Hoseok menyimpan tas dan sepatunya dan berkata pada jimin.
"Aku akan membuat makan malam. Jangan turun atau keluar kamar, aku tidak ingin kau dikatai Eomma"
"Hyung apa kau tidak lelah?"
"Tidak.. Aku akan kembali dengan sepiring makanan. Duduk manis sambil menunggu nee"
Jimin mengangguk dan tersenyum lalu dibalas oleh Hoseok. Hoseok turun ke bawah tanpa mengganti seragamnya. Jimin menatap punggung Hoseok yang semakin tak terlihat. Begitu Hoseok sudah tak terlihat, Jimin menjatuhkan dirinya diatas kasur kemudian menghela nafas
"Aku heran,, Apa yang membuat Hoseok hyung selalu saja menurut pada eomma dan Appa. Dan aku heran waeyo dia sering sekali memegang perut dan kepalanya bersamaan ya?" Monolog Jimin
Hoseok POV
Lelah, itulah yang ku rasakan saat ini. Sungguh, kepala ku sakit sekali dan perut ku, arrrhhh sungguh ini menyakitkan. Secepat mungkin aku memasak dan menyimpannya di meja makan. Lalu aku berlari ke kamar mandi.
Hoekkk
Darah. Selalu saja darah yang ku muntahkan saat nyeri di perutku kambuh. Tapi darah ini lebih banyak dari yang biasa aku muntahkan.
Uhukk uhukk hoekk
Ku mohon, siapapun tolong aku kumohon. Aku sama sekali tak bisa berdiri sekarang. Arrhh perutku semakin sakit saja. Sebenarnya apa yang terjadi padaku, penyakit apa ini.
Sebaiknya aku keluar sebelum Jimin curiga.
Hoseok POV end
Hoseok berjalan naik ke tangga dengan berpegangan pada pegangan tangga. Hoseok merasa kepalanya berputar, tapi ia terus berjalan menuju kamarnya.
Klek
Ia membuka pintu kamarnya menampakan Jimin yang sedang tiduran. Hoseok duduk di kasur sebelah Jimin dengan sepiring nasi dan lauk yang ada saja. Jimin bertanya
"Waeyo cuma satu piring? Hyung tidak makan?"
"Aku sudah makan tadi, makannya aku lama" Bohong Hoseok
"Benarkah?"
"Apa kau tidak mempercayai ku?"
"Baiklah.. Tapi,"
"Apa?"
"Aku ingin disuapi Hyung..."
Hoseok mengusak sayang rambut adiknya dan tersenyum
"Baiklah, Buka mulut mu pesawat masuk.. Aaaa" Goda Hoseok sambil menggerakan sendok seperti pesawat terbang. Jimin membuka mulutnya dan mengunyah makanan itu sambil menunjukan eye smile yang tentu menggemaskan untuk Hoseok.
Setelah jimin menghabiskan setengah porsi, Hoseok merasa kepalanya pusing.
"Makan sendiri dulu aku mau mengganti seragam"
"Nee"
Hoseok berjalan ke arah lemari pakaian sambil memegangi kepalanya. Jimin merasa ada yang tidak beres dengan Hyungnya.
"Hyung? " Panggil Jimin dengan khawatir dan mulai berdiri mendekati Hoseok. Hoseok tidak menjawab dan berhenti berjalan.
Jimin sudah ada di dekatnya sekarang. Hoseok merasakan sakit yang luar biasa di perut nya dan di kepalanya. Tiba tiba Hoseok limbung begitu saja, Untung jimin menahannya dan meletakan kepala Hoseok di pangkuannya.
"Hyung? Hyung!!"
"Shh,, Hh,, Appo... Hh,, T, Tolong.."
"Hyung? Hyung sadarlah! Hyung!!"
Hoseok pingsan di pangkuannya. Jimin tidak tahu harus bagaimana, jadi ia menggendong Hoseok ke kasur lalu mengirim pesan pada Namjoon.
To : Joonie Hyung
Hyung, datanglah ke rumah ku mohon. Hoseok hyung tiba tiba pingsan dan wajahnya sangat pucat. Jebal hyung.. Datang lah ku mohon..
√√
"Hyung..."
Jimin kemudian menelpon dokter keluarganya yaitu dr.Choi. Jimin duduk di samping Hoseok dengan menggenggam tangannya. Jimin tidak menangis, ia tahu menangis tidak akan memperbaiki segalanya.
Tidak lebih dari 10 menit Namjoon dan Dr.Choi datang bersamaan, ke kamar nya.
Sementara itu eomma dan Appa mereka bertanya tanya "Ada apa Dr.Choi kemari?" Tanya Ny. Eunha yang tak lain adalah sang Eomma "Tidak tahu, mungkin diantara 2 anak sialan itu sakit. Tapi aku sama sekali tidak peduli" Saut Tn. Jung Juho dan dibalas angkat bahu oleh Eomma.
Dr.Choi meminta Namjoon dan Jimin untuk keluar sebentar agar fokus memeriksa Hoseok.
Sementara Hoseok di periksa, Namjoon melihat raut wajah Jimin yang cemas. Namjoon merangkul Jimin
"Kenapa hm? Jangan khawatir,, Uisa akan menanganinya.." Namjoon menenangkan Jimin
"Hyung, Ini bukan pertama kalinya Hoseok hyung seperti ini.."
"Nee.. Aku tahu itu. Tapi apapun yang terjadi , Hoseok adalah sosok yang kuat.. Tenanglah.."
"Baiklah akan ku coba.."
Namjoon tersenyum menunjukan dimple nya dan dibalas eye smile oleh Jimin. Sementara itu di dalam kamar..
•
•
"Ngh,,"
Hoseok kini dalam keadaan setengah sadar. Dr.Choi bersyukur Hoseok sadar.
"Apa yang kau rasakan saat ini Hoseok?" Tanya Dr.Choi
"P, Perutku ss, sakit.. Arhhh" Hoseok meremat perutnya dengan kuat, Dr.Choi menahan tangan Hoseok agar tidak menekannya terlalu kencang jika tidak itu akan berakibat buruk.
"Tahan sebentar nee.." Dr.Choi menyuntikan penahan rasa sakit pada lengan kiri Hoseok. Kemudian memijat perlahan bagian perut yang diremat Hoseok tadi. Hoseok mengatur nafasnya meski kedua tangannya meremas seprai.
Setelah dirasa sakitnya perlahan hilang, Hoseok merasa lega.
"Apa yang terjadi padamu hm?" Tanya Dr.Choi dengan lembut
"Entahlah hyung,, Jujur saja, sudah lama dan sudah beberapa kali aku merasakan sakit yang teramat sangat dibagian perutku dan kepala ku selalu terasa pening.." Curhat Hoseok
"Kau makan teratur?" Hoseok membalasnya dengan menggeleng
"Aku bahkan jarang makan"
"Makan lah dengan teratur.. Siapa tahu kau akan baikan,,"
"Tapi rasa nya sakit saat ditelan Hyung.." Jelas Hoseok
"Menurutlah, Paksakan saja.. Dengan begitu kau akan sembuh.."
"Nee,, akan kucoba.." Hoseok pasrah