Sebelum kita bertawakkal maka kita harus berikhtiar dulu
.
Happy reading☺
"Ya kalo saya jawab ya kenapa terus kalo saya jawab tidak juga kenapa?"
"Ya kalo kak Arfan jawab ya-.."
"Kak Arfan,teh Zahra ayo mereka sudah datang" Arfan berlalu mengikuti langkah Hana ke ruang tamu sedangkan Zahra masih mematung melihat punggung Arfan yang pergi.
"Ih sebel banget sih. Cowok aneh!"
Arfan dan Zahra mencium punggung tangan Meika dan Hardanies,kemudian Arfan menmpersilakan mereka untuk duduk dan menunggu kedatangan Fatimah dan Asya yang sedang bersiap di kamarnya. Zahra menatap wajah kedua orangtuanya, wajah mereka nampak berseri,dan sangat berbeda dari biasanya. Senyum tulus selalu menghiasi,apalagi Hardanies,Ayah Zahra
"Ayah kenapa dari tadi senyum terus?" Tanya Zahra seraya berbisik
"Hari ini ayah bahagia liat kamu"
"Kenapa?" Belum sempat Hardanies menjawab kedua orangtua Arfan sudah tiba. Reina langsung memeluk Fatimah walaupun ini bukan kali pertama mereka bertemu setelah lulus SMA. Fatimah mengajak semuanya untuk makan terlebih dahulu kemudian mengutarakan tujuan inti dari pertemuan dua keluarga ini. Mereka menikmati hidangan yang disajikan, obrolan obrolan kecil-pun terjadi
"Sekarang kamu kelas berapa ra?" Tanya Asya
"Baru kelas 12 bi," jawab Zahra seadanya sambil tersenyum kaku
"Kalo kamu dit,?"
"Oh saya,insya allah wisuda tahun ini om. Mohon do-'..."
"Bukan itu.. maksudnya kapan kamu nikah" Aditya menghentikan aksi mengunyahnya, ia langsung menelan nasinya tanpa ekspresi. Zahra menyenggol pelan lengan Aditya berusaha mengembalikan kesadarannya. Aditya pun tersenyum. Miris melihat dirinya sendiri yang selalu disindir kapan nikah,
"Lagi proses PLT-aw.." Aditya mengalihkan fokusnya pada kaki yang baru saja diinjak kesal oleh Zahra. Ia menatap wajah Zahra dengan ekspresi kesal, namun Zahra hanya menampilkan wajah datarnya seolah tidak tahu apa yang barusan terjadi
"Sakit tau"lirih Aditya
"Heh,jangan bawa bawa teori gak jelas lo itu disini. Jawab aja belum punya apa susahnya sih" jawab Zahra sambil meminum air
"Kenapa dit?" Tegur Fatimah
"Eum... iya maksudnya masih proses mencari yang tepat" jawab Aditya sambil tersenyum kikuk. Acara makan pun kembali berlangsung. Zahra menatap wajah Arfan yang tanpa ekspresi itu, wajahnya memang tampan,tapi sikapnya tidak yang Zahra liat dari luar. Dia sangat dingin,sampai kapanpun Zahra tidak tau apakah ia bisa melihat sisi lembut dari sosok Arfan?. Astaghfirullah Zahraaaa udah stop nanti malah mikir yang nggak-nggak hush!
💫💫💫
Setelah makan Arfan berjalan menuju kamarnya,ia belum meminum obat setelah makannya. Setelah ia cari di laci ternyata disana tidak ada. Dan baru saja ingat bahwa terakhir ia makan obat di meja makan. Arfan pun kembali ke dapur. Dengan langkah lesu ia melihat kedua orangtuanya dari arah ruang tamu memberikan kode pada Arfan untuk segera ikut berbincang dengan mereka. Lantas Arfan membalasnya dengan anggukan lemas. Badannya ini memang tidak terlalu demam hanya saja ia merasa lesu dan lemas,ingin istirahat. Arfan melihat bungkusan diatas meja makan, itu memang obatnya, namun tangannya kalah cepat dengan Zahra yang tiba-tiba merebutnya. Untung saja Arfan belum sempat menyentuhnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Sujud Terakhirku [OPEN PO]
SpiritualNoted: [Kalau ada yang mau pesan novel Sujud terakhirku, kalian boleh hubungi aku, ya! Boleh DM di wattpad atau Instagram. Terima kasih❤❤] Apa yang akan kamu lakukan ketika orangtua mu menjodohkan mu dengan lelaki Tampan,cerdas,paham ilmu agama, dan...