Chapter 6

141 17 0
                                    

DORR!  DORR!  BRUAKK

Namjoon menembaki pintu gudang dengan brutal dan Hoseok mendobraknya. Pintu itu terbuka, sontak semua Kang bersaudara terkejut. "Beraninya kalian masuk ke rumah kami!" Teriak Jaehyun "DIAM! Atau kalian semua aku laporkan ke kepala sekolah dan polisi atas kasus penculikan berencana dan penganiayaan!" Namjoon menggunakan otak jeniusnya untuk berbicara dan mengarahkan 2 pistol pada mereka bersamaan.

Taehyung bernafas terengah engah. Kepala belakangnya terasa sakit sekali dan terasa berputar. Namun Taehyung bersikeras untuk menjaga kesadarannya. Kang bersaudara pun mengangkat kedua tangan mereka diatas. Hoseok merasa kepalanya pening dan perutnya sakit sekali. Tapi Hoseok memaksakan untuk memukuli Jaehyun dan saudara saudaranya. Jaehyun dan yang lainnya hanya  pasrah, Jika mereka melawan Namjoon pasti akan menembak mereka.

Hoseok berlari mendekati Jimin yang menunduk lemah. Hoseok membuka lakban di mulut Jimin menampakan banyak darah yang keluar dari mulutnya. Hoseok menangkup wajah Jimin "Jimin? Jimin apa yang mereka lakukan padamu?! Jimin!" Yang ditanya hanya sibuk mengatur nafas dan sesekali terbatuk.

Hoseok melepas semua ikatan yang melilit di tubuh Jimin. Jimin limbung begitu saja dan dengan cepat Hoseok menangkapnya. Kini Jimin berada di pangkuan Hoseok

"Hy, Hyunghh.. T, Tolong aku.." Jimin menggenggam tangan Hoseok meski dengan lemah dan darah yang bercucuran. Hoseok menggenggam tangan Jimin dan menyuruh Taehyung untuk menelpon ambulan. "Bertahan.." Peluh mengalir di kening Jimin. Begitu pula Hoseok, saat ini dirinya menahan kesadaran adiknya juga menahan rasa sakitnya.

Terdengar suara ambulan dari luar. Hoseok berusaha keras  menggendong Jimin dan berlari menuju ambulan dengan darah yang mengotori bajunya. Namjoon melihat Jaehyun membidik kepala Jimin yang mendongkak lemah dengan  sebuah senapan. Namjoon berteriak "Hoseok awas!" Hoseok spontan menarik kepala Jimin kedalam dekapannya dan

Swussh

Senapan itu menggores bahu Kiri Hoseok. Bahunya kini sobek, Namjoon menembak kaki Jaehyun dan sesegera mungkin menarik Taehyung untuk berlari. Karena Taehyung terlihat melambat, Namjoon menggendongnya di punggungnya.

"Namjoon Hyung.." Ucap Taehyung lirih, Namjoon berkata "Bertahan!" Mereka masuk ke dalam ambulan dan langsung menidurkan Jimin di blankar. Selama perjalanan ke ambulan Jimin terus meracau sedangkan Taehyung pingsan di pelukan Namjoon.

Hoseok menggenggam tangan adiknya dengan sebelah tangan dan sebelahnya lagi meremat luka nya. Hoseok merasakan sakit yang luar biasa di perut, bahu, juga  di kepalanya. Namun ia harus tetap kuat untuk Jimin "Jiminie.. Tenanglah.." Hoseok mencium kening Jimin.

Saat tiba di rumah sakit, beberapa perawat sudah mendorong blankar Jimin  ke dalam  UGD. Sedangkan Hoseok menunggu di luar dengan Namjoon, Taehyung sedang di obati oleh dokter. Hoseok meremat perut dan bahunya, Namjoon yakin Hoseok sangat kesakitan. Namjoon meminta seorang suster untuk membalut luka di bahu Hoseok dengan perban. Setelah selesai Namjoon dan Hoseok berterima kasih dan suster itu membungkuk sopan dan pergi.

Dokter berjas putih keluar dari sebuah pintu kaca bertuliskan UGD. Hoseok langsung berdiri namun seketika kakinya merasa lemas dan kembali terduduk 'Aku kenapa' batin Hoseok. Namjoon menyuruh Hoseok untuk tenang, Namjoon kemudian menanyakan keadaan Jimin

"Uisa, bagaimana keadaan nya?"

"Pasien baik baik  saja. Hanya terkena sayatan panjang di lengan yang mengeluarkan banyak darah membuat pasien sempat kejang. Beruntung saja ada yang menyumbangkan darahnya untuk Pasien.. Pasien boleh pulang, jangan biarkan dia banyak bergerak"

Namjoon membungkuk dan berterima kasih. Dokter itu juga melakukan hal sama, kemudian pergi. "Siapa yang menyumbangkan darah nya ya?" Hoseok bertanya "Entahlah, Kajja temui Jimin" Jawab namjoon.

Baru saja akan masuk, seseorang menepuk bahu Namjoon dan Namjoon berbalik. "Tae? Kau sudah  sadar? Bagaimana?" Tanya Namjoon

"Nee Hyung.. Jimin sudah baikan belum?" Taehyung  mengintip ruangan UGD. Hoseok melihat plester di lekungan tangan Taehyung.

"Tae,, Gumawo.." Hoseok tersenyum pada Taehyung. "Hyung melihatnya? Mm.. Hehe, aku terkejut karna saat aku sadar seorang suster berteriak 'Kita butuh golongan darah AB-!' Untung saja golongan darah ku cocok jadi aku donorkan untuk jimin." Taehyung terkekeh.

"Kau sahabat yang baik untuk Jimin Tae.." Namjoon memeluk Taehyung dan mengecup keningnya. Taehyung tertawa kaku kemudian mereka masuk menemui jimin di dalam.

"Hyung.." Jimin sedang duduk di ranjang dengan wajah yang di tutupi plester di beberapa bagian dan kedua tangannya dari pergelangan sampai sikut dililit perban. Hoseok memeluk Jimin dengan erat seperti longgar sedikit  saja jimin akan hilang. Yang dipeluk malah  bingung dan bertanya

"Hyung kau kenapa?"

"Mian.. Mi, Mianhaeyo Jiminie.. Hyung tidak bisa menjaga mu.. Mianhae... Hiks.." Hoseok menangis sesegukan sambil memeluk Jimin. Jimin tersenyum

"Hyung jangan menangis lagi.. Aku baik baik saja, Kajja kita pulang.. Aku lapar hyung.." Jimin memasang Aegyo andalannya. Memasang mata memelas dan bibirnya yang sedikit dikerucut kan. Siapa yang tidak tahan dengan Aegyo nya, Jimin menggigit Pipi jimin "Aww! Shh, Appo Hyung!" Jimin mengusap usap pipinya.

Hoseok hanya menyengir tanpa dosa dan menuntun Jimin keluar. Namjoon dan Taehyung memutuskan untuk ke sekolah jika nanti Jimin dapat penghargaan Namjoon akan mengambilnya dan memberikannya pada Hoseok.

Hoseok dan Jimin berjalan menuju rumah.

Perfect Brother [Pjm - Jhs]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang