Family

1K 132 37
                                    

"Daddy, Mommy nakal!" gadis kecil berusia tujuh tahun itu merenggut marah sembari menunjuk sang ibu yang tertawa tak bersalah.

"Sayang ...," tegur laki-laki yang dipanggil Daddy.

"Aku hanya ingin mencicipi masakanmu Taehyung, anak kecil itu pelit sekali," adunya dengan mata melirik sinis pada sang anak yang juga sedang memolototinya.

Mereka berdua itu pasangan ibu dan anak, tapi tingkahnya seperti sepasang anak TK yang sedang bermusuhan.

"Bukankah aku sudah menyiapkan bagian untukmu Yerin? Sudah jangan ganggu Anna, membujuknya saat ia merajuk bukan hal yang mudah." Taehyung tersenyum manis pada istrinya.

Yerin mengerucutkan bibirnya. "Yak, ini tak adil! Kenapa kau selalu membela bocah menyebalkan itu."

"Dia anakmu bukan musuhmu."

"Tidak! Aku musuh Mommy bukan anak Mommy," sahut Anna dengan mulut yang penuh dengan noda cokelat.

"Kau dengar sendiri Taehyung? Anak itu benar-benar aishh mengapa aku bisa melahirkan anak semenyebalkan dia." Juluran lidah dari Anna, Yerin terima setalah sedetik mengatakan hal itu.

"Bersihkan noda cokelat yang ada dimulutmu Anna, lalu masuk kekamar. Ini sudah waktunya kau tidur." Taehyung mendekat kearah putrinya untuk sekedar mencium kening Anna.

"Apa kau?" teriak Yerin saat putri kecilnya kembali menjulurkan lidah, berniat mengejak karena sudah mendapatkan kecupan malam dari sang Ayah.

"Aku tidur dulu, jangan rindukan aku Mommy jelek." Anna terkikik lalu segera berlari menaiki tangga, menuju kamarnya yang berada dilantai atas.

"Yak! Dasar anak kurang ajar," teriak Yerin.

"Sudah sayang, Anna akan semakin menjadi-jadi jika kau ladeni terus." Taehyung menarik tangan istrinya untuk duduk diatas Sofa berwarna putih gading.

"Aish Anakmu itu kebalikannya, jika dibiarkan akan semakin menjadi-jadi buktinya dress warna merahku rusak karena diguntingi oleh Anna," adu Yerin.

Taehyung menganggukan kepalanya. "Anna itu cerminan dirimu saat waktu kecil, buah memang jatuh tak jauh dari pohonnya."

"Yak, siapa yang mengatakannya?"

"Ibumu, ia menceritakan semua tentangmu sebelum kita menikah beberapa tahun lalu," jawab Taehyung.

"Bagaimana bisa aku tak mengetahuinya, ah ini sungguh memalukan." Yerin menutupi kedua pipinya yang memerah.

Taehyung terkekeh, menarik tubuhnya agar semakin dekat dengan sang istri. "Tidak usah khawatir, mau bagaimana kelakuanmu dulu. Aku tetap mencintaimu setulus hatiku."

Pipi Yerin semakin memerah. "A-aku juga mencintaimu, terimakasih sudah menerimaku Taehyung."

Lengan Taehyung ia lingkarkan dipinggang sang istri, lalu menariknya agar bersandar didada bidangnya.

"Seharusnya aku yang berterimakasih, karenamu hidupku menjadi bermakna dan semakin indah saat Anna hadir didunia tujuh tahun yang lalu." Taehyung mengecup sekilas pipi Yerin.

"Aku menyayangimu," balas Yerin.

"Aku juga menyayangimu, sangat menyayangimu. Jangan pernah berpikir untuk tinggalkan aku."

Yerin menoleh, menatap lekat manik mata setajam elang itu. "Seharusnya aku yang berkata seperti itu, mengingat betapa kurangnya aku sebagai istrimu, bahkan sifatku saja masih kekanakan."

"Sifat kekanakanmu membuat keluarga kecil ini semakin berwarna." Taehyung menyibak poni tipis milik Yerin.

Yerin tersenyum, kepalanya ia sandarkan pada dada bidang Taehyung. "Tetap seperti ini sampai kapan, pun."

Tangan Taehyung bergerak untuk mendekap tubuh istrinya. "Tentu saja, omong-omong sayang apa kau ingin membuat adik untuk Anna? Sepertinya kau membutuhkan teman untuk melawan anak itu."

"Aku ingin laki-laki yang tampan seperti dirimu," balas Yerin dengan senyuman mesumnya.

"Baiklah, tapi kita harus bekerja keras untuk mencetaknya."

Kemudian kedua bilah bibir berbeda bentuk itu saling bertemu dan melumat satu sama lain, ciuman itu semakin panas terbukti dengan keadaan Yerin yang sudah berpindah posisi menjadi berada dibawah.

"Mom, Dad, apa yang sedang kalian lakukan?"















Fin


Adegan selanjutnya Anna dimasukin lagi keperut sama Yerin

Btw req by whitebii

Ini romance,nya dapet gk sih huhu?

Taerin Diary'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang