Seorang gadis cantik tampak memperhatikan arloji yang terpasang di tangan kirinya. Sudah dua jam dia menunggu di sebuah kafe yang berada di sekitar sungai Han.
Hari ini dia rencananya akan bertemu dengan kekasihnya namun prianya itu tampak tak kunjung datang."Jika 15 menit lagi dia tidak juga datang, aku pulang." Geramnya lalu menyeruput vanilla latte miliknya yang tersisa setengahnya.
Dia kembali menghubungi kekasihnya namun semuanya masih sama, hanya terdengar nomor operator yang mengatakan jika nomor yang dia hubungi tengah sibuk.
Dua jam bukanlah waktu yang sebentar untuk menunggu, dia bahkan sudah menghabiskan satu box macaron dengan perasaan kesal. Wanita mana yang tidak marah saat menunggu seseorang selama itu?
"Dia ini kemana? Apa dia lupa?" Gerutunya lalu menyimpan ponselnya dengan kasar keatas meja sehingga membuat beberapa pengunjung melihatnya.
Bersamaan dengan itu, pesanan seporsi pasta datang ke mejanya. Menunggu itu membuat lapar, apalagi saat kesal. Dia langsung melahap makanannya tanpa peduli dengan program diet yang sedang dia jalani beberapa bulan ini.
Lagi dan lagi, dia melirik arlojinya. Sudah pukul setengah sepuluh malam, untunglah kafe itu buka selama 24 jam. Setelah dirasa kenyang dia mengeluarkan selembar uang dan menyelipkannya di bawah piring lalu dia memutuskan untuk pulang.
Baru saja dia membuka pintu kafe, wajahnya dengan mulus menabrak dada seseorang. Dia lantas mengadah menatap sang empu pemilik dada tersebut.
Setelah tahu siapa yang dia tabrak, dia lantas kembali berjalan tanpa mengucapkan kata maaf. Dirinya sudah terlanjur kesal."Yn."
Seolah tuli, gadis itu tetap berjalan ke arah halte bus yang tak jauh dari tempatnya saat ini. Padahal dia tahu betul, jam operasional bus sudah tak ada lagi selarut ini.
Gadis bernama lengkap Lee Yn itu mau tak mau harus memutar badannya saat tangannya ditarik. Dia menatap tajam pria yang kini menggenggam kuat tangannya.
"Kau tak mendengarkanku?" Tanyanya dengan nada datar.
"Untuk apa kau kemari? Ini sudah lewat, aku akan pulang." Ketusnya sembari menghempas tangan yang mengecekalnya namun genggaman itu sangat kuat.
"Jangan kekanak-kanakan!"
"Kekanak-kanakan? Menunggu dua jam kau bilang kekanak-kanakan?" Seru gadis Lee ini.
"Baiklah maafkan aku, aku yang salah."
"Kau memang salah, Kyung."
Do Kyungsoo, kekasihnya yang tega membiarkannya menunggu lama. Entah darimana dia, yang jelas sekarang gadisnya itu tampak sangat marah.
"Sekarang ikut aku." Titahnya lalu menarik tangan kekasihnya.
"Tak mau! Aku akan pulang." Bantahnya.
"Ikut saja, eomeonim ingin bertemu denganmu." Ujarnya lalu membuka pintu mobil untuk mempersilahkan gadis itu masuk.
"Eomeonim? Selarut ini?"
"Iya, cepat masuk."
Gadis itu segera mengikuti keinginan kekasihnya dengan setengah hati. Jika saja bukan karena ibu dari Kyungsoo ingin menemuinya dia tak akan ikut seperti ini.
Diperjalanan terasa sangat hening, hal ini sudah biasa bagi Yn karena kekasihnya memang jarang berbicara. Dia kadang kali merasa tak punya kekasih namun dia tak mempermasalahkannya karena dia tahu betul bagaimana sifat dari pria pinguinnya.
"Maaf."
Yn menoleh pada Kyungsoo saat pria itu mulai bersuara. Dia tampak fokus pada jalanan tanpa menoleh ke arah gadisnya tersebut.
"Maaf membuatmu menunggu lama." Lanjutnya.
Yn kembali memperhatikan jalanan lewat jendela mobil, "yah aku tahu kau kan pria sibuk."
"Bukan seperti itu, hari ini abeoji baru saja pulang dari Busan dan aku harus menjemputnya di halte bus." Jelas Kyungsoo.
"Kenapa tak mengabariku? Jika tahu aku akan pulang sana dan kau tak perlu lelah lelah menemuiku." Ujar Yn yang kini mulai menatap Kyungsoo.
"Kita jarang memiliki waktu untuk bertemu, Yn ah. Aku juga tak tega menolak permintaanmu saat ingin bertemu, nada suaramu seolah olah sangat merindukanku." Ujarnya dengan kekehan kecil di akhir.
"Percaya diri sekali." Kekeh Yn.
"Akui saja."
"Tidak."
"Bohong!"
"Tidak- tidak salah lagi." Yn tersenyum lembut pada Kyungsoo yang membuat pria bulat itu ikut tersenyum.
"Akhir pekan ini aku libur, ingin berkencan?" Tawar Kyungsoo.
Yn mengerjapkan matanya berkali kali, ini seolah bukan kekasihnya, "kau tidak demam kan? Sejak kapan kau menawari diri untuk berkencan?"
Kyungsoo berdecak, "yasudah jika tidak mau."
Penuturan pria bulat itu membuat bibir Yn maju beberapa centi, "Bukan itu maksudku."
Kyungsoo mengusap gemas rambut Yn, "Aku bercanda, jadi ingin kemana?"
"Ke pantai? Atau ke bukit? Sepertinya melakukan piknik tak ada salahnya." Jawab Yn.
"Baiklah, kita ke bukit saja, pantai terlalu panas nanti kau gosong seperti Jongin." Celetuknya.
...
"Eomeoni." Seru Yn saat dia baru saja sampai ke rumah milik keluarga Do itu.
"Astaga Yn, sudah lama sekali kita tidak bertemu, apa kabarmu, sayang?" Ujar Ibu Kyungsoo sembari memeluk Yn.
"Baik, sangat baik. Bagaimana dengan eomeoni?"
"Terasa jauh lebih baik saat bertemu denganmu." Jawabnya lengkap dengan senyuman.
"Bagus sekali, buang saja anakmu." Sahut Kyungsoo yang sedari tadi hanya menjadi obat nyamuk.
"Haih jangan cemburu seperti itu nanti kepalamu semakin botak." Celetuk Ibu Kyungsoo yang membuat Yn tak tahan menahan tawanya.
"Eomeoni, kepalaku botak karena dicukur!" Seru Kyungsoo.
"Aduh sudah sudah, ayo masuk, udaranya dingin."
Mereka bertiga lalu masuk ke dalam, saat masuk Yn langsung membulatkan mata terkejut. Ruang tamunya itu penuh dengan berbagai macam benda, bisa dibilang berantakan.
"Berantakan sekali." Gumam Kyungsoo.
"Ini semua oleh oleh yang dibawakan oleh abeoji Kyungsoo. Pilihlah sesukamu, sayang." Ujar Ibu.
Yn menoleh, "eh?"
"Ambillah sebanyak yang kau mau, abeoji sengaja membawa banyak buah tangan untuk calon menantu nya ini." Ujar beliau membuat pipi Yn merona.
"Abeoji dimana?" Tanya Kyungsoo.
"Sedang istirahat, Kyungsoo bantu pilihkan ya? Eomeoni akan ke atas dulu." Jawabnya.
"Oh iya, jika terlalu malam menginaplah disini, kamar tamunya sudah dibersihkan." Lanjutnya lalu pergi.
"Terima kasih, eomeoni." Sahut Yn.
"Ayo ambil apa yang kau mau, aku harus membereskan tempat ini." Ujar Kyungsoo lalu meraih sebuah bungkusan.
"Aku tak enak pada abeoji, besok saja ya?" Ujar Yn.
"Ya sudah terserah, sekarang bantu aku membereskan ini, bagaimana?" Ujar Kyungsoo.
Yn mengangguk dan ikut membereskan barang barangnya. Mereka membereskan semuanya sembari bercanda dan tak sadar akhirnya mereka tertidur di sofa.
YOU ARE READING
EXO Imagine
أدب الهواةEXO x You Imagine you have a relationship with EXO members. [INDONESIA] Bahasa campur aduk sesuai mood.