Chapter 12 : Visiting The Castle ( Elina's POV )

599 74 1
                                    

Hanya selang tiga hari setelah Elina dan keluarganya mengunjungi  kediaman pamannya. Sekarang, Elina harus bersiap siap untuk mengunjungi tempat lain. Ia akan mengunjungi pangeran di istana. Dengan perasaan yang gembira ( plus gugup ), ia mengenakan gaun kesukaannya.

Elina's POV

Akhirnya! Setelah sekian lama tidak berjumpa, aku akan bertemu lagi dengan pangeran Arnold hari ini.Tadinya, sebelum bertemu dengannya secara lansung, aku sempat khawatir. Ayah tiba tiba menyatakan bahwa aku akan bertunangan dengannya. Pangeran Arnold sangatlah baik padaku. Aku menyukainya.

" Elina, kamu sudah siap? ", terdengar suara kakak kedua dari luar pintu kamar. Sepertinya kakak kedua akan menungguku.

Baik sekali . . . 

" Iya, tunggu sebentar, kak! " , balasku pada kak Rion sambil berseru.

Para pelayan yang sedang mendadaniku hanya menggelengkan kepalanya sambil menghelakan napasnya.

Ya, aku tahu. Itu bukanlah sikap yang patut dipuji bagi seorang bangsawan. Namun, sepertinya tidak ada yang terlalu keberatan. Ayah, ibu, dan kakak, juga pernah melakukannya. Lagipula, kami tidak akan melakukan hal itu ditempat umum.

" Oke, Elina-sama, sudah selesai. Bagaimana menurut anda? " tanya salah satu pelayan.

Aku menatap diriku di cermin.

Wah . . . Cantiknya! Aku menjadi lebih percaya diri sekarang!

Aku mengangguk, " Iya! Aku suka! Terima kasih semuanya! " ucapku sambil tersenyum.

" Kami senang  anda menyukainya! "

Terukir senyum puas dan lega di wajah para pelayan. Melihat mereka senang, aku juga senang. Aku menyukai para pelayan bekerja di sini. Aku harap mereka akan selalu melayaniku.

Aku berjalan keluar kamar.

" Bagaimana, kak? " ucapku sambil berputar di tempat.

Ia tersenyum, " Wah, Elina cantik sekali! "

" Terima kasih kakak " aku lalu memeluknya.

" Ayo Elina, kita harus begegas. Ayah sudah menunggu kita "

Aku dan kakak kedua segera bergegas keluar. Di luar, aku mendapati sosok ayah yang telah menunggu kami, juga sebuah kereta kuda yang telah terparkir rapi di depan mansion. Aku, kakak, dan ayah pun menaiki kereta itu.

Ayah ikut denganku karena kebetulan, ayah sedang ada urusan di istana. Sedangkan kak Rion, aku sengaja mengajaknya untuk menemaniku. Alasan lain kenapa aku mengajaknya juga karena kak  Rion tidak pernah pergi ke istana. Ayah tidak pernah memperbolehkannya.


***

Berkat menggunakan portal, perjalanan kami menjadi jauh lebih singkat. Setelah beberapa saat di perjalanan, kami akhirnya sampai di istana.

Aku segera turun dari kereta, lalu memandangi sekitar.

" Wah . . . " aku berdecak kagum.

Seberapa banyaknya aku berkunjung kemari, aku tidak pernah bosan mengagumi tempat ini. Bangunan istana sangatlah mewah dan megah. Di setiap sisi istana, pasti dihiasi dengan ornamen indah. Cantik sekali!

Sebelum menemui pangeran, kami harus menyapa sang raja dan ratu terlebih dahulu. Seorang pelayan menuntu kami ke ruang singgasana.

( Setelah menyapa raja dan ratu )

Ayah harus menyelesaikan urusannya itu, jadi kami harus berpisah. Sekarang hanya tersisa aku, kakak kedua, dan seorang pelayan. Ia lalu menuntun kami ke tempat dimana pangeran berada. Ia membawa kami ke taman istana. Aku dapat melihat, bahwa pangeran Arnold telah menunggu kami di gazebo taman.

It Seems That I have Reincarnated as The Villainess Brother (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang