Idul Fitri

29 6 0
                                    

Hari kemenangan telah tiba bagi umat muslim setelah melaksanakan puasa di bulan ramadhan selama tiga puluh hari.

Biasanya hari raya idul fitri ini adalah hari yang dinantikan oleh orang tua yang memiliki anak di perantauan.

Anak anak mereka akan pulang ke kampung halamannya dan berkumpul bersama keluarga disana.

Entah itu hanya sekedar melepas rindu atau meluangkan waktu beberapa minggu untuk berlibur bersama keluarga besar.

Namun semua itu berbeda dengan gadis berusia 15 tahun yang tinggal bersama ibunya.

Ia sangat merindukan sosok ayah dalam kehidupannya.

Sudah lima tahun lamanya ia hanya tinggal bersama sang ibunda.

Walaupun sudah berjalan lima tahun, Fira tetap tidak bisa menahan air mata saat mendengar takbir dikumandangkan.

Dulu Fira sangat rajin pulang malam malam sekali dari masjid hanya untuk ikut mengumandangkan takbir dengan ayahnya.

Ayahnya sangat penyayang sekali, apapun yang Fira minta tidak pernah ditolak. Namun Fira tidak bisa membiasakan diri untuk dimanja.

Gadis itu tidak pernah berani meminta apapun kepada ayah maupun ibunya. Jika orang tuanya memberi ia akan terima, jika tidak yaa dia ga akan minta.

Fira ini sopan betul sama ayah ibu, bahkan ketika ia terluka, ia berusaha sebisa mungkin untuk tidak diketahui oleh orang tuanya.

Lalu kemana ayah Fira?

Lima tahun yang lalu ayah dan ibu Fira berpisah tanpa sepengetahuannya.

Ia masih kecil saat itu, belum mengerti urusan rumah tangga orang tuanya. Ia pikir ayahnya hanya pergi untuk bekerja namun saat ia masuk kelas delapan smp, ia sadar kalau ayah dan ibunya sudah berpisah.

Namun fira tetap dinafkahi oleh ayahnya.
Fira tidak memiliki nomor telepon, atau media sosial milik ayahnya sama sekali. Pun ibunya tidak memberitahunya.

Sejujurnya Fira hanya merindukan ayahnya, ia tidak pernah mengharap uang dari ayahnya.

Bagi Fira, uang memang sangat dibutuhkan untuk kebutuhan jual beli, namun uang tidak bisa membayar perasaan rindu seorang anak perempuan yang merindukan sosok ayah.

Ingin sekali Fira memeluk ayahnya dihari raya, namun sepertinya itu sulit untuk terjadi. Sekedar akun media sosial ayahnya saja tidak ada apalagi bertemu orangnya secara langsung?

---------

Malam itu Fira baru saja pulang dari masjid setelah shalat isya berjamaah.

Ia sempat beberapa kali diajak oleh teman temannya untuk ikut mengumandangkan takbir. Namun Fira menolaknya lembut.

"Ra! Lo mau kemana eh, ayok takbiran dulu lo belom pernah sekalipun takbiran bareng kita kita orang loh!" Seru salah seorang teman perempuannya.

"Gak lah bro gue mau bantu nyokap bikin kue buat besok pagi" Balasnya dengan senyuman.

Temannya hanya menganggukan kepala mengerti, Fira memang anak yang berbakti jadi ya buat apa dipaksa?

Namun Fira terkejut saat sampai dirumahnya, ada seorang laki laki yang sepertinya tidak asing lagi dimatanya.

Laki laki itu menggunakan pakaian koko berwarna putih dan disamping kiri bahunya tersampir sorban berwarna putih pula.

Memakai sarung yang berwarna putih bersih dan kepalanya dibalut dengan kopiyah berwarna hitam pekat.

Tampan. Itu yang Fira gumamkan dalam hati.

Ia masuk kedalam dan ia mendapati Danis, sahabatnya.

Be Careful With HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang