"Argh!! Lepaskan aku!!"
Juho memberontak saat polisi hendak memborgol lengannya. "Diam! Anda di tangkap atas laporan penjualan dan penganiayaan anak! Sekarang ikut kami ke kantor polisi!" Bentak salah satu polisi.
Juho mau tidak mau diseret paksa ke dalam mobil polisi yang juga sudah ada Tn & Ny.Kang juga istrinya Eunha. Polisi membawa mereka ke kantor polisi.
"Wah wah wah,, jaman sekarang masih ada juga orang tua yang menjual anaknya" Sindir sang kepala polisi bernama Kim Jong'suk. Mereka semua menunduk menyesal.
"Kalian? Mengajar kan anak anak kalian untuk menjadi psikopat? Hhhm,, Lucu sekali ya" Jong'suk melirik tajam keluarga Kang "Bawa keluarga ini ke sel!" Para polisi membawa semua keluarga Kang ke dalam sel tahanan.
Kini tersisa Juho dan Eunha. Jong'suk menatap tajam keduanya
"Menjual seorang anak nya dan menyakiti anaknya yang satunya. Apa pantas disebut manusia?" Sinis Jong'suk
"Tuan Jung Juho. Apa kau tahu? Karena ulah mu anak mu yang bernama Jung Hoseok itu sekarang berada di rumah sakit" Jelas Jong'suk menatap tajam Juho. Juho membelalakan matanya "Ru-Rumah sakit?" Juho merasa panik
"Ye. Dan apa kau tahu? Hoseok mengidap kostokondritis dan kanker lambung stadium 3. Kau tahu apa penyebabnya? Itu semua karena KALIAN BERDUA!" Bentak Jong'suk. Juho merasa bersalah dan menyesal. Juho meneteskan bulir kristal dari matanya.
"Nyonya Park Eunha. Anak mu Park Jimin. Kau tega menjualnya? Sebagai seorang pria pun aku tahu bagaimana rasanya melahirkan seorang anak dan kau? Semudah itu menjualnya. Banyak orang di luar sana yang ingin punya anak! Kau tahu itu!" Eunha menangis tak karuan. Juho membuka suara
"Hiks, Apakah kami, hiks bisa menemui putra putra kami?" Juho memohon begitu pun Eunha menatap wajah Jong'suk penuh permohonan. Jong'suk tersenyum, akhirnya ia berhasil.
"Baiklah, Temui putra putra kalian. Aku membebaskan kalian dengan kalian berjanji akan menyayangi kedua putra kalian" Jong'suk melepas borgol mereka.
"Kamshamida.." Juho dan Eunha membungkuk 90°. Setelah itu mereka diantar ke rumah untuk bersiap siap. Setelah mempersiapkan diri hampir 3 minggu, mereka pergi menggunakan mobil mewah mereka ke rumah sakit.
~~~~~
Hari Senin, Masih pukul 16:32 namun Hoseok sudah tertidur lelap di ranjangnya. Namjoon dan Taehyung sedang ada diluar kota dengan eomma dan Appanya sejak 1 minggu kemarin.
Jimin memandang wajah damai Hoseok yang sedang terlelap dalam mimpinya. Tak lama Jimin mengantuk dan memutuskan untuk tidur meringkuk di sofa satu sebelah Hoseok. Memang sempit tapi menurut Jimin rasanya nyaman dan hangat.
---
Skip
---"Nak,, Jimin.. Bangunlah.."
Jimin mengerjapkan matanya dan melihat Eunha dengan mata berkaca kaca di depannya. Jimin terkejut dan langsung merubah posisinya jadi berdiri. Dengan nada agak takut Jimin bertanya "Eoh, E-Eomma.. Ada apa?" Tanya Jimin.
Tanpa aba aba Eunha memeluknya erat dan menangis sesegukan. Jimin membolakan matanya. Ia merasa ini mimpi yang terasa sangat nyata. Jimin membalas pelukan sang Eomma dengan canggung.
Eunha menatap wajah sang anak "Jimin.. Maafkan Eomma.. Eomma tidak pernah menyayangi mu dan Hoseok,, maaf kan Eomma Jimin maaf.." Eunha kembali menangis. Jimin meneteskan air mata kebahagiaan dan menyeka air mata sang Eomma dengan jari mungilnya.
"Sudah,, Uljima Eomma.. Jimin sudah memaafkan Eomma.." Jimin tersenyum dan membuat Eunha berbicara dalam hatinya 'Benar kata byun ahjuma, dia manis' kemudian ia tersenyum.
Juho melakukan hal yang sama pada Jimin dan dibalas hal yg sama oleh Jimin. Kemudian Juho mendekati ranjang Hoseok. Menampakan wajah damai Hoseok yang tengah tertidur.
Juho meneteskan air mata penyesalan. Juho menggenggam tangan Hoseok "Hoseok.. Bangunlah nak,, Appa berjanji setelah ini Appa dan Eomma akan menyayangi mu.. Maafkan Appa mu yg bodoh ini, dan maaf kan Eomma mu juga.." Sesal Juho.
Juho merasakan pergerakan dari tangan yang ia genggam. Hoseok perlahan mengerjapkan matanya dan melihat sosok yg menggenggam tangannya. Hoseok mengerutkan dahinya. Juho mendongkak kan wajahnya dan Hoseok menunjukan wajah penuh keterkejutan.
'Appa' terlihat dari gerakan bibirnya. Juho menangis bahagia dan berkata "Hiks, Hoseok, mianhae,, maafkan Appa dan Eomma, hiks, appa bodoh! Appa bukannya menyayangi mu dan malah hampir membunuh mu, hiks mianhae.."
'Tidak Appa ini bukan salah mu..' Batin Hoseok. Karena lemahnya kondisinya ia belum punya tenaga untuk bersuara. Hoseok menggeleng geleng sambil menangis.
"Hiks, Sepertinya kau tidak memaafkan kami,, Hiks, baiklah kami akan pergi.." Juho beranjak
'Andwae Jangan pergi..'
Juho merasakan tangan lemah yang melingkar di perutnya. Hoseok bergumam 'Jangan pergi Appa..' terlihat dari gerakan bibirnya. Juho memeluk anaknya erat erat. Hoseok menangis bahagia, akhirnya ia bisa merasakan pelukan hangat sang Appa setelah sekian lama.
Eunha memeluk Jimin dan Jimin langsung menangis sesegukan. Eunha terus menerus menciumi kening sampai pipi Jimin. Membuat jimin semakin menangis tak karuan, tandanya jimin bahagia.
Tak lama kemudian Hoseok merasa sesak. Namun ia tidak mau melepaskan pelukan Appa nya hingga akhirnya Hoseok kejang kejang.
"HOSEOK!!"