Sampai di depan pintu Hoseok merasa lega. Karena ia sudah tidak kuat lagi menahan sakitnya, ia dengan cepat berjalan menuju sofa di ruang tamu. Tak peduli dengan apapun yang akan terjadi nanti "Sedikit lagi Hoseok.." Lirihnya.
Akhirnya, Hoseok limbung tepat di sofa. Seperti dugaan Hoseok, Jimin menganggap Hoseok kelelahan dan ia tertidur. Padahal Hoseok pingsan karena sakitnya yang luar biasa.
"Kau lelah ya hyung.." Jimin membenar kan posisi Hoseok meski ia kesusahan. Kemudian ia mengambil selimut tipis dari kamarnya dan menyelimuti Hoseok. Jimin merasa lapar dan memutuskan untuk mengambil sepiring makanan.
Selesai makan, Jimin merasa ada yang tidak beres. "Lama sekali Hyung tidur, Apa dia sakit?" Gumam Jimin dan menyentuh dahi Hoseok. "Astaga Hyung!"
Jimin merasakan keringat dingin di dahi Hoseok. Jimin beberapa kali menepuk pipi Hoseok namun nihil Hoseok tidak juga bangun. "Hyung banguuunn" Jimin menggenggam tangan Hoseok yang dingin dan pucat. Jimin ingat, Dr.Choi pernah menyuruh Jimin untuk mengambil obat untuk Hoseok ke apotik sesuai resepnya.
Jimin mengambil hoodie kuningnya dan memakainya. "Sebentar ya hyung.. Jimin beli obat dulu" Jimin membenarkan selimut Hoseok dan pergi keluar.
Tepat saat Jimin sudah menjauh dari rumah. Appa dan Eomma mereka pulang. Sang Appa masuk duluan melihat Hoseok berbaring di sofa dan di tutupi selimut 'Apa anak ini sakit? Astaga dingin sekali' batin sang Appa setelah menyentuh dahi Hoseok. Sang Appa terlihat khawatir akan Hoseok, entah mengapa tiba tiba ia merasa iba pada anak kandungnya itu. Di tambah ia melihat bahu kiri Hoseok terlilit perban yang terlihat darah sudah merembes keluar perban dan menodai seragamnya.
Saat pria bernama Juho itu akan menggendong Hoseok putranya, Eunha bertanya "Apa yang akan kau lakukan pada anak itu?" Juho menatap putranya dan tiba tiba ia kembali merasakan benci. Juho menjawab enteng "Malam ini keluarga Kang katanya akan datang kan? Jadi aku akan menyingkir kan anak ini dulu" Eunha mengangguk kemudian pergi ke kamarnya.
Sementara itu Juho menyeret Hoseok ke kamar seorang pelayan. "BYUN AHJUMA!!" Juho melepas asal tangannya dari tubuh Hoseok sedangkan Hoseok terbaring lemah dan masih tak sadarkan diri. Pelayan tersebut tentu terkejut
"Apa yang kau lakukan pada tuan muda, tuan?" Pelayan yang di panggil namanya itu nampak kaget
"Jangan banyak bicara! Dia sakit urus dia. Aku tidak mau ia merepotkan jika sakitnya semakin buruk. Ck, merepotkan sekali"
Juho kemudian pergi meninggalkan Byun ahjuma yang masih menganga.
"Aku tahu tuan,, sebenarnya kau pasti sangat menyayangi Tuan muda Hoseok. Hanya saja Nyonya Eunha adalah penghalangnya" Gumam Byun ahjuma
Byun ahjuma mengangkat kepala Hoseok di pangkuannya dan memegang kening serta lehernya "Yaampun.. Keringat dingin". Byun ahjuma memapah Hoseok naik tangga ke kamarnya. Ia tahu jika Hoseok di tidurkan di kasur lepek miliknya tidak akan sopan.
Setelah mengganti seragam Hoseok dengan baju tipis dan mengganti perbannya, Byun ahjuma mengambil minyak kayu putih dan membaluri tubuh Hoseok sambil sedikit memijatnya. Saat byum ahjuma mengolesi perut Hoseok, Hoseok nampak mengerutkan dahi nya sambil mendesis.
"Sshh,," Byun ahjuma yang mendengar pun langsung mengusap pelan pipi Hoseok "Tuan muda.." Hoseok mengerjapkan matanya. Byun ahjuma tersenyum pada Hoseok
"Kau sudah bangun.."
"By, Byun ahjumahh.."
"Kau kenapa tuan? Kau sakit?"
"An, Ani,, Aku hanya, arrhh"
Hoseok memegangi perutnya yang terasa sakit. Byun ahjuma bertanya "Apa tuan sudah makan?" Hoseok menggeleng lemah. Byun ahjuma berlari ke bawah dan mengambil seporsi nasi beserta lauknya. Tiba di kamar Hoseok byun ahjuma membujuk Hoseok agar mau makan
"Tuan.. Makan nee.." Sambil menyodorkan sendok berisi nasi
"Anii! Itu akan membuat perutku tambah sakit" Hoseok menutup mulutnya
"Dr.Choi bilang tuan tidak boleh telat makan.."
"Kapan choi hyung bilang pada ahjuma?"
"Kemarin malam.."
Hoseok menunduk dan pasrah. Ia tidak mau dimarahi Dr.Choi jadi ia membuka mulutnya dan sesuap nasi ia telan meski terasa sakit. Tak lama..
Brakk
Byun ahjuma terkejut sedangkan Hoseok tersedak dan terbatuk batuk "ini ini, minum tuan" Byun ahjuma menyodorkan segelas air yang langsung di teguk rakus oleh Hoseok. "Tuan muda Jimin.."
Jimin bernafas terengah engah "Syukurlah hyung ada disini,, hh, hh, ada, hh,, ada keluarga Kang di bawah, hh, dan ada, hh, Jaehyun hyungh, hh" Ucap jimin terengah engah. Byun ahjuma mengajak jimin untuk duduk dulu dan memberikan jimin minum.
"Ahh,, gumawo ahjuma. Tadi ada keluarga Kang dan Jaehyun hyung juga ke 5 saudaranya. Aku mendengar Appa berkata 'Sudah disingkirkan' jadi Aku mencari hyung kemana mana dan syukurlah hyung ada disini dengan ahjuma" Jelas jimin. Mendengar itu Hoseok tersenyum getir dan membatin 'Disingkirkan ya. Apa tadi Appa akan menyingkirkan ku yang pingsan di sofa' . Byun ahjuma memetik jarinya di depan wajah Hoseok "Jangan melamun, habiskan makanannya ayo"
Hoseok mengelak dan Byun ahjuma juga Jimin memasang wajah bingung. "Aku sudah kenyang. Byun ahjuma.. Tidur disini nee.. Ahjuma di tengah, Jimin di dekat jendela dan aku di pinggir.. Jeball.." Hoseok memasang wajah memelas.