Fanboy

59 10 0
                                    

Keesokan harinya, Fira seperti biasa berangkat dengan berjalan kaki dari rumah hingga kelasnya. Mungkin karena terlalu pagi, Fira tidak bertemu dengan Danis dijalan.

Sesampainya dikelas, Fira benar benar tercengang karena melihat Danish Rafidan sedang menulis sesuatu dibukunya.
Ia lalu menghampiri teman laki lakinya tersebut dengan tatapan heran.

"Dan?"

"Hm"

"Lo gerjain apaan pagi pagi gini? Kapan guru ngasi pr?"

"Ga ngerjain apa apa. Gabut aja gue."

Masih dengan rasa yang penasaran, Fira sedikit melirik kearah tulisan teman laki lakinya tersebut.

'What the hell?! Gasalah liat kan gue?! Dia nulis pake huruf Hangeul!? Wah siap introgasi nihh.'  Fikirnya dalam hati.

Fira menarik bangku yang berada disampingnya lantas mendudukinya.
Ia meniti setiap huruf engan mengejanya. Namun, Ia hanya mengeja dengan suara yang nyaris tak terdengar.

"Choi Su...bin, Kang Tae.. hyun, Chou Tzu...yu, sar..ang hae...yo"

Mata Fira pun membulat. Tak percaya dengan apa yang barusan Ia baca dibuku seorang Danis Rafidan yang terlihat dingin.

'Anjir diakpop?! Wajib introgasi!'

"Dan"

"Apa"

"Lo kpopers?"

"Ne"

"Moa?"

"Plus nyolong satu di Itzy. Suka soalnya."

"Yang dibuku bias lo semua?"

"Iyalah ngapain gue nulis bias orang lain sedangkan gue sendiri gasuka."

"Kenapa harus Soobin sama Taehyun? Ngerebut ajalo."

"Najis ngerebut. Lagian gabakal gue cinta sama mereka. Gue masih normal!"

"Santai ali!"

Saat jam istirahat, Fira nengeluarkan buku berjudul MOA dari dalam tasnya, lantas ia membawa buku tersebut kearah Danis dan duduk disampingnya.

"Dan lo tau gak, gue bikin buku ini sendiri lho! Isinya koleksi stiker gue sama photocard mereka semua."

"Terus?"

"Nabrak! Jutek amat sih lo jadi cowo, ga ganteng kek Soobin mampus lo!"

"Siapa yang bilang Soobin ganteng? Dia tuh cute yaa. Tapi seenggaknya gue ngewarisin tingginya donggg"

Fira mengerucutkan bibirnya yang berwarna merah jambu itu, tanda bahwa dia sedikit merasa kesal kepada manusia yang ada didepannya.

Ia lantas membuka satu persatu halaman di buku yang masih Ia pegang dan berhenti di salah satu halaman, dan menunjukkannya kepada Danis.

"Andai gue disini, megang lightstick, Punya pajangan album dikamar. Ah keknya impian gue itu ketinggian.." Katanya dengan mengelus buku tersebut dengan telunjuknya.

Danis yang sedari tadi sedang sibuk bermain dengan ponselnya itu tiba tiba merasa iseng melirik kearah telunjuk Fira.

Betapa terkejutnya Ia saat melihat gambar dibuku tersebut. Bagaimana tidak? Fira menggambarnya dengan sangat nyata. Pemandangan di konser TXT dan juga gambar lightstick yang sangat nyata alias 3D!

"Woaaaaa Mwoyaa! Daebak Fir! Lo gambar senyata itu!? Ga nyangka batt guee!! Gimana lo nggak tertarik banget buat ke konser orang gambaran lo bisa bikin ngehalu gini!" Ucap Danis yang setengah berteriak.

"Yaelah Dan gambaran gitu doang lo bilang bagus. Diluar sana juga banyak kali orang yang jauh lebih bagus gambarnya daripada gambaran gue." Jawab Fira dengan malas.

Setelah selesai dengan kekagumannya, Danis kembali kepada sifatnya yaitu pendiam.
Hingga terdengar suara lonceng dibunyikan oleh guru piket sebanyak 3 kali.

Ting ting ting

Mereka kembali ke posisi duduk masing masing dan mulai belajar hingga tiba waktunya pulang kerumah.

Hai readers maaf kalo misal sedikit banget partnya, karena mentok sampe situ otaknya hehe maklum.😅🙏🙏❤

Danis Rafidan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Danis Rafidan

Be Careful With HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang