menit pintu kamar Kanza terbuka dan menampakkan dua seseorang yang Kanza sangat banggakan, mereka adalah mama dan papa Kanza
Dendy seorang pengusaha yang lumayan terkenal, yang sudah menjabat sebagai papa tiri Kanza sejak 9 thn lalu. Yang sudah melimpahkan kasih sayangnya kepada Kanza
Sehingga Kanza merasakan apa itu kasih sayang seorang papa meskipun tidak dari papa kandungnya."Icha kenapa sayang" tanya sang mama sambil berjongkok mensejajarkan tubuhnya dengan tubuh Icha yang mini
"Pasti gangguin kak Kanza lagi, ya kan?" Kali ini suara Dendy yang terdengar "mas jangan gitu ishh" ucap Tia menasehati suaminya"kak Kanza jahat mah" jawab Icha masih dengan isakan
"Kanza, kamu apain Icha hah" tanya Tia sedikit sinis"Halach pasti dia yang gangguin Kanza, Takan Cha?" suara Dendy kembali terdengar
Bukannya Dendy benci sama Icha, tapi Dendy tau sifat anaknya yang satu itu suka gangguin Kanza ini bukan yang pertama kalinya tapi yang kesekian kalinya dan dengan tuduhan yang akan di jatuhkan kepada kanza yang telah menjahatinya.
"Gak kok, siapa juga yang ngapa ngapain Icha, Icha nya aja yang baperan wleeek" jawabnya sambil menjulurkan lidahnya kearah Icha "HUAAA PAPA ITU KAK KANZANYA JAHAT MAMAA" jawaban ambigu seperti itulah yang sering dia lontarkan.
"Sudah sudah jangan nangis lagi sebaiknya kita makan yuk, man sudah masak kesukaan kakak" ucap Tia sambil membawa Icha dalam gendongan nya
"Mama juga masak kesukaan ichakan" tanya Icha dengan sedikit merengek
"Gak lach, mamakan cuma sayang kakak"
"Sudah sudah jangan dengerin kakak ya" ucap Tia menenangkan Icha yang hampir kembali menangisMereka keluar dari kamar Kanza dengan Icha digendongan Tia dan Kanza yang di gandeng Dendy sudah nampak di depan mata menunjukkan keluarga yang harmonis.
Happy reading!!!! Buat pembaca setia Anastasya, thanks buat kesetiaan kalin🥰 jangan tinggalin author yah, pantengi terus ceritanya sampe selesai, sorry author lagi sibuk gaess sama UN maklum lach sudah kelas XII, author usahain secepatnya update part selanjutnya
BTW Author hari ini ULTAH, gak ad yang mau ngucapin apa gituh??
Atau sekalian kadonya di paketin🤣🤣Gak maksa sih, tapi wajib tinggalkan jejek
TOMBOL BINTANGNYA JANGAN LUPA DI PENCET🤗🤗🥰🌹
KAMU SEDANG MEMBACA
Anastasya
Teen Fiction"Perjuangan yang tak kenal lelah Demi dia yang ntah di mna keberadaanya Pada saat yang telah di pastikan Kerinduan yang pahit akan terbalas manis Ketika yakin akan adanya pertemuan" "Akankah dia menemukan sosok itu Seseorang yang dulu menjadi satu-s...