00.04

920 97 6
                                    

Chaeyeon menangis sejadi jadinya di kamarnya. Naeun pun tidak tau apa yang terjadi pada adiknya itu.

"Chaeyeon! Kamu kenapa sih? Pulang pulang mewek kayak dikejar anjing." Tanya Naeun.

"Kakak!!!" Chaeyeon melempar sendal kesayangannya ke arah pintu.

"Apaan sih? Galak banget!" Omel Naeun.

"Kak cara bunuh diri biar ga dosa gimana yaa??" Jerit Chaeyeon.

"Eh? Kok ngomongnya gitu! Chaeyeon, kamu kenapa sih? Kamu diapain???" Naeun mencoba membuka pintu kamar Chaeyeon, namun dikunci dari dalam.

Akhirnya setelah hampir lima belas menit menunggu, Chaeyeon keluar dari kamar dan memeluk kakaknya.

"Kakak... ternyata dia ngga suka sama aku. Dia suka sama temenku!" Chaeyeon menangis dengan nada imut.

"Yaelah..." Naeun langsung mencibir.

"Huuuu kakak!" Chaeyeon memukul lengan kakaknya.

"Katanya kamu ngga suka sama dia?" Naeun bertanya balik.

"I-iya juga sih... tapi kan..." Chaeyeon mengerucutkan bibirnya.

"Yaudah, gituan doang. Gausah sampe bunuh diri." Hibur Naeun.

"Terus gimana dong? Aku ngga mau idup lagi!" Jawab Chaeyeon.

"Hadeuh nih anak... mau ke bar?" Tanya Naeun.

"Bar?" Chaeyeon menghapus air matanya.

"Iya. Kakak kalo sedih biasa kesana. Lumayan, minum berapa botol bisa ngilangin sedih." Jawab Naeun.

"Boleh deh." Chaeyeon mengangguk.

"Oke, karena baru pertama kali, jadi kakak anterin kamu ya." Naeun tersenyum.

Mereka bersiap siap menuju bar. Entah apa yang merasuki kedua gadis ini.

Sampai di bar, Naeun langsung memesan dua botol wine.

"Minum aja, ga bakal mati kok." Kata Naeun dengan santai.

Chaeyeon awalnya ragu, namun melihat kakaknya minum dengan santainya, Chaeyeon akhirnya mencoba seteguk.

"Waw." Chaeyeon menggelengkan kepalanya karena mulai pusing.

"Ah masa baru segitu udah pusing?" Ejek Naeun.

Chaeyeon meminum lagi hingga tidak sadar ia sudah menghabiskan hampir sebotol.

"Gimana? Mendingan ngga?" Tanya Naeun. Chaeyeon mengangguk.

"Iya. Rasa sedihnya ilang." Jawab Chaeyeon dengan polosnya.

"Yaudah, yuk pulang. Kapan kapan kalo sedih main aja kesini." Kata Naeun.

Belom sempat keluar dari bar, ada seorang pria tampan yang menghampiri Chaeyeon.

"Boleh minta nomor lo?" Tanya cowok itu.

"H-hah?" Chaeyeon kaget.

"Boleh ngga?" Cowok itu mengulang pertanyaannya.

"O-oh. Buat apa?" Chaeyeon bertanya balik. Naeun langsung mencubit perut Chaeyeon.

"Aduh!" Chaeyeon menjerit kesakitan.

"Lo mau nomor ade gue? Sini hape lo." Tiba tiba Naeun yang menjawab. Chaeyeon tidak bisa menghentikan kakaknya karena perutnya sakit.

Setelah memberikan nomor Chaeyeon, Naeun pun mengajak Chaeyeon pulang.

"Kakak! Kenapa sih tadi nomor aku dikasih ke dia? Kan aku ngga kenal..." omel Chaeyeon.

"Kamu tuh udah dewasa. Harus punya daya tarik mulai sekarang. Cobalah jadi bad girl, biar ngga selalu dimainin cowok." Kata Naeun.

"Maksud kakak?" Tanya Chaeyeon bingung.

"Udahlah. Nanti juga kamu bakalan ngerti." Jawab Naeun tersenyum miring.

[] [] []

Chaeyeon hampir bangun kesiangan. Kepalanya benar benar terasa berat. Ia langsung mandi dan bersiap siap menuju kampus. Tapi sebelum itu ia memuntahkan isi perutnya terlebih dahulu. Mungkin efek minum kemarin.

"Ini gara gara Eunwoo..." desis Chaeyeon kesal.

Ia memandangi dirinya di cermin. Ia merasa ucapan kakaknya ada benarnya. Mungkin ia tidak bisa jadi perempuan baik baik lagi. Ia harus jadi bad girl mulai sekarang, agar tidak akan merasa sakit hati seperti ini.

"Padahal gue ngga suka sama dia... tapi kenapa sekarang hati gue sakit? Jadi selama ini dia deketin gue, bikin banyak cewek ngebenci gue gara gara gosip itu, dan ternyata tujuannya cuma pengen nyuruh gue deketin dia ke Rose? Keterlaluan banget!" Chaeyeon menangis, tidak peduli jika make upnya luntur.

"Pokoknya gue bakalan bales dendam. Siap siap aja lo." Chaeyeon tersenyum miring menatap pantulan dirinya di cermin.

[] [] []

Note :

Wahhh Chaeyeon jadi bad girl gaes!!! Gimana dong nih??
Hahaha... pengen tau kelanjutannya? Vote dulu yaa!!

Bye...

Laz Vegaz ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang