Purple Rose

1.2K 169 16
                                    

"Kau mendapatkannya lagi?"

Yang ditanya hanya mengangguk dengan tangan yang bergerak mengambil sebatang cokelat yang tergeletak tak berdaya didalam loker.

"Mawar Ungu lagi?" komentarnya saat melihat mawar ungu yang juga tergeletak disebelah cokelat.

Menganggukan kepalanya. "Seperti yang kau lihat."

"Bukankah itu indah, sepertinya orang itu benar-benar menyukai sahabatku ini." Lelaki dengan kulit tan itu lebih erat merangkul pundak sang sahabat, bahkan ia dengan sengaja mengacak-acak rambutnya.

"Yak, jangan mengacak rambutku Taehyung." Marahnya bahkan dengan sengaja sang empu memukulkan cokelat ke atas kepala sang pelaku.

"Astaga Yerin, kau ini jahat sekali. Aku tak habis pikir dengan laki-laki yang sudah mau menghabiskan uangnya untuk memberi cokelat dan mawar ungu setiap harinya hanya untuk gadis galak sepertimu." Taehyung mengusap rambutnya dengan kesal.

"Aku juga tak habis pikir dengan lelaki yang mau menjadi sahabat gadis galak sepertiku." Yerin berucap sembari memainkan pucuk bunga mawar ungu ditangannya.

"Aku curiga gadis galak itu menggunakan jampi-jampi hingga mendapatkan sahabat setampan diriku," ucap Taehyung dengan wajah yang dibuat-buat.

Yerin menghentikan gerakannya ia mendelik kesal, menatap selidik sahabat lelakinya itu. "Bagaimana kau mengetahuinya?"

"Kau tak tau? Aku itu cenayang," ucapnya bangga sembari menempuk dadanya sendiri berulang kali.

"Oh baiklah Tuan cenayang, apakah Tuan tau siapa yang telah meletakkan cokelat dan mawar ungu didalam lokerku?" Yerin menunjukkan cokelat dan bunga yang berada kedua tangannya.

"Dia tampan," jawab Taehyung.

Yerin tersenyum. "Ahh baiklah, aku akan memakan cokelatnya jika dia benar-benar tampan."

"Tetapi dia pengecut, tak berani mengungkapkan perasaanya padamu," lanjut Taehyung.

Yerin menganggukan kepalanya. "Ya, padahal jika ia berani mengatakannya padaku mungkin aku akan menerimanya."

Taehyung mengangkat sebelah alisnya. "Benar?"

"Yes, untuk apa aku berbohong. Aku lelah sendiri omong-omong, ingin berpacaran juga seperti temanku yang lain," keluh Yerin.

Taehyung mengangguk. "Baiklah, aku pergi ke kelas dahulu."

Yerin terdiam, menatap bingung sahabatnya yang tiba-tiba saja berkata akan pergi ke kelas. Hey, Taehyung itu raja bolos. Ia hanya akan masuk saat dijam mata pelajaran kesukaanya, dan pagi ini jam pertama dikelasnya adalah Matematika. Pelajaran yang sangat dibenci oleh pria kelahiran Daegu itu.

"Hey, kau melamun!"

Yerin terkesiap, tepukan keras dipundaknya berhasil mengambil fokusnya yang hampir terenggut akibat memikirkan Taehyung.

"Ahh Sowon."

"Wow, apa itu diganganmu? Sebatang cokelat dan setangkai mawar ungu?" tanya Sowon.

Yerin mengangguk, ia memperlihatkan kedua benda itu. "Iya, ada seseorang yang setiap harinya meletakkan kedua benda ini dilokerku."

"Mungkin dari sahabatmu," ucap Sowon sembari menghendikkan kedua bahunya.

Yerin mengernyitkan keningnya. "Taehyung?"

Sowon mengangguk. "Iya, kau itu tidak tau ya. Taehyung itu identik sekali dengan warna ungu dan mawar yang berada ditanganmu sudah cukup untuk memperjelas semuanya. Lagipula, jika dipikir-pikir bukankah lokermu terkunci? Sangat mustahil sekali jika itu bukan orang dekatmu yang meletakannya."

Yerin mengginggit jarinya frustasi, ia baru ingat jika dirinya pernah memberikan kunci duplikat lokernya pada Taehyung. Ahh, dia malu sekali. Apalagi mengingat perkataanya beberapa menit lalu.

"Huhu ternyata cintaku tak bertepuk sebelah tangan."















Fin

Mungkin ini bakal ada kelanjutannya, tapi tidak tau jugaa. Aku lagi gak mood buat ngetik, balasin komen aja males bgt:(

entahlahhhhhh

Taerin Diary'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang