Tears are Falling

4.1K 435 32
                                    

"Tuan , Istri anda mengalami shock , saya berharap tuan bisa memberi ketenangan pada istri anda , tuan Kim juga baru saja sadar dari koma , kondisinya juga belum stabil sejak masa persalinan , anda harus menguatkannya ," terang sang dokter ,

"Terima kasih ," jawab Christ dan sang dokter berlalu ,

Christ duduk di kursi depan kamar rawat istrinya , Sang ibu memilih mendampingi Namjoon yang masih terbaring lemah ,

"Kau harus kuat Christ , walau semua diluar rencanamu ," kata Raymond , sang ayah dari Christ , yang selalu berusaha menguatkan putranya

"Dia benar - benar tak punya dendam sedikitpun pada keluarga yang telah menyakitinya , bahkan dia memohon padaku untuk tidak melakukan hal berlebihan pada keluarganya ," kata Christ , pria itu terlihat lelah dan mencengkram rambutnya hingga kusut ,

"Kau mendapatkan malaikat , jadi setelah semua selesai kau harus mempertaruhkan semuanya untuk menantuku ," kata Raymond

"Ya .. Aku harus ," lirih Christ menjawab sang ayah

"Papa menyuruh , asisten papa untuk mengurus pemakaman mertuamu , dan kau harus meminta keputusan istrimu soal Hyena , tentang kondisinya ,sesegera mungkin ,"

"Aku menunggu Namjoon tenang pa ," jawab Christ lemah

.
.

Emma perlahan menghampiri Christ yang berada di salah satu ruangan rumah sakit itu ,

Menunduk dan kacau ,

"Kau ingin mengatakan sesuatu Emma ,?" tanya Christ kelewat dingin , pikirannya sedang terbagi dengan kondisi Namjoon

Emma diam

"Kau mengacaukan semuanya Emma , kau lihat sekarang yang terjadi ?" tanya Christ sarkas , menyalahkan Emma

"Rencanaku hampir berhasil , hampir Emma , dan kau paham itu Emma , jika saja kau bisa menahan semuanya ! Kau lihat sekarang Emma , karena kau gegabah ! Namjoon lihat dia !" marah Christ

Emma terisak ,

Dia teringat Namjoon yang memohon maaf untuk kakaknya yang sekarat pada Emma ,

"Sorry .. I'm sorry .. Hiks ... Aku menyesal , aku menyesal Christ ," isak Emma

"Semua sudah terjadi Emma , semuanya , dan keputusan ada ditangan Namjoon , apakah harus mempertahan Hyena atau melepasnya !" tegas Christ , dia tak peduli lagi bagaimana tertekannya Emma saat ini ,

.
.

Namjoon sadar ,

Christ terjaga ,

"Christ ...." lirih Namjoon

Buru - buru Christ beranjak dari duduknya dan membantu istrinya duduk ,

"Bawa aku bertemu Noona ...." pinta Namjoon

"Kau masih lemah sayang , please ..." mohon Christ

Namjoon hampir menangis saat untuk pertama kalinya menolak permohonan Christ

"Alright ... Wait ... Aku akan mengambilkan kursi roda untukmu ,"

.

Namjoon bertemu Harry di depan ruang ICU tempat Hyena di rawat ,

"Harry .... Mungkin aku tidak terlalu mengenalmu , terima kasih kau sudah menjaga Noona ," kata Namjoon

Harry hampir menangis saat Namjoon berusaha tegar , wajah pucat pasi , dan pias itu menyembunyikan kesedihannya sebisa mungkin ,

"Mian .. Mianhae ... Jeongmal Mianhae ...." sesal Harry dan menangis sesal

"Jangan .. Jangan sesali ku mohon , jangan bebani lagi Noonaku lagi dengan perasaan bersalahmu ," lirih Namjoon

Harry menunduk ,

"Harry ... Ku mohon jalani kehidupanmu seperti biasanya ... Setelah aku melepas ... Noona ...." lirih Namjoon

Christ terdiam , Harry tersentak

"Kau harus menjaga Emma ," lanjut Namjoon

Harry menangis

"Bukan salah siapapun .. Ini adalah ... Takdir ..." kata Namjoon dan pelak membuat Harry tertampar karena perasaan bersalahnya

.
.

Dihadapan Namjoon , Hyena yang tertidur lelap ,

Kilasan masa lalu kembali berputar ,

Mengambil jemari dingin Hyena dan menempelkannya di pipi kanan Namjoon ,

"Noona ... Noona sudah memutuskan untuk berhenti eoh ? Begitu lama .. Noona begitu lama menyiksa diri noona ," lirih Namjoon

Tangisnya turun

"Noona ingat .. Saat kecil dulu noona selalu membawa ku di tempat persembunyian noona , rumah pohon di hutan belakang villa , kita menyimpan banyak sekali rahasia , termasuk nilai ulangan noona yang jelek , nol ... " kikik Namjoon , namun air mata itu lolos begitu saja

Kemudian Namjoon seketika terisak keras ,

"Noona juga meninggalkanku sendiri disana , pergi bersama Ayah dan Ibu ke Seoul , meninggalkanku , tidak mempedulikanku dan melarangku bertemu kalian , Noona aku tidak marah sungguh , Noona baik padaku , aku yakin Noona akan kembali pada ku , Joonie kesayangan Noona , ..."

"Sayang ..." lirih Christ ,

Namjoon memeluk perut Christ dan terisak ,

Christ memandang Hyena yang tak berdaya ,

Namjoon memilih keputusan yang berat , tidak ingin lagi membebani sang Noona ,

Dengan tangan bergetar , Namjoon menandatangani surat pernyataan untuk melepas alat penyokong kehidupan Hyena ,

"Noona ... Di kehidupan yang lain , ijinkan aku , Joonie noona , menjadi adik noona lagi , aku akan merindukan noona  , noona sekarang harus bahagia , arraseo ..."
Tangis Namjoon

Christ memeluk kembali Namjoon saat tim dokter melepas ventilator Hyena , dan bunyi alat detak jantung itu berbunyi nyaring , garis panjang terlihat , Hyena ... Telah tiada ...

"Andwe .. Noona ... Noona ..." teriak Namjoon dalam tangisnya ,

.

Sebuah kondisi yang begitu berat untuk Namjoon , sangat berat , disaat yang bersamaan semuanya hilang begitu sana , orang - orang yang begitu membenci Namjoon sekaligus yang Namjoon cintai ,

Tak berhak membenci walau ,

Namjoon menerima takdir ini sebagai akhir dari semuanya ,

"Aku ingin pulang , aku ingin ke korea bersama anak - anak ..." pinta Namjoon pada Christ

.
.

Tbc

IF I HAVE HEART TO HATE YOU ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang