Kamu menggeliat kecil diatas kasurmu karena alarm di atas nakasmu berbunyi. Tanganmu terulur mematikan bunyi alarm yang memekakkan telinga. Matamu sedikit terbuka untuk melihat pukul berapa sekarang. Pukul 6 pagi dan kamu memutuskan untuk bangun.
Baru saja kamu akan bangkit dari tempat tidurmu, sebuah tangan melingkar di pinggangmu dan menahanmu agar tidak bangun dari posisi tidurmu.
"Minseok ah, lepaskan tanganmu aku harus memasak sarapan untukmu." Serumu namun bukannya melepaskan tangannya Minseok malah semakin mengeratkan pelukannya di pinggangmu.
"Minseok." Ujarmu lembut berharap suamimu ini mau melepaskan tangannya namun dia bergeming.
"sayang...."
"Minseok ah."
"sebentar lagi sayang." ujar Minseok dengan suara parau khas orang bangun tidur.
"sudah pagi Minseok, jika aku tidak bergegas membuatkanmu sarapan kau akan telat nanti." Bujukmu namun suamimu itu selalu manja padamu setiap pagi hari, dia akan selalu menempel padamu.
"tidak usah memasak sarapan, pagi ini aku akan memakanmu saja." Jawabnya seraya mengecup lehermu yang membuatmu merinding.
Kamu bangun dengan paksa membuat pemilik tangan yang memeluk pinggangmu itu ikut terbangun, "jangan macam macam Tuan Kim, apa semalam kurang?" serumu seraya menguncir rambutmu asal.
"sangat kurang." Jawab Minseok sembari menyandarkan tubuhnya pada headboard ranjang.
Kamu tersenyum tipis, "cepatlah mandi dan bersiap atau kau akan terlambat ke kantor. Kau bilang hari ini kau harus menghadiri meeting." Ujarmu.
"kau mandi saja dahulu, jika sudah bangunkan aku." Ujar Minseok seraya kembali masuk ke dalam selimut.
Kamu menggeleng gelengkan kepala, suamimu ini sangat susah jika disuruh mandi pagi semenjak dia menikah denganmu. Alasannya banyak, dinginlah, masih mengantuklah, dan banyak lagi.
"awas saja jika kau sulit kubangunkan nanti." Ujarmu seraya masuk ke dalam kamar mandi.
15 menit kamu membersihkan tubuhmu, kamu keluar dari kamar mandi dan melihat suamimu itu masih menutup mata di balik selimutnya, kamu menghampirinya dan duduk di sisi kasur.
"sayang, bangun dan bersiaplah. Aku akan memasak sarapan dulu." Ujarmu sembari mengelus rambut hitam suamimu.
Terdengar lengguhan kecil darinya, matanya menatapmu. Dengan malas Minseok bangkit dan kembali menyandarkan tubuhnya di headboard ranjang, mengucek matanya layaknya seorang anak kecil yang akan di bangunkan untuk sekolah.
"cepat mandi, aku sudah menyiapkan airnya untukmu." Ujarmu.
"morning kiss."
"tidak ada morning kiss untuk orang yang sulit disuruh mandi. Cepat bersihkan dirimu sementara aku memasak sarapan dahulu." Kamu beranjak dari kasur dan pergi keluar kamar meninggalkan Minseok yang kini tengah mendumel tidak jelas.
Pagi ini kamu membuat pancake dan waffle. Minseok memang menyukai makanan manis di pagi hari, menurutnya makanan manis di pagi hari akan membuatnya bersemangat menjalani hari.
Sebuah tangan melingkar di pinggangmu dan memelukmu dari belakang membuatmu sedikit tersentak.
"wangi sekali, apa sudah siap?" tanya Minseok sembari menaruh dagunya di bahumu.
"sebentar lagi, duduklah aku sudah membuatkan susu untukmu." Jawabmu.
Minseok membalikkan tubuhmu menjadi menghadapnya, matanya menatapmu dalam. Tangannya menarik dagumu dan mencium bibirmu lembut. Kamu tidak menolaknya, toh dia suamimu ini.
"kau ini!" serumu seraya memukul pelan lengannya.
"suruh siapa tidak memberiku kecupan pagi." Ujarnya seraya tersenyum.
"ya sudah, duduklah makanannya sudah matang." Perintahmu seraya mengambil piring sementara Minseok duduk dan meminum susu hangat buatanmu. Minseok memang lebih suka meminum susu di pagi hari ketimbang kopi.
"jjang, silahkan dimakan." Serumu sembari menyimpan piring berisi waffle dan pancake di atas meja makan.
"wah, daebak masakan istriku memang juara." Seru Minseok, kamu tersenyum dan ikut menyantap sarapan bersamanya.
"Minseok ah, hmm menurutmu apa perlu kita melakukan bulan madu seperti orang orang?" Tanyamu disela sela makan pagimu.
"Kau ingin melakukan bulan madu? Tentu kita harus melakukannya tapi kemana kau ingin melakukannya?"
"Bagaimana dengan Spanyol? Terdengar keren." Celetukmu.
"Spanyol? Apa tidak terlalu jauh? Kau akan lelah nanti, sayang." Balasnya sembari menatapmu.
"Tidak masalah lagipula semakin jauh kita pergi semakin lama pula waktu liburmu dan aku bisa terus seharian bersamamu." Ujarmu sembari melempar senyum padanya.
Minseok ikut tersenyum dan mencubit gemas hidungmu, "Bilang saja kau ingin aku temani seharian."
"Kau saja yang tidak peka."
"Haha baiklah selesaikan sarapanmu sebelum aku berangkat." Ujarnya yang langsung kamu angguki.
5 menit kemudian....
"aku berangkat ya sayang, jaga dirimu, telepon aku jika kau membutuhkan sesuatu." Ujar Minseok ketika kalian selesai sarapan.
Kamu mengangguk dan membenarkan dasi milik Minseok, "jaga dirimu jangan sampai kau kelelahan."
Minseok menciup keningmu, "sudah ya aku berangkat." Ujarnya seraya mengelus rambutmu.
"semangat daddy!" serumu.
Minseok tertawa dan mengacak acak rambutmu, "dasar, kau membuatku tidak ingin meninggalkanmu. Aku mencintaimu." Ujarnya seraya mengecup sekilas bibirmu sebelum akhirnya pergi.
Kamu tersenyum dan membereskan bekas makan kalian berdua. Minseok memang tidak seromantis pasangan lainnya namun sikap manisnya selalu membuatmu semakin mencintainya.
YOU ARE READING
EXO Imagine
FanficEXO x You Imagine you have a relationship with EXO members. [INDONESIA] Bahasa campur aduk sesuai mood.