Chapter 12

202 19 1
                                    

Juho menekan tombol merah di samping ranjang Hoseok. Kemudian seorang dokter dan beberapa suster masuk dengan sigap dan menyuruh mereka keluar dulu.

Mereka bertiga menunggu diluar dengan perasaan yg berbeda. Jimin merasa senang karena kini ia sudah punya Appa dan Eomma. Sedangkan Juho dan Eunha sangat sangat khawatir.

5 menit menunggu terlihat dokter dan para suster mendorong blankar Hoseok ke ruangan Operasi dengan Hoseok yang sudah tak sadarkan diri.

Mereka mengejar blankar Hoseok sampai pintu kaca menghalangi mereka

~~~~~~

2 Jam berlalu

Seorang dokter bername tag Choi itu pun keluar dari ruangan dengan wajah bahagia. Eunha langsung menyerbunya dengan berbagai pertanyaan.

"Bagaimana Hoseok? Dia baik baik saja kan? Apa yang terjadi? Hoseok sakit apa?"

"Tenang Nyonya.. Anak anda sudah dinyatakan sembuh dari kanker lambungnya. Tadi kami melakukan operasi mendadak karena Hoseok hampir mati. Saat operasi Hoseok sempat akan kehilangan detak jantungnya, namun Hoseok terdengar menggumam 'Jiminhh,, Appahh, Eommahh,,' detak jantungnya kembali. Sungguh sebuah keajaiban" Dr.Choi meneteskan air mata.

Jimin merasa sangat bahagia. Usahanya untuk memaksa hyungnya makan tidak sia sia sampai ia harus rela mendapat pukulan yg cukup menyakitkan tak sengaja dari Hoseok karena menahan rasa sakitnya. Jimin menangis bahagia begitu pula Eunha dan Juho.

"Bagaimana dengan kostokondritis nya uisa?" Tanya Eunha.

"Soal itu kami tidak bisa menanganinya.. Aku akan memberikan obat agar Hoseok tidak mudah sesak. Dan jaga ia agar tidak kelelahan atau sesuatu membentur dadanya. Jika itu terjadi dampak nya berbahaya" Jelas Dr.Choi

Juho dan Eunha bernafas lega. Setidaknya mereka bisa merawat Hoseok kali ini. Jimin yang merasa lelah mulai merasa pening di kepalanya, rasanya ia akan jatuh dan benar saja ia limbung.

Untung saja Juho menangkapnya "Jimin? Jimin bangun!" Jimin tak merespon apapun dia sudah pingsan. Dr.Choi memeriksa Jimin di tempat "Tak apa.. Ia hanya kelelahan. Kami akan membawa Hoseok ke ruang rawat inap. Setelah bekas oprasinya kering Hoseok bisa pulang. Bawa saja Jimin kesana dan baringkan dia di sofa.." Kata Dr.Choi

"Bagaimana dengan biaya nya uisa?" Tanya Juho yang kini sudah menggendong Jimin di tangannya. Dr.Choi menggeleng sambil tersenyum "Tidak usah.. Aku hanya ingin kalian bahagia. Jaga mereka nee." Dr.Choi berlalu pergi.

Dr.Choi sudah menganggap Hoseok dan Jimin adiknya sendiri. Akhirnya ia sukses membahagiakan mereka.

~~~~~~

1 bulan berlalu

Hoseok sudah boleh pulang dan sudah bersekolah lagi. Keluarga Kim masih harus bertanggung jawab atas perbuatan mereka. Jimin dan Hoseok merasa sangat bahagia.

Kebetulan hari ini hari minggu. Mereka berencana untuk pergi ke pantai.

Tiba nya di pantai Juho dan Hoseok sibuk membuat sosis bakar. Sedangkan Eunha dan Jimin mereka bermain ombak di tepian. Sesekali Hoseok dan Juho ikut tertawa karena mendengar teriakan kesal Jimin yang terdengar imut dan saat mendengar tawa khasnya.

"Sosis nya sudah jadii" Hoseok membawa 2 piring kertas yg terdapat sosis. Hoseok dan Jimin memutuskan untuk makan di tepian pantai. Sedangkan Juho dan Eunha memantau mereka dari jarak yang tidak terlalu jauh.

Juho dan Eunha melihat Jimin dan Hoseok kejar kejaran. "Hoseoook!! Jangan capek capek!!!" Teriak Juho. Sedangkan yang di peringati hanya menyengir tanpa dosa membuat pasutri itu terkekeh gemas.

Hari sudah sore. Hoseok dan Jimin menghampiri Eomma dan Appa nya. "Eomma~ Aku lelah.. Hh" Hoseok terjatuh lemas berbaring di pasir. Awalnya mereka mengira Hoseok hanya istirahat sebentar.

Jimin ikut membaringkan diri di pasir. Jimin melihat wajah sang kakak pucat dan peluh membasahi keningnya

"Eomma! Appa! Hoseok hyung pingsan!!"

~~~~~~~

Setelah kejadian di pantai Juho dan Eunha jadi sangat perhatian pada Hoseok. Menurut Hoseok ini berlebihan tapi ya, mau gimana lagi.

Suatu malam Jimin dan Hoseok pergi keluar untuk membeli minuman. Dalam perjalanan pulang jimin berjalan duluan dan Hoseok mengekorinya.

Terlihat seorang berpakaian serba hitam berjalan ke arah Jimin. Hoseok memperhatikanya dari atas kebawah dan orang itu membawa pisau. Hoseok yakin itu orang suruhan keluarga Kang. Hoseok berlari ke arah Jimin

"JIMIN!!"

Hoseok mendorong Jimin  kebelakang dan..

Srrrk

Pisau itu menancap di dada Hoseok. Orang itu menariknya lagi dan pergi. Jimin aneh dengan orang itu,  Jimin juga melihat Hoseok mematung.

"Hyung?" Jimin melihat Hoseok menengadahkan tangannya yang bersimbah darah. "Hyung!!"

Hoseok tumbang ke samping dan langsung di tangkap oleh Jimin.

"Hh, hh, hh, J, Jimin.. Hh, hh"

"Hyung bertahan lah!"

Jimin menelpon sang Appa sambil menangis. Hoseok kejang kejang lagi. Tak lama sebuah ambulan datang bersama dengan Appa dan Eomma nya. Mereka membawa Hoseok ke rumah sakit.

~~~~~~

Saat blankar di dorong Hoseok meminta untuk di berhentikan sebentar. Hoseok menatap satu persatu wajah Dr.Choi, Appa, Eomma nya dan Jimin.

"Dr.Choi.. T, Terima kasih.. Hh.. S, selalu ada saat, a, aku butuh.. Appa, Eomma,, Hh, J, Jika aku tiada, jaga baik baik Jimin.. Jimin,, B, bilang pada Byun Eomma.. Aku m, menyayanginya sbgai ibu,, hh, Jimin,, Jaga baik baik dirimu.." Kemudian Hoseok pingsan.

"HOSEOK!/HYUNG!"

Perfect Brother [Pjm - Jhs]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang