Chapter 6: I'm Back!!

742 95 3
                                    


Rion POV

Akhirnya, setelah menunggu selama 6 bulan, masa hukumanku pun berakhir. Kini saatnya aku kembali ke mansion utama. Memang ada saatnya dimana aku merasa kesulitan, tapi sebagian besar waktu yang kuhabiskan di sini sangatlah menyenangkan. Para pelayan di sini juga sangat ramah, walaupun pada awalnya mereka sempat takut terhadapku. Aku akan merindukan tempat ini . . .

" Jaga dirimu di jalan . . . " ucap Mary lembut.

" Baik . . . Umm, sebenarnya aku tidak ingin berpisah denganmu, Mary . . . " ucapku dengan sedih. Ini memang terdengar kekanak kanakan, tapi aku memang tidak ingin berpisah dengannya. Mary sudah seperti kakakku sendiri.

" Saya merasa sangat senang, karena Rion-sama menyukai saya. Tapi anda tahu kan, kalau saya tidak bisa ikut dengan anda " balasnya lembut, sembari mengelus kepalaku.

" Tapi . . . " aku memeluk Mary. 

Cih, mempunyai tubuh anak anak memang menyebalkan. Mereka mudah sekali emosional. Tapi kurasa, tidak buruk juga untuk sesekali melepaskan emosi.

(A/N : Ingat, Rion itu sebenarnya udah tua :v)

" Tolong lepaskan saya, tuan. Apa kata orang, kalau melihat seorang bangsawan memeluk seorang pelayan "

Aku menatap Mary, lalu mengusap air mataku.

" Kau benar, maafkan aku. Aku akan berangkat Mary, tolong jaga diri ya "

What the . . .

Betapa terkejutnya aku ketika mebuka pintu depan. Para pelayan dan pekerja, berjajar rapi di depan pintu.

" Selamat jalan, Rion-sama! " ucap mereka semua secara serempak.

Laila menghampiriku. Biasanya, tidak ada pelayan yang berani menghampiri tuannya tanpa izin. Sepertinya mereka sudah tahu kalau aku tidak akan memarahi mereka. Aku senang, karena mereka telah mempercayaiku.

I mean, tuan muda macam apa yang membersihkan lantai WC sendiri. Aku ingat saat ketika aku berusaha membersihkan kamarku sendiri untuk pertama kalinya. Para pelayan yang melihatku langsung meminta maaf dan mempraktekkan dogeza (googling sendiri).  Untunglah sekarang mereka sudah terbiasa dengan sikap anehku.

" Jaga dirimu, Rion-sama. Semoga anda dapat tiba dengan selamat. " ucapnya Laila. Matanya berkaca kaca.

" Tentu saja . . . Nanti kalau ada waktu, aku akan berkunjung ke sini kok " ucapku, berusaha untuk menenangkan Laila. Padahal ia lebih tua 4 tahun dariku (maksudnya umur tubuhnya saat ini).

" Kami akan menyambut kedatangan anda dengan senang hati " ucap Axel ramah.

Aku lalu berjalan ke kereta kuda. Sebelum memasuki kereta, aku menoleh dan tersenyum.

" Semuanya! Terimakasih! "


***

Setelah 6 jam dalam perjalanan, kami akhirnya sampai di kota tempat tinggalku. Tiba tiba aku merasa gugup. Apa yang harus aku katakan kepada keluargaku nanti? Bagaimana kalau mereka menanyakan hal hal yang aneh? Bilang apa aku nanti?

Aku ingat, selang beberapa hari setelah Raku dan Miss Bell kembali mengajarku, ayah dan ibu jadi sering mengirimiku surat. Surat itu selalu penuh dengan berbagai pertanyaan.Sampai 1 minggu yang lalu, mereka masih mengirimiku banyak surat.

I'm happy that they concerned about me, but i really need a break. They keep bombing me with questions . . .

Oh iya, sejak kunjungan terakhir, Violleta juga sering mengirimiku surat. Biasanya, dia suka menulis pengalamannya dan menanyakan pendapatku. Dia suka menambahkan gambar gambar kecil di pojok suratnya. Manisnya . . .

It Seems That I have Reincarnated as The Villainess Brother (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang