Kamu berjalan menyusuri lorong sekolah menuju ke perpustakaan, sudah menjadi kebiasaanmu setiap kali bel istirahat berbunyi kamu akan menghabiskan waktu istirahatmu untuk berdiam diri di perpustakaan untuk membaca buku ataupun sekedar duduk diam di sana.
Kali ini tujuanmu berbeda, kamu akan menemui kekasihmu disana, kalian sudah berjanji untuk bertemu di jam istirahat dan kamu memutuskan untuk bertemu di perpustakaan.
"selamat siang, Bu." Sapamu pada petugas perpustakaan yang sudah hafal dengan jam kedatanganmu ke perpustakaan.
"siang (y/n), buku apa yang ingin kamu baca hari ini?" tanyanya ramah.
Kamu menggeleng, "aku kemari bukan untuk membaca buku."
"untuk menemui Minseok, kan?" tebaknya.
Kamu mengangguk dan tersenyum, "aku permisi menemuinya dulu." Pamitmu.
Pacarmu, Kim Minseok, merupakan siswa populer yang sangat tampan itu telah menjadi kekasihmu selama 6 bulan belakangan setelah dia tiba tiba saja menyatakan cintanya padamu di taman belakang sekolah.
"Oppa!" panggilmu ketika sudah menemukan tempat duduknya yang berada di ujung ruangan.
Minseok yang mendengar namanya dipanggil menoleh kearahmu dan tersenyum, "sudah datang, eoh?"
Kamu mengangguk dan duduk disebelahnya, "ada apa oppa memanggilku?" tanyamu langsung.
Minseok menutup buku yang ia baca dan menatapmu, "tidak ada apa apa, aku hanya merindukanmu, sudah berapa lama kita tidak bertemu?" tanyanya seraya memainkan jari jarimu.
"hmm.... sekitar 2 minggu?" jawabmu ragu.
Minseok yang merupakan siswa yang memiliki segudang prestasi itu baru saja mengikuti olimpiade matematika di Jepang, jadi mau tidak mau kamu harus bersabar untuk tidak bertemu dengannya.
"selama itu? Pantas saja aku benar benar rindu pada gadisku ini." ujar Minseok seraya mencubit pipimu.
Kamu tersenyum malu, "aku juga rindu padamu, oppa."
Kamu langsung berhambur kepelukan kekasihmu itu tanpa khawatir kalian menjadi pusat perhatian karena pada jam istirahat orang orang cenderung menghabiskan waktunya dikantin daripada di perpustakaan.
Minseok mengelus kepalamu lembut, sesekali menciumnya dan menghirup dalam dalam aroma rose dari sampo yang kamu gunakan pagi ini, aroma yang membuat Minseok kecanduan setiap kali menghirupnya.
"kamu sudah makan?" tanyanya setelah meregangkan pelukan kalian.
"aku tidak lapar." Jawabmu seraya mengambil buku yang Minseok baca tadi.
"kamu ini sulit sekali kuberitahu, kamu harus makan meskipun tidak lapar. Apa kamu lupa dengan lambungmu yang selalu kambuh setiap kali kamu telat makan? Aku sudah berjanji pada ibumu untuk menjagamu, (y/n)." Omelnya dengan kata kata yang sering sekali ia ucapkan setiap kali kamu menolak untuk makan.
"tapi aku benar benar tidak lapar, pagi ini ibuku membuatkanku sarapan dengan jumlah yang banyak sehingga perutku masih terisi penuh." Ujarmu beralasan seraya menatap wajah Minseok.
Minseok menggeleng, "itu sarapan dan sekarang waktunya makan siang, ayo kutemani kamu makan." Ajaknya seraya menarik tanganmu namun kamu bergeming dan melanjutkan bacaanmu.
"(y/n), kamu tidak mendengarku? Ayo cepat sebelum waktu istirahat berakhir."
Kamu menatap Minseok, "sudah kubilang aku tidak lapar, Oppa. Kenapa oppa selalu memaksaku?" serumu sarkas.
"dengar ini, aku tidak ingin kamu kembali dilarikan ke rumah sakit seperti hari itu karena kamu yang melewatkan jam makanmu. Aku tidak suka melihatmu berada di atas ranjang rumah sakit dengan keadaan lemah, aku tidak ingin melihatmu seperti itu lagi (y/n). Jika kamu sakit entah kenapa aku merasakan hal yang lebih sakit, aku merasa tidak bisa menjagamu dengan benar, aku merasa bukan laki laki yang dapat diandalkan." Jelas Minseok.
Kamu tertegun mendengar penjelasan Minseok, baru kali ini kamu bisa mendengar Minseok berbicara panjang lebar seperti ini tidak seperti biasanya.
Kamu meraih tangan Minseok dan menggenggamnya, "oppa, maafkan aku."
Minseok mengelus kepalamu lembut, "tidak apa apa, kamu tidak perlu meminta maaf hanya saja aku ingin kamu lebih memerhatikan kesehatanmu, (y/n). Jangan sampai kejadian yang sama terulang untuk kedua kalinya."
"sekarang ayo aku temani kamu makan, masih ada 10 menit sebelum bel masuk berbunyi."
Kamu mengangguk dan berdiri mengikuti Minseok.
"tunggu dulu, ada yang kulupakan hari ini." tahannya yang membuatmu menatapnya bingung.
"apa?" tanyamu.
Minseok mencium bibirmu sekilas dan hal itu sukses membuatmu tersentak kaget, "oppa, apa yang kamu lakukan? Kita masih berada di lingkungan sekolah." Serumu.
Minseok tersenyum dan mendekatkan bibirnya pada telingamu, "aku lupa untuk mencium kekasihku hari ini."
Kamu merasakan pipimu memanas dan memukul lengannya pelan sedangkan Minseok hanya tertawa melihatmu tersipu malu.
Kamu berjalan beriringan dengan Minseok tanpa bergandengan tangan karena kalian tidak ingin hubungan kalian ini diketahui oleh orang orang di sekolah selain Ibu penjaga perpustaan tentunya.
Tbc
I'm back dengan imagine EXO.
Gak tahu kenapa suka aja bikin imagine kayak gini dan yang jadi pembuka cerita kali ini Minseok Oppa or Xiumin.
Gimana gimana? ngefeel gak?
voted dulu yuk biar authornya makin semangat nulis cerita yang sesuai harapan kalian.
YOU ARE READING
EXO Imagine
FanfictionEXO x You Imagine you have a relationship with EXO members. [INDONESIA] Bahasa campur aduk sesuai mood.