Mobil Devva membelah jalan Jakarta yang terlihat macet karena bersamaan dengan jam pulang kerja. Keadaan sore Haris di kota ini panas namun tak sepanas waktu siang hari. Beruntung mobil Devva termasuk mobil kalangan atas dan AC nya pun masih berfungsi jadi Kanza tidak perlu sambil kipas- kipas pada saat sepeti ini.
Selama perjalanan tidak ad percakapan sama sekali. Mereka sibuk sendiri, Kanza sibuk memerhatikan kemacetan sambil sesekali mendumel, sedangkan Devva sibuk mendengarkan musik dari earphone nya. Kanza berdecak sebal dengan hal itu. Sebenarnya Kanza sedang menahan mati-matian untuk tidak menggebuki Devva pada saat ini juga. Sudah tau berkendara tidak boleh sambil mendengarkan musik masih saja di lakukan, kalo terjadi hal yang tidak diinginkan seperti kecelakaan misalnya, yang rugi bukan cuma dia sendiri tapi orang lain. Devva yang menyadari kesalahannya melepas earphone.
"Maaf" ucapnya saat sadar dengan keadaan Kanza yang menahan kesal
"Mati aja Lo sana" balasnya jutek sambil melipat kedua tangannya. Devva hanya menelan ludah kasar. Keadaan di dalam mobil pun kembali senyap tak ada yang mengawali percakapan semuanya kembali kerutinitas awal.
"Rumah Lo dia mana?" Tanyanya basa-basi, sebenarnya dia memang harus menanyakan hal itu karena penting. Itulah yang menjadi tujuan pertamanya untuk mengikuti mobil gadis ini. Hingga berakhir dalam satu mobil dengannya.
"Perumahan Asri blok A No. 17" jawab seadanya
"Se kompleks dong kita" ujarnya heboh, sedang kan Kanza hanya mendelik masa bodo persetan dengan Devva yang menyebalkan, mau sekomplek kek, mau sekampung dia tak masalah, yang penting tidak serumah, bisa mati kesal dia klo serumah sama sedot WC.
Mobil Devva berhenti di depan gerbang tinggi bercat putih yang tertutup namun masih meng ekspos halaman depan rumah yang sangat luas dengan berbagai tumbuhan seakan memanjakan mata dengan ke asriannya
"Makasih" ucapnya lalu keluar dari mabil Devva. Seketika dirinya di buat kaget dengan Devva yang tiba-tiba berlari menghampirinya
"Ngapain?" Sarkasnya
"Mampirlah" jawabnya santai
"Gak ada mampir mampiran udah pulang sana" usirnya
"Ohh gak sopan banget udah di Anter juga"
"Udah sana pulang, males gue nampung tamu kayak Lo" sambil mendorong punggu Devva sampai di samping pintu mobilnya, di bukanya dan mendorongnya hingga duduk di bangku pengemudi kemudian di tutupnya pintu mobil itu dengan kasar
"Pulang sana" teriak ya dari luar
"Iya iya bawel" Devva pun menstater mobilnya dan menancap gas setelah mendapatkan usiran yang tidak manusiawi dari Kanza.
***
Rebahan, guling-guling di kasur, nonton TV, main hp, dan makan. Hanya itu yang Kanza lakukan untuk mengusir kebosanannya. Sudah empat jam dia mengurung diri di rumah dan saatnya dia bangkit dari pada dia merasa kayak gembel di rumah sendri gak ada yang ngurus mendingan dia jalan jalan saja.
Taman kompleks sebelah, itulah yang menjadi tujuannya. Karena tidak terlalu jauh dia memilih berjalan kaki dari pada harus membawa mobil akan semakin ribet juga jika dia bawa motor, mengingat parkirannya yang jauh dan harus mengeluarkan biaya, meskipun dia banyak uang dia juga berfikir 'jika bisa ngirit kenapa tidak?' jadi dia lebih memilih jalan kaki bebas uang bensin, bebas uang parkir jadi bisa di buat jajan disana.
Disinilah dia berada sekarang di pinggir danau yang sengaja di buat di sana namun tampak asri, duduk di bangku taman yang terletak di bawah pohon entah itu pohon apa tapi yang dia tahu daunnya sangat lebat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anastasya
Teen Fiction"Perjuangan yang tak kenal lelah Demi dia yang ntah di mna keberadaanya Pada saat yang telah di pastikan Kerinduan yang pahit akan terbalas manis Ketika yakin akan adanya pertemuan" "Akankah dia menemukan sosok itu Seseorang yang dulu menjadi satu-s...