"Mungkin seseorang yang memandang orang lain lemah belum merasakan bagaimana ia berjuang untuk hidup" -Adel.
____________________________________
Author
Pagi hari ini udara nya sangat sejuk di komplek PDX,Adel yang sedang sibuk menyiram tanaman kesayangannya pun lebih semangat.
Di temani Cira yang sedang bermain dengan mainan tulang nya.
Ada beberapa tetangga juga yang sedang menyiram tanaman atau pun membersihkan teras.
Tak lebih tetangga depannya,Adhitama Revan Kalandra. Dia sedang memandikan anjing kesayangan nya,Hunter.
"Mas itu si Hunter gak kedinginan di mandiin pagi-pagi buta kayak gini?". Tanya Adel,dia dari tadi melihat gerak-gerik Hunter yang seperti kedinginan,jika memang kedinginan beneran ya maklum. Sekarang baru pukul 6 pagi.
"Dia kuat sama air dingin Del,mau air atau udaranya yang dingin pun dia kuat". Jawab Evan.
"Wih hebat banget,kalah anjing aku yang Malamute sama Hunter. Pagi-pagi nyentuh air dingin aja udah goodbye". Ujar Adel dengan kekehannya.
"Ya namanya juga malamute,dia pasti tahan dingin. Tapi ya walaupun sama jenis tapi sifat mereka masih bisa berbeda kok Del". Jelas Evan.
"Papiiii". Teriak Aldo dari dalam rumah.
"Gak usar teriak buntelannnn,masih pagi ini looo". Ujar Evan.
"Hehe maaf-eh ada kak Adel juga,pagi Kak!".
Oke sepertinya bucin akan kelucuan Aldo sudah semakin menambah di diri Adel.
"Pagi juga Do!".
"Kenapa teriak-teriak?". Tanya Evan yang sedang mengeringkan Hunter.
"Gak,cuma ngecek papi ada di rumah atau enggak".
Bisa di liat wajah Evan langsung berubah menjadi datar.
"Untung anak,untung anak". Bisik Evan.
Adel tertawa melihatnya,heran dengan kelakuan ayah dan anak ini.
Adel menyudahi acara siram menyiram nya,lalu memasukkan Cira ke kandang yang ada di teras.
"Dodo mau ikut kakak beli bubur gak?". Tanya Adel.
"Mau!mau!". Jawab semangat Aldo.
"Izin sama papi mu dulu". Ujar Adel.
"Piiiii,Dodo ikut kak Adel ya beli bubur!".
"Yaudah sana,jangan repotin kak Adel loh,nih sekalian beliin buat papi". Ujar sang papi sambil memberi uang 50.000
"Dodo enggak gitu?".
"Yaitu sekalian jugaaaaa".
Aldo terkekeh lalu menghampiri Adel.
"Pinjem dulu mas anaknya". Seru Adel yang mendapatkan acungan jempol oleh Evan.
Diperjalanan menuju tukang bubur ayam depan komplek, Aldo tak berhenti berucap. Mulai menceritakan tentang sekolahnya,tentang tugas yang menurutnya sangat susah yang pernah gurunya kasih, sampai papi nya yang masih suka diam-diam mengambil cemilannya. Adel pun tak berhenti ketawa mendengarnya.
Sampai Aldo berbicara suatu hal membuat Adel tak tahan ingin memeluknya.
"Dodo cuma kangen mami".
KAMU SEDANG MEMBACA
Buna
Fanfiction❝𝐴𝑘𝑢 𝑝𝑎𝑛𝑔𝑔𝑖𝑙 𝑏𝑢𝑛𝑎 𝑏𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑘𝑎𝑛?❞ ❝𝐾𝑎𝑚𝑢 𝑚𝑎𝑢 𝑘𝑎𝑛 𝑗𝑎𝑑𝑖 𝐵𝑢𝑛𝑎 𝑛𝑦𝑎 𝑎𝑛𝑎𝑘 𝑎𝑘𝑢❞ ❝𝑀𝑎𝑢 𝑏𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ 𝑎𝑗𝑎 𝑗𝑎𝑑𝑖 𝑙𝑢𝑚𝑝𝑢𝑟 𝑙𝑎𝑝𝑖𝑛𝑑𝑜 :')❞ 𝐾𝑖𝑠𝑎ℎ 𝐸𝑣𝑎𝑛 𝑠𝑖 𝑏𝑢𝑐𝑖𝑛 𝑏𝑢𝑛𝑎 𝑡𝑎𝑝𝑖 𝑏𝑢𝑛...