✨Versi ramadhan✨
"Jong, jangan bikin marah deh astaga."
Yang diomeli malah terkekeh tak bersalah.Dia justru merangkul bahumu, "jangan marah dong, nanti puasanya batal."
Kamu diam tak menanggapi. Sore ini kamu berniat jalan jalan selagi menunggu waktu magrib, istilahnya sih ngabuburit. Tapi, lelaki itu sedari tadi cukup membuatmu menahan emosi dengan segala tingkah ajaibnya.
"Jangan cemberut, tuh bibir minta banget dicium apa?" Celetuk Jongin.
"Astaghfirullah puasa!" Serumu.
Memang, menjalin hubungan dengan Jongin butuh banyak kesabaran. Bibirnya itu kadang menyeletuk yang tidak-tidak atau bahkan pikirannya yang kadang kali kemana mana.
"Aku pengen wedang jahe masa." Ujar Jongin.
"Ngidam kamu?" Cerocosmu.
"Iya kayaknya, aduh dedek sabar ya bentar lagi magrib kok." Ujarnya seraya mengusap usap perutnya.
Kamu hanya memandang Jongin datar, sudah biasa dengan kelakuan aneh bin nyelenehnya. Bisa bisa nya kamu menjadi kekasihnya padahal kamu tahu betul bagaimana sifatnya itu.
"Cepet ah, nanti penuh."
Kamu menarik tangannya agar lebih cepat berjalan. Niatnya kamu akan mengunjungi bazzar ramadhan di taman kompleks dekat rumahmu. Lumayan menghemat ongkos dan juga sekalian kamu berolahraga sore. Setiap Ramadhan taman kompleks itu pasti akan penuh dengan berbagai sajian khas Ramadhan dan tentu kamu tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini.
"Penuh banget." Keluh Jongin sesaat setelah kalian menginjakkan kaki di taman tersebut.
"Kamu sih lama, malah main sepeda sama Kak ceye segala." Serumu.
"Mumpung kakak kamu ada di rumah, lagian sebentar doang kok, biar keringetan." Alasannya.
"Terserah deh, ayo ah pengen cheese tea."
Kamu menarik tangan Jongin mendekat ke stand penjual minuman yang cukup penuh.
"Kamu mau ini atau wedang jahe?" Tawarmu.
"Bubble tea ajalah, mana ada yang jualan wedang jahe disini." Jawab Jongin.
"Lagian aneh aneh, untung gak ngidam seblak." Celetukmu.
"Wah boleh tuh, ada yang jual gak?" Ujar Jongin seraya celingak-celinguk mencari sesuatu yang kamu maksud.
"Heh gak boleh! Makan nasi, bunda udah masak banyak tadi!" Sanggahmu.
"Yaudah iya, nurut sama istri." Ujarnya.
"Istri palamu." Ketusmu.
Jongin tertawa, dia lalu menatap kerumunan orang yang masih mengantri, ide jahil terlintas dibenaknya, "permisi, istri saya lagi ngidam, boleh duluan gak?"
Kamu membulatkan mata mendengar penuturan kekasihmu itu. Di luar dugaan, kerumunan itu memperbolehkan Jongin memesan lebih dulu. Astaga.
"Terimakasih." Setelah mengatakan itu Jongin lantas menyebutkan pesanan kalian berdua.
"Hamil muda, ya? Masih muda banget istrinya, pak." Ujar salah satu pembeli disana.
Jongin tersenyum, "baru sekitar dua bulanan, maklum kami baru menikah."
"Wah, sehat sehat ya ibu dan bayinya."
Kamu hanya menghela nafas dan menyembunyikan wajahmu di bahu Jongin. Ada ada saja memang pria itu. Ingin sekali kamu mencakar wajahnya yang seenak jidat berbicara seperti itu.
YOU ARE READING
EXO Imagine
Fiksi PenggemarEXO x You Imagine you have a relationship with EXO members. [INDONESIA] Bahasa campur aduk sesuai mood.