13-Perjodohan (lagi)

10.1K 614 31
                                    

Sesuatu yang dipaksakan itu memang tidak baik termasuk masalah perasaan
.
Happy reading☺🙏


.

Zahra mengecek hp nya tidak ada pesan dari siapapun kecuali group chat yang ramai membicarakan masalah vacation bareng, Zahra tak minat membahasnya pasti ujung-ujungnya gak jadi alias cuman wacana. Karena kejadian itu memang sering terjadi

Ia menjatuhkan badannya diatas kasur sambil menatap langit-langit kamarnya. Kenapa hatinya seolah berkata Arfan dimana, semalam ia merasa bersalah karena memang selalu merepotkan Arfan. Hatinya seolah bertanya

Kenapa kak Arfan gak lagi ngirim gue pesan salam? Heh seharusnya gue seneng dong.. tapi kok malah serasa ada yang ilang sih

Zahra mendesis pelan,ada yang salah dengan hatinya, ya salah kenapa Arfan harus ada dalam hidupnya, batin Zahra. Ia kemudian beranjak dari kasurnya dan menuju kamar Meika, ia merindukannya. Setelah mengetuk pintu suara lembut Meika mempersilakan Zahra untuk masuk, tanpa segan Zahra pun masuk. Disana ada Meika dan Hardanies yang sedang menikmati udara pagi yang asri

"Zahra ganggu gak bun,yah?"

"Nggak lah.. sini masuk mau ikutan nggak?" Ucap Hardanies

"Zahra sempet kesel sama Ayah juga Bunda. Kalian kenapa sih gak ada waktu banget buat Zahra. Selalu ke Jakarta emangnya ada apa disana?" Ucap Zahra mengeluarkan unek-uneknya, Meika membelai lembut puncak kepala Zahra yang terbaluti hijab instant

"Kami juga kesel waktu kamu gak ikut sama Aditya jemput kami dari Jakarta" Meika mengikuti gaya bicara Zahra dengan nada kesalnya

"Ya kan Zahra lagi kesel Bundaaa"

Detik selanjutnya mereka tertawa bersamaan, Zahra menatap wajah Meika dan Hardanies secara bergantian ia bersyukur masih memiliki kedua orangtua yang lengkap. Melihat Meika dan Hardanies yang tertawa membuat Zahra terharu, ia berdo'a dalam diam, meminta agar umur kedua orangtuanya berkah dan bisa melihat Zahra sukses,bisa menjadi saksi Zahra menggunakan pakaian wisuda dan mendapatkan gelar Dokter, ia ingin bunda dan ayahnya hidup rukun tidak ada cek cok berarti.

"Pada ngapain sih ini, anak satu lagi nih masa gak dianggap?" Ucap Aditya yang tiba-tiba datang tanpa diundang

"Kapan nikah? Pengen punya cucu nih" ucap Hardanies yang memberi kode pada Aditya

"Ya sabar atuh yah, ini lagi proses"

"Proses apa?"

"Proses PLTA " jawab Aditya sangat percaya diri

"Ehhh ini mah kumaha sih ditanya kapan nikah malah jawab PLTA" semprot Zahra

"PLTA tuh kepanjangan dari Pendekatan Lewat TA'arufan" mereka langsung tertawa setelah mendengar ungkapan Aditya. Memang, Aditya ini satu-satunya anggota kekuarga terhumoris, tidak ada keturunan humoris dari orangtua ataupun keluarga orangtua mereka. Sepertinya faktor lingkungan. Memang benar faktor lingkungan itu sangat berpengaruh pada setiap manusia. Untuk itu kita harus pilih-pilih dalam bergaul, bukannya sombong tapi ini juga untuk ketaatan kita agar tetap istiqomah dalam kebaikan

Sambil berbincang-bincang ringan dan menikmati teh hangat dibalkon kamar Meika dan Hardanies, hp Zahrs terus bergetar yang disimpan diatas meja. Zahra mengabaikannya karena itu pasti dari groupchat

Sujud Terakhirku [OPEN PO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang